WARNING ⚠️ [21+]
Kisah Asya Arsilla dan Dewa Bimantara.
Bagi Asya kepercayaan adalah landasan sebuah hubungan,namun tak dia dapatkan dari perjalanan cintanya dengan Dewa, Pria itu masih menganggapnya perusak penyebab masa remajanya suram tanpa kasih...
-Posesif- Rasa kepemilikan yang kadang berlebihan. Cikal bakal kalimat. "Aku gak suka kamu temenan sama dia"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Asya mencoba memejamkan matanya berulang kali, berusaha menjemput rasa kantuk yang hilang tiba-tiba, seketika pikirannya menerawang berusaha mengingat dengan jelas apa yang dikatakan oleh Dewa via telepon beberapa jam lalu, Tubuhnya ia sandarkan di kepala ranjang,membayangakan ancaman Dewa yang nampakanya tidak ada kepura'an.
Asya menoleh melihat jam digital diatas nakas, dan waktu sudah beranjak pagi, cahaya rembulan tampak redup digantikan dengan sinar bening matahari yang masih tampak samar-samar. tangan Asya meraih benda pipih disamping jam digitalnya, dan menghubungi Dewa untuk mengkonfirmasi maksud artinya tadi, namun nihil, Dewa seakan sengaja membuat Asya panik dengan mengabaikan panggilanya.
"Aku nggak bisa kaya gini, Dewa pasti mau hancurin usaha Raihan, aku harus ketemu dia" Asya mengatakan dengan optimis, sebelum melangkah cepat menuju kamar mandi untuk ritual pagi.
🌼🌼🌼🌼
Tiga puluh menit seakan waktu yang mencekam bagi Asya, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, membelah jalan ibu kota yang masih sepi kendaraan di pagi buta itu. ketika sampai didepan komplek Apartemen Dewa tanpa ragu, Asya melangkah cepat kedalam lift yang akan mengantarkannya ke lantai, dimana Apartemen Dewa berada.
Asya melangkah lebar, menuju Apartemen Dewa dan memencet bell- nya berulang kali, namun tak ada jawaban, kemudian tanpa ragu tangan mungilnya menggedor pintu itu dengan tak sabaran, ia mengabaikan pandangan orang yang menatapnya aneh bahkan kesal.
Salah satu wanita paruh baya mendekati dan memegang bahu Asya pelan, membuat Asya tersentak kaget dan menoleh.
"Cari orang yang tinggal disini ya, nak?" Tanya wanita paruh baya itu pada Asya
