Pagi ini cuaca terlihat mendung, awan-awan berwarna pekat menyelimuti hampir seluruh permukaan langit.
Kyla si pemalas semakin malas bangun dibuat cuaca seperti ini.
Seperti biasa, mamanya melakukan ritual pemanggilan anak semata wayangnya yang susah bangun itu.
"Bun, Kyla lagi males jalan sendiri, tolong bilangin Farrell suruh jemput dong Bun." Pintanya sambil memakan nasi goreng buatan Bundanya itu, yakali buatan dia, dianya aja baru bangun:v.
"Kamu itu kebiasaan deh,"
",,,Males banget jadi orang." Cibir Bunda, tetapi beliau tetap saja mengambil ponselnya untuk menelepon Farrell."..."
Tutt
"Gimana Bun? Farrellnya jam berapa ntar ke sini?"
"Katanya Farrell lagi ada urusan mendadak, jadi gabisa."
"Yaudah kamu pergi sendiri aja, cepetan gih, keburu hujan ntar." Dumel Bundanya lagi sambil membereskan meja makan, sekalian berniat untuk segera mengusir Kyla. Kalau tidak, bisa telat terus tuh anak.
"Hmm oke dehh, Kyla berangkat dulu yah Bunda.... Assalamualaikum."
"Wa'alaikummussalam, hati-hati di jalan ya."
****
Sepanjang perjalanan, Kyla tak henti-hentinya mendumel kesal.
Bagaimana tidak, tadi Farrell bilang dia ada urusan mendadak, tapi nyatanya snap WhatsApp nya yang sekitar dua menitan yang lalu menandakan bahwa cowok itu masih berasa di kantin kampus.
Kyla sempat me-reply snapnya itu, namun apa? Hanya diread!
"Kampret banget memang tu orang." Batinnya kesal.
Sesampainya di kampus, ia tidak langsung ke kelasnya, tapi ia langsung ke kantin.
Dengan gemuruh amarah, ia mendatangi meja tempat Farrell dan 3 teman-teman tengilnya berkumpul.
"Lo bohongin Bunda ya?!" Tuduhnya sepihak lalu duduk di bangku sebelah Farrell.
Sialnya Farrell hanya menoleh sekilas kepadanya sambil menaikkan sebelah alisnya, lalu cowok itu kembali fokus dengan obrolan teman-temannya.
Kyla yang semakin geramnya langsung memegang kedua pipi cowok itu dan langsung menolehkannya ke arahnya.
"Gue lagi ngomong sama lu, lu ngapain malah ga ngebubris?!"
"Kenapa?" Tanya Farrell singkat, di tambah dengan tampang wajah sengaknya.
"Hih!!! Susah ngomong sama lu!" Bentaknya lalu pergi meninggalkan Farrell and the geng dengan perasaan kesal yang masih membara.
Sementara setelah gadis itu pergi, Farrell tertawa cekikikan ditambah Arka yang langsung mengerahkan tangannya ke arah Farrell untuk bertos ria.
****
"Pa-pagi Kyla." Sapa Faras agak ragu karena dilihatnya wajah gadis itu sedang tidak seperti biasanya.
"Hmm." Kyla hanya membalasnya dengan dehaman singkat. Setelahnya ia berlalu ke meja tempat Karin duduk.
"Mot, tuh muka kenapa dah?" Tanya Karin heran melihat air muka temannya itu sedang terlihat menahan amarah.
"Gapapa." Jawab Kyla singkat lalu merogoh buku dan membukanya.
"Yaelah lu mot, lu kira gue dukun apa ya, bisa tau lo lagi ada masalah apa." Cibirnya lagi sambil sibuk nyemilin coklat.
"Coba cerita, keknya temen gue yang satu ini lagi kesel sama seseorang ya?" Godanya lagi sambil menatap Kyla dengan tatapan jahilnya.
"Tauk tuh." Desis Kyla.
"Gegara apa? Hmm? Farrell? Dia kenapa?" Tanyanya lagi.
"Nyebelin banget tau gak, tadi pagi gue minta jemput sama dia. Eh dia bilang lagi ada urusan mendadak. Tetaunya dia lagi nongkrong sama temen tengilnya itu di kantin, kesel banget gue, asli." Cerocosnya lalu mengambil alih coklat batangan yang sedang di makan Karin.
