Kita jalan berdua, bergandengan tangan
Tapi tak jadian
Kita nonton berduaan, dan makan malam
Tetep tak jadian
Ini nasib, yang mengenaskan
Harus terjadi, lagi...
Bukan mau su'udzon
Tapi orang bilang itu friendzone...
Malam telfon telfonan, hingga pagi datang
Tetep tak jadian
Sudah banyak perhatian, juga kesempatan
Masih tak jadian
Tidakkah cukup yang engkau lihat
Pertemanan ini sungguh berat
Tidakkah indah bila kita bersama
Tapi tidak di mimpi saja
Tidakkah cukup yang engkau lihat
Pertemanan ini sungguh berat
Tidakkah indah bila kita bersama
Tapi tidak di mimpi saja
Pinginnya yang beneran aja
Ini nasib, yang mengenaskan
Harus terjadi lagi
Bukan mau su'udzon
Tapi orang bilang itu friendzone
🎵🎶
~Friendzone -Budi Doremi~____________________________________________
Farrell sedang duduk sendirian di dalam kamarnya. Kedua telinganya ia sempal dengan earphone. Lagu "Friendzone" yang dibawakan oleh Budi Doremi mengalun di kedua telinganya.
"Hah, gue bego banget." Cibirnya pelan untuk dirinya sendiri.
Ia membuka ponselnya. Lagi, yang ia lihat adalah wajah gadis itu. Ia sengaja menggunakan wallpaper fotonya berdua dengan Kyla saat mereka jalan-jalan saat masih duduk di kelas tiga SMA.
"Bisa-bisanya gue yang selalu ada didekat dia, ga bisa milikin hati dia." Ucapnya lagi dengan lirih.
Ia lalu membuka galeri foto di ponselnya. Melihat-lihat kenangan yang tercipta sejak kurang lebih sebilan belas tahun lamanya. Ya, mereka sudah berteman sejak masing-masing masih dalam gendongan Mama serta Bundanya.
Brakkk!
Pintu kamarnya terbuka tanpa diketuk dahulu.
"Woy Wassapp Farrell bego...." Teriak gadis yang kini tanpa izin langsung duduk di sebelahnya.
"Lagi liatin apa?" tanyanya lalu melihat layar ponsel cowok yang ada di sebelahnya itu."Hahaha! Muka gue bulet banget!" Tawanya pecah saat melihat fotonya yang sedang duduk berdua dengan Farrell di ayunan yang ada di rumahnya. Foto itu diambil sekitar lima belas tahun yang lalu, disaat mereka berumur empat tahunan.
"Muka lo juga bulet banget Rell, ih lucu banget,"
"...btw gue udah gak nyimpen foto ini lagi loh, kirimin dong Rell.""Hahaha. Tega banget sih lo udah gak nyimpen foto ini lagi. Kenangannya banyak loh."
"Yahh, data-data di hp gue kan pernah hilang, ya jadi gitu. Untungnya lo masih nyimpen Rell."
"Idihh, lebay amat, di flashdisk Mama juga masih lengkap semua kok."
"Oh ya? Nanti kirimin gue ya!"
"Siap Buk bos!"
"Btw lo lagi dengerin apaan sihh?" Ucapnya lagi lalu menarik sebelah earphone yang dipakai oleh sahabatnya itu.
"Hmm, lagunya enak." Gumamnya sambil mendengarkan lagu yang mengalun lembut di telinganya. Ia lalu menyandarkan kepalanya di bahu Farrell.
Hal yang sudah biasa ia lakukan. Tetapi kali ini membuat jatung Farrell seakan tak bekerja dengan semestinya.
"Haha, lagu ini mirip kisah lo sama gue Rell." Celetuknya sambil perlahan memejamkan matanya.
Mata Farrell seketika melebar mendengar penuturannya. Lalu sedetik kemudian ia tersenyum.
"Kayaknya sampai kapanpun gue sama lo gabakalan bisa berubah menjadi kita." Batinnya lirih."Rell." Panggilnya pelan.
"Bagi lo pertemanan ini berat ya?"
Farrell terkesiap mendengar pertanyaan yang tak pernah ia sangka-sangka kini terlontar dari bibir gadis itu.
"..."
"Rell?" Panggilnya lagi lalu bangkit dan melihat cowok di sebelahnya.
Kedua mata cowok itu terpejam. Gadis itu terkekeh pelan lalu membuka earphone yang menempel di telinganya dan di telinga cowok itu. Setelahnya ia mematikan lagu diponsel sahabatnya itu, dan meletakkannya di nakas sebelah tempat tidurnya.
"Bisa-bisanya gue suka sama Faras, sedangkan gue udah punya sahabat cowok yang mungkin juga suka sama gue,"
"...gue bego banget." Lirihnya pelan yang masih bisa didengar oleh Farrell.Gadis itu lalu keluar dari kamar Farrell dan menutup pintunya pelan.
Dirasa gadis itu sudah sepenuhnya pergi, Farrell langsung membuka matanya. Ia kaget. Sangat-sangat kaget. Tadinya ia hanya pura-pura tidur agar ia tak perlu menjawab pertanyaan Kyla, tetapi ia malah mendengar penuturan Kyla yang tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.
"Bisa-bisanya gue suka sama Faras, sedangkan gue udah punya sahabat cowok yang mungkin juga suka sama gue,"
"...gue bego banget."Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya.
Banyak sekali asumsi yang kini berputar-putar di dalam otaknya. Namun semuanya ia tepis, karena apa? Karena sampai kapanpun mereka hanya sebagai sahabat yang tak akan mungkin bisa lebih dari itu. Ya, mereka terjebak dalam zona teman atau yang sering orang sebut Friendzone.****
TBC🌻
Hehe, btw makasih buat yang udah baca, and jangan lupa bantu votenya kaka💙

KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu
ChickLitUntukku dan untukmu Kita mungkin satu Tetapi mungkin tak bisa menyatu Kau candu Kau juga rindu Tapi apa yang terjadi setelah itu Kita hanya berakhir di sebatas temu Yang berujung sendu.