Hanya fiksi! jangan di bawa ke dunia real!
🥀🥀🥀
"Ya, aku menderita. Aku orang yang menyusahkan, aku orang asing. Namun di dunia ini, aku hanya membutuhkanmu."
[Pentagon-Shine]
🥀🥀🥀
Hembusan angin yang cukup kencang, tak kunjung berhenti mengusik ketenangan dari ranting pepohonan dan para dedaunan yang tengah beristirahat. Membiarkan lambaian lembutnya tertangkap sepasang netra yang kini memasang raut sendu.
Berulang kali ia menghembuskan nafas dan mengirup nafas sedalam mungkin, untuk menenangkan dirinya sendiri. Rasa sesak dan suatu beban yang tak kunjung pergi dari dirinya semenjak ibu mertuanya meminta Jeno memberikan keturunan bagaimana pun caranya. Kelopak matanya menutup sepasang netra yang beberapa menit lalu masih menampakan diri. Jaemin kembali mengatur nafas dan menahan air matanya merembes.
Tapi sia-sia. Jaemin tetap tidak bisa menghentikan rasa sesak ini. "Mino-ya, tenangkan ibumu ini sayang." Berharap dengan menyebut nama anak yang bahkan tidak hadir di dalam hidupnya bisa membuatnya tenang, namun keadaan tetap demikian. Jaemin semakin dibelenggu luka.
Terlebih Jeno nampak kecewa padanya sejak hari itu. Renjun sudah tidak terlihat lagi dan ibu mertuanya marah besar padanya bahkan menampar Jaemin. Mencaci makinya. Melukai perasaannya yang sudah terluka. Taeyong yang maju membelanya justru mendapat hinaan juga. Yang membuat perasaan Taeyong mungkin tak kalah terluka. Yang membuat Taeyong menatap nanar ke arah Jaehyun.
Yang membuat Taeyong menjauhi Jaehyun. Yang membuat Taeyong merasa tidak karuan. Taeyong tidak jauh berbeda sepertinya, sampai saat ini Taeyong dan Jaehyun belum dikaruniai seorang anak. Entah apakah Taeyong memiliki keistimewaan atau tidak. Hal itu yang membuat Taeyong frustasi dan merasa takut Jaehyun akan meninggalkannya.
Jaemin menggelengkan kepala. Surai coklat gelapnya ikut tergerak seiring gerakan kepalanya yang cepat. Pria manis itu beranjak dari kursi tempat ia mendudukan diri namun ia merasa sempoyongan. Rasa pusing yang hebat dan ia ingin mual.
Rasanya seperti rumah ini mulai miring hingga ia terhempas ke dinding, seolah dunia mulai berputar dengan tidak karuan. Jaemin meringis dan tetap melangkah maju ke pintu. Namun rasa mual menghampirinya karena merasa pusing. Jaemin kembali masuk ke dalam kamar dan langsung ke kamar mandi untuk memuntahkan cairan bening. Ia bahkan belum makan apapun hari ini. Merasa sangat tidak bernafsu sejak kemarin.
Sungguh menyakitkan!
Jaemin menitihkan air mata karena sungguh sakit ketika memuntahkan cairan dari dalam tubuhnya dalam keadaan tanpa asupan apapun sebelumnya.
Jaemin menyentuh keningnya sendiri dan keningnya terasa hangat. Ujung jari dan kakinya mulai mendingin. Pandangannya memburam, sudah sejak pagi Jaemin merasa ada yang tidak beres dengan kesehatannya setelah berhujan-hujanan waktu itu. Pria manis itu terus mengabaikan perasaan tidak nyaman itu hingga saat ini terasa semakin memburuk. Hingga akhirnya ia terjatuh di lantai kamar. Dengan rintik darah yang berasal dari kedua hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Fanfiction"Terkadang dari suatu cerita yang rumit. Hal yang selalu ku pertanyakan adalah akhir dari pemeran utamanya. Jika ia memiliki akhir yang bahagia, maka akhir bahagia seperti apa yang akan ia dapatkan setelah kisah rumit yang menghancurkan hatinya menj...