"Oh gegara itu...." Karin mengangguk paham.
Tiba-tiba Kyla mempelototi Karin.
"Lo cuman bilang gitu? Ga ikut kesel atau ngebela gue gitu nyet?""Ya terus aku kudu piye?" Karin balik bertanya dengan memasang wajah tengilnya.
"Ck, gitu banget lo jadi temen." Decaknya lalu menenggelamkan wajahnya di antara lipatan kedua tangannya yang dilipat di atas meja.
"Hahaha gue cuman bercanda kali mot, serius banget sih lu." Tawanya cringe.
"Yaudah kalo dia bohong, memangnya kenapa? dia pacar lo? Jadi lo sampe murka kayak gitu." Celetuk Karin yang sukses membuat wajah Kyla memanas.
"Dia memang bukan pacar gue, tapi dia punya gue!" Tegas Kyla.
"Ups, ekhem, emmm, katanya cuman SA-HA-BAT, kok ngeyel bilang dia punya lo sih?" Goda Karin lagi.
Kali ini Kyla kicep, terlalu lama bersama dengan Farrell kadang membuatnya menjadi egois dan lupa, kalau ia dengan Farrell hanya sebatas sahabat sedari kecil.
Dan seperti yang biasa ia katakan, Farrell dan dia hanyalah sahabat, dan sampai kapanpun tidak akan pernah lebih daripada itu.
Tapi kenapa?
Kenapa berat rasanya saat lelaki itu mengabaikannya?
Ia yakin, ia sangat mencintai Faras seorang, namun hatinya seolah ragu."Udahlah Rin, ribet ngomongin itu, udah, tidur aja."
"Woylah, udah mau masuk ini mot!" Karin menoyor kepala Kyla yang posisinya masih terlungkup.
Gadis itu hanya berdecak malas lalu bangkit dengan terpaksa.
****
Pikiran Faras sedang berkecamuk sekarang. Ia heran, ada apa gerangan yang terjadi dengan gadis yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya. Tidak biasanya gadis itu mengabaikannya.
Ia ingin bertanya, namun sepertinya ia harus mengurungkan niatnya agar tidak semakin memperburuk suasana hati gadis itu.
Sedangkan di tempat lain, Arka tersenyum bangga kepada Farrell. Murid barunya itu tadi terlihat sangat natural sekali dalam berakting.
"Ka, kalo Kylanya malah marah beneran sama gue gimana?" Tanya Farrell agak was-was.
Arka tersenyum.
"Untuk sementara biarin aja, kita liat dulu gimana keadaan dia kalo lo ga stay sama dia." Jelas Arka masih dengan senyumnya."Kalo si Kyla sampe marah beneran mampus lo Ka." Sambung Tyo dengan mulut yang masih penuh dengan kentang goreng.
Arka menghela nafas dengan pesona ketampanannya yang aduhai.
Eaa...
"Nih ya, kita pake cara ini dulu Rell,"
",,,menghilang agar dicari." Ujarnya bangga."Kalo dianya gak nyari?" Kini Reyhan juga sudah nimbrung dengan obrolan temannya yang notabennya itu adalah buaya.
"Kalo lo ga dicari, artinya lo dilupain. Yaudah, langsung bulan pintu aja, MOONDOOR!" Tyo heboh sendiri disambut cekikikan dari Reyhan dan Arka.
Farrell masih saja menyimak, belum berkata apa-apa. Ia masih berfikir, apakah Kyla benar-benar akan melupakannya atau tidak.
"Namanya juga cinta Rell, gak bisa di paksa." Celetuk Reyhan pelan.
"Yaps, kalo ditolak sama satu cewek, cewek-cewek yang lain masih banyak, uhuy." Timpal Arka lagi yang langsung ditoyor dari Farrell.
"Gue bukan buaya anjerrr." Kesalnya lalu meminum kasar jus jeruk Reyhan.
🌸🌸🌸
TBC🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu
ChickLitUntukku dan untukmu Kita mungkin satu Tetapi mungkin tak bisa menyatu Kau candu Kau juga rindu Tapi apa yang terjadi setelah itu Kita hanya berakhir di sebatas temu Yang berujung sendu.