9||Pindah sekolah?

3.8K 515 6
                                    

Votenya guys, buat nyenengin author.

Happy reading ILY

°°°

"Ck, kebo." Decak Leona saat melihat Ceta yang masih tidur dengan nyaman dikasur dengan gaya yang tak bisa Leona deskripsi kan. Mengenaskan.

Sedangkan Leona kini sudah rapi dengan baju rumahannya, lalu berjalan kearah tempat tidur yang ditiduri Ceta. Tanpa perasaan Leona dengan santai menarik selimut yang entah kapan menggelung tubuh bocah itu, sampai Ceta ikut terseret dan menggelinding kebawah.

"Sssthh Aduh~" rintih Ceta dengan posisi tertelungkup tak lupa tangan yang setia memegangi pinggang nya. Tak tahu kah tadi  Dia jatuh yang mencium lantai terlebih dulu adalah pinggangnya!

Leona bersedekap dada melihat tanpa membantu, toh ini juga pelajaran untuk Ceta agar tak bangun kebo lagi.

"Sakit hiks, Huaaa hiks." Oke Leona benar-benar menyesal, lihat sekarang bocah itu malah menangis keras padahal tadi rencananya Leona ingin memberi pelajaran saja. Astaga.

Kejadian itu diperparah dengan masuknya Rania yang membuat Leona tambah pusing saat pekikan nya terdengar nyaring dikamar Leona oh salah Cata yang kedap suara.

"ASTAGA CETA!" segera Rania membantu Cucu sulungnya itu berdiri dan mendudukkannya ke kasur kembali, lalu tatapannya berpindah kearah Leona yang menatapnya polos.

"Cata gimana kamu ini, kakak nya jatuh malah diam saja disitu." Tegur Rania dengan nada khasnya lembut.

Leona hanya memutar bola matanya malas.
"Khilaf Nek." Kilahnya lalu berjalan pergi keluar dari kamar.

Kini hanya tersisa Rania dan Ceta saja.

"Udah gak usah nangis lagi ya, nanti jelek. Sabar saja sama kembaran kamu itu, Nenek juga heran akhir-akhir ini sifatnya sebelas dua belas sama kakek kamu itu. pusing Nenek sama kelakuan mereka." Ucap Rania menenangkan malah berakhir curhat.

Ceta yang sudah berhenti menangis malah terkekeh kecil.
"Gak papa Nek, lagian Ceta juga udah liat sifat Cata yang ngeselin melebihi ini."

Mendengar itu Rania menggeleng singkat, tak habis pikir. Jika seseorang yang baru menemukan saudaranya mereka akan merasa canggung atau senang bahagia, menempel terus sampai tak mau jauh-jauh. Tapi ini, belum sehari saja Cata sudah mengusili Ceta duluan sampai-sampai cucu sulungnya menangis.

Haduhhh rasanya Rania ingin meng-Hih bocah itu, belum lagi mulut Reandra yang tajam mengena dihati saat adu debat malah ditambah dengan mulut usil Cata yang sekali ngomong benar-benar melakukan apa yang Ia omongkan.

°°°

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki terdengar, terlihat dimeja makan Leona dan Reandra sudah stay menunggu mereka membuat Ceta tersenyum kikuk.

Pasti mereka menunggunya tadi...

Menatap sekeliling, mencari tempat duduk yang pas untuk dirinya. Mata Ceta tak sengaja bersitatap dengan mata tajam yang persis seperti warna mata Cata, Ceta meneguk ludahnya gugup sekaligus takut.

My Antagonis TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang