12. Rencana (2)

7 4 1
                                    

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, au ah capek, lanjutin ae.

Sudah terhitung sekitar 6 jam Farrell mengabaikan Kyla.

Chat dari gadis itu yang sudah diterimanya dari setengah jam yang lalu hanya dilihatnya, tidak dibalas.

Nasib chatan Kyla sama seperti nasib chatan kalian, wahai para readers ku yang tercintah.

Terkirim dan dilihat, namun tak berbalas.

Sama juga seperti perasaan kalian, tak berbalas dan hanya dianggap angin lalu.😌🍃

Sad:'(

Oke oke, back to chatan Kyla yang masih dianggurin sama Pak Farrell terhormat calon wisudawan dari Fakultas Buaya darat Jurusan Sok jual mahal pada cewek.

****

Rell, ntar sore temenin gue beli buku yuk
13.40 ☑️☑️

Gadis itu menggeram menggertakkan gigi-giginya.

"Sialan tuh cowok." Desisnya geram.

Ia sudah bersiap-siap sedari tadi. Disingsingkannya lengan cardigan rajut oversize nya itu untuk melihat jam tangannya.
Sudah setengah jam yang lalu chatnya terkirim, dan hanya dibaca dari si sialan Farrell Raynar Alvaro.

Akhirnya ia memutuskan untuk langsung melabrak rumah cowok itu.

"Assalamualaikum." Salamnya lalu langsung nyelonong masuk ke dalam rumah yang terbilang cukup besar itu.

Di ruang tamu rumah cowok itu ternyata ada Mamanya yang langsung saja disapa hangat oleh Kyla.

"Mama." Panggilnya sambil mendekat ke Mamanya Farrell lalu menyalami tangan wanita paruh baya itu.

"Eh Kyla, mau ke mana sayang? Udah cantik-cantik gini." Tanya beliau sambil mengelus lembut rambut lurus Kyla.

"Emm, itu Ma, Kyla mau minta temenin sama Farrell ke toko buku."

"Oalah, rajin banget mau beli buku nak, hihi, langsung aja ke kamar Farrell gih, tuh anak kayaknya lagi ngebo."

"Oke siap Ma" Sahut Kyla lalu naik ke lantai dua rumah itu dan langsung saja menuju kamar cowok tengil itu.

"Farrell!" Teriaknya heboh sambil menggedor-gedor pintu kamar cowok itu.

Namun tidak ada respon dari dalam kamar itu, mungkin cowok itu memang lagi ngorok, batinnya.

Ia lalu langsung membuka pintu kamar Farrell tanpa izin dan masuk ke dalamnya.

Disapunya pandangan dari meja belajar, sofa, sampai tempat tidur cowok itu, tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Eakk.

"Ngapain lo masuk kamar gue tanpa izin?" Tiba-tiba Farrell sudah ada di hadapannya. Cowok itu hanya memakai handuk, sedangkan dadanya terpampang jelas dan bisa Kyla lihat dengan leluasa.

Rambutnya yang terlihat masih basah ia benahi.

Glup.

Kyla menelan liurnya. Ia kaget. Satu kata yang ada di dalam pikirannya. "Masyaallah ganteng banget temen gue."

"Udah selese ngeliatin guenya?" Tanyanya lagi membuyarkan lamunan Kyla. Kyla gelagapan lalu menutup kedua matanya.

"Astaghfirullah, mata gue ternodai!" Pekiknya histeris.

"Idih, sok-sokan ternodai, padahal lo pasti pengen liat lagi." Desis Farrell lagi sambil mengambil pakaiannya.

Kyla membuka matanya pelan lalu mengamati sahabatnya itu.
"Bisa jadi referensi wattpad gue nih, tipe-tipe cowok atletis." Celetuk Kyla dengan mata yang kini sudah berbinar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang