Chapter 11: Kembali

10.8K 1.3K 256
                                    

"Pada akhirnya dihadapan cinta, aku selalu jadi pecundang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pada akhirnya dihadapan cinta, aku selalu jadi pecundang"

[Pentagon - Shine]

🥀🥀🥀

Entah kenapa malam ini terasa begitu dingin. Jaemin dengan sepasang netra yang terpaku pada kerlap-kerlip pekarangan rumah yang di penuhi lampu taman dan berbagai macam bunga, sedari tadi hanya diam tak bergeming menanti sang suami buka suara sejak 5 menit yang lalu.

Jaemin enggan sekalipun bertanya, berharap Jeno tidak akan pernah melontarkan sepatah katapun dari belah bibirnya malam ini. Ia rela dipeluk hembusan angin malam yang sungguh dingin, yang terpenting adalah Jeno tetap dalam keterdiamanya.

Walau semakin lama, ia mulai mengigil dan tetap menahan dingin. Mendadak Jaemin merasa seseorang memeluknya dengan selimut yang kini membungkus tubuhnya. Pria manis itu terdiam dan masih tidak bisa mencerna tentang apa yang telah terjadi.

"Sayang." Jaemin mengepalkan tangannya, ketika suara sang suami terdengar di dekat telinganya. "Apa kau sedang memikirkan sesuatu?"

Jaemin memejamkan mata. Menghirup nafas dan menghembuskannya secara perlahan, tak ingin Jeno menyadari keresahannya.

"Tidak."

Satu kebohongan lagi yang ia lontarkan. Jaemin mengepalkan tangan, berharap Jeno tidak akan membicarakan hal yang tidak seharusnya.

"Kau serius? Apa kau tidak merindukannya?"

Deg

Jaemin merasa sesuatu di dalam dirinya bergemuruh. Ada letupan aneh ketika Jeno mulai membahas masa lalu mereka.

"Siapa? Siapa yang kau maksud?" Jaemin tersenyum getir, mengedarkan pandangannya kesana kemari dan menghelakan nafas perlahan sembari menepuk lembut dadanya sendiri.

"Pria yang meninggalkan kita berdua. Apa kau tidak merindukannya?"

"Tentu aku merindukannya, apa kau tidak merindukannya?" Jaemin tersentak ketika dari belakang, Jeno memeluknya begitu erat.

"Aku juga. Jika dia pulang nanti-" Jaemin menggigit bibir bawahnya. "-kita akan memarahinya bersama, benar kan?"

Jaemin menitihkan air mata dalam keterdiamannya. Sepasang netranya menatap ruang kosong di hadapannya sembari kedua telinga itu tetap fokus mendengarkan sang suami.

"Ck, kau membuatku merindukan masa lalu." Jaemin mengengus. Jeno berusaha mencuri pandang pada wajah manis istrinya.

"Kau menangis?"

"Tidak." Jaemin menyangkal. Pria manis itu menghindar dari tatapan mata Jeno pada wajahnya.

"Kau berbohong."

"Ck, aku tidak menangis."

"Astaga, istriku menggemaskan sekali."

Jaemin meronta. Jeno membalikan badan Jaemin yang tergulung selimut untuk menghadapnya. Sepasang obsidiannya memandang Jaemin dengan kehangatan. Ia menangkup kedua pipi dingin itu dengan tangan yang terasa hangat.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang