Jangan lupa votenya guys
Selamat membaca;)
Selesai revisi
*
Seorang gadis terbangun dari tidur panjangnya, matanya mengerjab saat menerima Cahaya yang memaksa masuk.
Pelan namun pasti dirinya mencoba bangkit dari posisi tidurnya tapi tak bisa, Dia merasa lemas seakan sudah tertidur sangat lama padahal baru tadi Dia tubuhnya menyentuh kasur saat sebagian besar berkas yang harus ditandatangani beres. Hanya sebentar tapi kenapa sangat berefek besar pada tubuhnya.
Karna lemas Dia kembali berbaring, mengangkat tangannya untuk menghalau cahaya lampu berwatt itu masuk ke retinanya. Tapi tunggu, gerakan tangannya berhenti diudara. Aneh sejak kapan, tangan putihnya berubah sangat pucat? Dan kecil?
Lalu Dia mengangkat tangan sebelahnya, memandanginya seakan tangan itu bukan miliknya atau memang itu bukan tangannya. Jadi Dia mencoba memutar kepalanya kekanan dan kekiri, bunyi tulang bergelutuk disana seakan sudah lama tak tak digerakkan. Matanya tak sengaja menatap sekeliling, menyadari jika ini bukan kamarnya.
Berusaha bangkit dari tidurnya jika suara ketukan dipintu tak mengganggunya. Sialan!
Sangat jelas banyak perbedaan dikamar ini, ruangan bercat merah muda ini sungguh menganggu matanya.
Tok
Tok
Tok
Bunyi ketukan membuatnya kesal tadi terhenti disusul suara pintu yang terbuka.
Ceklek
Seorang wanita Tua berdiri diambang pintu, menatapnya yang juga ditatapnya.
"Cata, kamu baik-baik saja nak? Ada yang sakit? Kamu butuh sesuatu?" Pertanyaan beruntun itu datang dari wanita tua tersebut.
Leona mengernyit bingung, siapa wanita tua ini.
Dan Cata? Nama siapa itu, kenapa terdengar tak asing ditelinga nya.
"Siapa Anda?" Tanya Leona dingin. Alarm waspada dikepala berbunyi saat dengan lancang tangan wanita tua itu mengelus kepalanya, sialan berani-beraninya dia!
Wanita tua itu bukannya menjawab, justru mengernyit heran sekaligus bingung. Kenapa cucunya menanyakan hal itu padanya, apakah benturan keras yang diterimanya saat kecelakaan ditengah pendakian, mengakibatkan Amnesia?
Apakah Cucunya ini kehilangan ingatannya?
Apakah ia tak mengingat dirinya?
Tanpa sadar bulir-bulir air mata berjatuhan di pipinya, ia sangat sedih mengingat kejadian waktu itu.
Seharusnya ia tak mengiyakan Cucunya ikut saat meminta izin darinya, ia sangat menyesal.
Leona yang melihat hal itu, spontan mengangkat tangannya untuk menghapus air mata wanita tua itu.
Entah kenapa hatinya merasa sangat sakit saat melihat air mata yang berjatuhan dari wajah penuh keriput dan lesu wanita tua didepannya dan tangannya seakan bergerak sendiri tak sesuai kehendaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Antagonis Twins
Science Fiction-Up sesuai Mood- sumpah ceritanya ga nyambung (sebelumnya) wkwk Sip lah sekali Mood pas Up bisa sampai Lebih dari satu:v Warning, cerita ini hanya sebatas fiksi belaka bila ada kesamaan dalam cerita orang mohon maaf karena cerita ini memang terinsp...