Oke guys, jangan lupa vote...tau kan? Cara itu aja bisa buat nyenengin author~~
Happy Reading ILY
°°°Leona mengerjapkan matanya yang sedikit buram, setelah nya Ia mengedarkan pandangannya melihat bahwa dirinya bukan lagi didalam kamar nya. Tapi sebuah taman yang indah tapi sayang hanya dirinya yang berada disini.
Itu opini pertamanya sebelum sebuah suara memanggil nya dari arah belakang, membuat Leona menoleh waspada.
Karena ingat! Keindahan yang damai itu seperti riak diair. Tenang namun menghanyutkan~
"Kak Leona?" Panggil seseorang dari belakangnya, segera Leona menoleh waspada. Tapi saat melihat seseorang yang tak asing diingatan nya Leona menurunkan sedikit kewaspadaan nya.
Leona menatap seseorang yang mirip dirinya didunia novel, yang berarti bahwa seorang yang berada didepannya ini adalah Catania yang asli. Ia mengangkat alis sebelah kanannya yang berarti 'Apa?'
Cata, gadis itu tersenyum manis menatapnya. Matanya menyipit lucu membuat Leona sedikit tertegun, cantik, batinnya.
"Terimakasih kak, udah masuk ke raga ku. Kakak juga udah rubah pandangan kakek dan nenek ku, btw makasih kak pujiannya. Padahal wajah kakak lebih bukan-bukan tapi melebihi cantik dari pada aku sampai-sampai aku insecure!" Ucap Cata panjang lebar senang mendengar wanita yang amat sangat cantik didepannya memujinya cantik walaupun hanya dari batin apalagi saat bertukar ingatan dengan Kak Leona, menambah kesan kagum ketingkat ngefans berat kepada Kak Leona.
Baginya Kak Leona itu adalah wanita cantik yang tangguh dan kejam, sedari muda sudah mulai membangun kerajaan bisnis nya yang sekarang sudah berada di peringkat satu dunia. Sekaligus kejam dengan musuhnya, membunuh tanpa kenal ampun. Bahkan Cata yang diberi ingatan Leona saja sudah merinding ngeri.
"To the point, kamu pasti tahu banyak pertanyaan yang ada di kepala saya. Mengingat kamu bisa membaca pikiran, jadi jawab sekarang atau saya akan bunuh diri dengan tubuh kamu." Titah Leona sarat akan ancaman yang pastinya tak main-main.
Cata meneguk ludahnya paksa, astaga memang seharusnya Ia tak basa-basi dengan manusia titisan dewa Yama dihadapannya. Lihat, Cata malah merinding sendiri apalagi dihadapkan dengan tatapan tajam dan raut tanpa emosi milik wanita dewasa dihadapannya.
"I-itu kak, aku gak boleh spoiler takdir! Iya itu! Ja-jadi mungkin aku bakal jawab beberapa yang masih dalam batasan kak." Jawab Cata gugup dibawah tatapan tajam setajam clurit milik mang Udin, sang tukang kebun rumah kakeknya.
"Terserah." Acuhnya tapi tetap menunggu jawaban dari Cata.
Cata menghela nafas kasar, lalu mengajak Leona duduk di bangku taman samping mereka yang hanya berjarak beberapa meter.
"Jadi, intinya kakak cuma mimpin di novel ini. Didunia nyata kakak mengalami koma dan tak bisa didiagnosis kapan terbangun, Disni kakak perlu ikut alurnya. Misi kakak hanya lepas dari maut dimasa depan. Cuma itu kak yang bisa aku sampaikan, kejadian-kejadian dimasa depan yang akan kakak alami. Aku gak bisa kasih tahu." Ucap Cata menjelaskan panjang lebar yang hanya diangguki Leona tanpa basa-basi.
Menghela nafas lagi, kini Cata memberanikan diri menghadap kearah Leona. Sedikit ngeri saat tatapan tajam wanita didepannya ini menatap tepat dimanik matanya, jika bisa keluar leser dari sana mungkin Cata sudah tinggal nama sedari tadi. Tapi—eh bukannya memang Ia sudah tinggal nama!
"Kak Cata punya permintaan, Cata harap Kakak mau dengerin sekaligus jalanin."
"Hm?"
Cata menunduk, sedikit tak enak dengan Leona karena sudah masuk ke dalam raganya yang Ia tinggalkan dengan reputasi buruk dan sekarang Ia ingin meminta tolong lagi...
"Tolong kak, jaga kelurga ku. Jangan balas mereka karena dendam itu gak baik kak, apalagi mereka meninggalkan kami juga karena terpaksa. Ada sesuatu dibalik itu yang membuat mereka memisahkan aku sama Ceta. Dan—tolong jaga kembaran ku hiks, aku sudah melihat banyak penderita yang Ceta lalui dari atas sini hiks jaga dia kak hiks." Tiba-tiba saja air mata Cata meluruh turun, teringat tentang sebelum Ia sampai dialam ini semua kejadian yang mengganjal dihatinya terkuak begitu saja.
Melihat itu Leona menghela nafas kasar, padahal tadi Ia sempat berpikir balasan apa yang tepat untuk orang-orang itu. Tapi ketika bocah itu mengatakan jangan, apa boleh buat toh itu bukan keluarganya.
"Hm, saya kabulkan. Selesai bukan? bagaimana cara kembali?" Tanya Leona tanpa memedulikan ratapan tersakiti dari bocah didepannya.
"Jahat! Padahal aku udah sampai magis kayak gini, respon nya masih dingin-dingin aja." Gerutu Cata kesal, menatap sebal kearah Leona yang juga menatapnya dengan sebelah alis terangkat heran.
"Maaf saya gak se-dramatis itu, jawab pertanyaan saya tadi!" Titah Leona diakhir kalimat. Cata mendelik sebal dengan pipi yang mengerucut maju beberapa centi, lalu tangannya menunjuk sebuah cahaya putih dibawah pohon yang tak jauh dari mereka.
Tanpa banyak bertanya, Leona paham. Sebelum berbalik pergi, Leona menepuk-nepuk pelan kepala Cata. Lalu mengatakan sesuatu yang membuat Cata menatap punggung tegap Leona menjauh dengan haru dan mata yang berkaca-kaca.
"Thanks kak Leona, mungkin ini memang merugikan kakak. Tapi dibalik itu ini juga akan membuat kakak menemukan seseorang yang tepat untuk menemani kakak disepanjang hidup kakak. Baik didunia novel maupun nyata." Gumam Cata saat tubuh Leona sepenuhnya masuk ke cahaya putih itu.
"Kamu gak usah khawatir, tenang-tenang disini biar kakak yang urus semua urusan dunia kamu."
°°°
Heyoo tinggalkan jejak👣
↓jangan lupa Vote ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
My Antagonis Twins
Ciencia Ficción-Up sesuai Mood- sumpah ceritanya ga nyambung (sebelumnya) wkwk Sip lah sekali Mood pas Up bisa sampai Lebih dari satu:v Warning, cerita ini hanya sebatas fiksi belaka bila ada kesamaan dalam cerita orang mohon maaf karena cerita ini memang terinsp...