-4 Luka Lama Asya-

16.1K 517 41
                                    

Karena luka tercipta dari
  seseorang yang kita anggap   
istimewa.

-Asya Arsilla-


                  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                  





                        

Tangan Dewa mengusap kasar paha
Asya, hingga sampai dibagian intinya, tubuh Asya menegang merasakan sentuhan kasar tangan Dewa di sana.
Dewa melepaskan sesapan dari leher jenjang gadis itu, lalu menatapnya
nanar penuh kepuasan

"Lo, suka gue giniin?"

Asya menggeleng, berharap Dewa
akan berhenti, namun perlakuan
Dewa semakin menjadi, bahkan
tangannya semakin lancang tidak
berhenti mengusap kasar bagian inti
Asya yang masih tertutup kain tipis.

"Hiks...hiks..tolong berhenti..aku
mohon" Asya menangis sejadi-jadinya, memohon agar semua siksaan ini
berhenti

Dewa menarik tangannya dari inti
Asya dan menurunkan roknya yang
dia sibakkan agar kembali menutup

"Mungkin kali ini gue berhenti, tapi
gue gak akan lepasin lo semudah itu,
Sya" Dewa mengecup lembut bibir
Asya, lalu bangkit dari atas tubuhnya.

Matanya menatap tubuh lemah Asya penuh kepuasan, Dewa sengaja melakukannya, karena ingin
membuat Asya trauma.

"Pakai ini, buat nutupin tubuh lo"
Dewa melemparkan jasnya pada
Asya, lalu beranjak pergi. namun langkahnya terhenti.
"Besok saya harap kamu datang
dengan cepat" Perintah Dewa, seakan
tak terjadi apapun.

                             🌼🌼🌼🌼

Asya menatap kosong pantulan
dirinya di cermin, derasnya air
matanya mengalir, membayangkan
betapa hina dirinya yang hampir dilecehkan beberapa saat lalu,
lehernya penuh dengan tanda merah kebiruan, hasil dari sesapan lelaki bajingan yang hampir merenggut kehormatanya. Sementara tangannya
yg rapuh itu masih kuat mendengkap
sebuah bingkai foto dua orang yang
sangat dia rindukan.

"Pah..Mah..kenapa kalian pergi
ninggalin Asya sendiri disini? Asya
takut, kenapa kalian gak bawa Asya
pergi? hiks..hiks.." Tubuhnya gemetar mengeluarkan seluruh isakkan kepedihannya, terlalu dalam luka
yang dia rasakan saat ini.

Asya bangkit dan berjalan gontai
menuju tempat pembaringan.
merebahkan tubuhnya sesaat, dan berharap damai akan mendekapnya
dan membawanya pergi dari
kesengsaraan, penderitaan memang berhenti namun belum berakhir.

Kini lelaki itu kembali hadir.
menggelamkan tubuhnya yang lemah
ke dalam dekapan posesif, yang
membuka luka lama, dan beberapa
lama Asya termenung membiarkan
tetes bening itu terus mengalir hingga seluruh tubuhnya benar-benar lemah,
dan kedua pelupuk matanya mulai
berat, lelap pun menjemputnya yang masih di derai air mata.

Asyα & Dewα ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang