-12 Menggoyahkan Hati-

9.5K 387 33
                                    

   
  Peristiwa mengubah seseorang.
   Cinta mengubah seseorang.

              -Dewa Bimantara-              

              -Dewa Bimantara-              

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




         

                       
           
Dewa melihat kesal dua sejoli yang
tengah tersenyum bahagia. di
halaman komplek Apartemen Ana, kekecewaan dan rasa sakit tiba-tiba muncul, memberikan rasa yang
entah mengapa ada ketika melihat
Asya bersama laki-laki lain.

Dan ketika lelaki itu sudah pergi.
Dewa melangkah cepat lalu dengan
kasar menarik Asya kedalam
gapaian tangannya, dan membawa
perempuan itu pergi menjauh.

"Dewa, kamu kenapa? tangan aku
sakit, lepasin!" Dewa menghentikan langkahnya melepaskan
genggamannya lalu mendekati tubuh perempuan itu, telapaknya yg lebar
menangkup wajah mungil Asya, dan membawanya semakin mendekat,
lalu melumat bibirnya kasar.

Asya tertegun, dirinya mencoba
melawan sekuat tenaga, terus
mendorong tubuh kekar itu menjauh, namun sia-sia, Dewa makin kasar
bahkan dengan berani mengigit
bibir mungil itu, lalu menelusupkan
lidah panasnya, Asya menangis
dalam diam, mencoba bertahan dan
terus melawan, tangannya tak
pernah berhenti memukul mundur
dada bidang lelaki itu. tak lama
kemudian Dewa melepaskan lumatan kasarnya, dan memandang Asya sayu

"Maaf, Sya" Lagi-Lagi hanya kata-kata
itu yang bisa dia ucapkan.

Tubuh Asya tersungkur, dadanya
sesak.  "hiks..hiks.. kenapa kamu
lakuin ini lagi Dewa? kenapa?!" Ringis Asya.

Dewa mendekat menyodorkan
tangannya, "Asya, maafin gue"

Asya mendongak melihat iris lelaki itu lekat, ada rasa sakit yang tergambar dimata asya.

"Pergi Dewa!!"

"Tapi Sya..."

"Aku bilang pergi!! PERGI!!" Teriak
Asya dengan air mata yang deras membasahi pipi mulusnya.

Asya berusaha berhenti dari
sesegukkanya, tangannya terkepal
dan beberapa kali memuku-mukul dadanya yg terasa amat sesak, sakit.
itu yang rasakan saat ini, baru saja ia merasa dibutuhkan, dan kini semua
hilang karena perbuatan Dewa
padanya.

Dewa mendekat memegang bahu
Asya ragu, lelaki itu membawa Asya
dalam dekapannya yang hangat,
mengelus pucuk kepala Asya
perlahan dan penuh perasaan.

"Maaf, cuma itu yang bisa gue bilang
ke lo, Sya. gue akan menjauh, dan
gue janji semua akan baik-baik aja setelahnya, gue harap lo bahagia"

Entah mengapa melihat Asya seperti
itu, membuat hati Dewa meringis,
tak bisa ditampik, rasa hatinya
mungkin kembali hadir, tanpa sepengetahuannya sendiri. Dewa
hanya masih merasa semua yang dilakukannya karena rasa benci itu
belum berkurang, tapi entahlah.

Asyα & Dewα ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang