-7 Dekapan Hangat Dewa-

12K 415 13
                                    

            

Perasaan itu masih ada, bahkan
Di saat aku membencimu.

                -Dewa Bimantara-                 

                -Dewa Bimantara-                 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                       

Asya tampak berdiri kebingungan
di samping mobilnya yang mogok.
sesekali ia melambaikan tangan
untuk menyetop taksi yang lewat.
namun sialnya semua taksi yang
melintas sudah berpenumpang. tak memiliki cara lain, akhirnya Asya
memilih berjalan kaki menuju halte
bus yang jaraknya memang tak
terlalu jauh, setelah sampai halte,
Asya mengambil ponsel dari dalam
tasnya untuk melihat waktu yang
tersisa.

"Aduh..udah telat sepuluh menit lagi, gimana nih?" Gumamnya kesal.

Cukup lama Asya menunggu bus
tujuanya, saat itu juga sebuah mobil berhenti di depannya, lalu kaca
mobil tersebut terbuka.

"Asya, mau pergi bareng?" Ucap
seseorang lelaki yang tampak
mengenalinya, Asya menunduk untuk melihat siapa orang itu. 

"Pak Raihan, kenapa anda ada di
sini??" Tanya Asya dengan raut
terkejut, karena lelaki bernama
Raihan itu, raihan tersenyum dan
lagi-lagi itu karena tingkah Asya yang menurutnya polos.

"Gak usah panggil pak, panggil aja
Raihan, baru kemarin di kasih tau,
masa udah lupa" Protes Raihan
karena sikap formal Asya padanya.

"Iya..iya aku lupa, oh iya ngapain
kamu disini? bukannya kantor kamu arahnya berlawanan?"

Raihan membuka pintu mobilnya.
"Aku mau ke kantor kamu, masuk
kita pergi bareng" Ajak Raihan mempersilakan Asya untuk masuk
ke dalam mobilnya.

Asya tak mempunyai pilihan lain.
dengan senang hati menerima tawran Raihan dan memasuki mobilnya,
mereka pun ke Vandra's Group yang
jaraknya masih jauh dari tempat
mereka berada.

                              🌼🌼🌼🌼

Asya melangkah bangkit
meninggalkan meja kerjanya dan
berjalan pelan ke arah ruangan
Dewa dengan membawa setumpuk
dokumen serta jadwal yang akan di
berikannya pada atasannya itu.

Tok tok...

Asya mengetuk pintu itu. dan sesaat kemudian Dewa mengizinkannya
masuk. Asya pun memasuki ruangan
itu dan menutup pintunya, dia
melangkah dengan berani menuju
meja dimana Dewa berada.

"Pak, ini dokumen-dokumen yang
harus anda tanda tangani segera"
Asya meletakan setumpuk dokumen
itu dimeja kerja Dewa.

Dewa melirik ke arah Asya sesaat
lalu mengambil dokumen yang ada
diatas mejanya dan segera
menandatanganinya.

Asyα & Dewα ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang