WARNING!!
CUMA FIKSI JANGAN DIBAWA KEDUNIA REAL!"Walaupun tak mungkin lagi kamu akan kembali. Walaupun aku tahu kamu sedang melihat ke tempat lain. Aku rasa, aku tidak bisa melepaskanmu."
🥀🥀🥀
Suara langkah kaki ketika berlari menghentak tanah terdengar jelas dari seorang pria manis bersurai coklat yang nampak tergesa.
Pikirannya terbagi menjadi dua, entah itu tertuju pada tujuannya atau tertuju pada perbincangan singkat antara ia dan suaminya setelah reuni menyedihkan itu.
"Na."
Jaemin menahan nafas dalam lariannya, telinganya terasa berdengung ketika mengingat ataupun melihat wajah suaminya.
"Kenapa kau terlihat berbeda akhir-akhir ini? Sekarang kau lebih sering mendiamkan ku."
Tangannya terkepal dan ia menggigit bibir bawahnya sendiri, layaknya seperti yang ia lakukan ketika membelakangi Jeno yang mengajaknya bicara.
"Apa kau kesal? Kau kesal Mark kembali dengan pria lain?"
"Tidak Jeno-yaa." Ia menoleh ke arah sang suami dengan senyuman yang sudah susah payah ia bentuk untuk menutup kesedihannya. "Aku tidak mendiamkanmu, kau saja yang terlalu sibuk hingga tidak lagi memperhatikanku." Hening. Jaemin bisa melihat bagaimana sang suami langsung memandangnya dengan sorot kosong.
Tanpa mengatakan apapun Jaemin pergi meninggalkan Jeno. Meskipun setelah itu pria itu memanggilnya berulang kali karena nyatanya Jaemin tidak masuk ke mobil dan justru pergi sendirian.
Jaemin menghelakan nafas dan berhenti sejenak karena terengah. Ia menoleh kesana kemari dan tidak menemukan sedikitpun tanda-tanda bahwa Jeno mengejarnya.
Kedua kakinya bergetar karena dipaksa berlari cukup jauh. Pria manis itu bahkan tidak sempat memikirkan untuk memanggil taxi dan pergi sejauh mungkin.
"Huwaa!" seseorang mendadak menepuk bahunya dan itu membuat Jaemin terkejut. Pria manis itu sungguh kaget dan menatap dengan kedua mata yang melebar pada sosok yang kini mengulas senyuman canggung padanya.
"Hyung." Sosok itu terkekeh dan tertawa kecil dengan lucu.
"Jisungie? Bagaimana bisa kau-?" Jaemin menggelengkan kepala dan mengibaskan tangannya di depan wajah. Pria manis itu menarik Jisung dan membawanya duduk.
"Aku tidak menyangka akan bertemu disini, kebetulan sekali." Celetuk Jisung dengan cengiran khasnya. Jaemin hanya menelengkan kepala dengan bingung.
"Kau mengikutiku yaa?"
"Tidak!" Jisung mengelak dengan cepat. Ia menggeleng hingga helaian rambuntya ikut bergerak seiring pergerakan kepalanya.
"Aku disini karena sedang membeli makanan ini untuk keponakan Chenle." Jaemin mengangguk dan berakhir memalingkan muka dari sosok yang lebih muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Fanfiction"Terkadang dari suatu cerita yang rumit. Hal yang selalu ku pertanyakan adalah akhir dari pemeran utamanya. Jika ia memiliki akhir yang bahagia, maka akhir bahagia seperti apa yang akan ia dapatkan setelah kisah rumit yang menghancurkan hatinya menj...