"Matahari terbit namun pagiku gelap. Aku tak bisa melihat jalanku karena kekhawatiranku."
[Shin Yong Jae - Today]
🥀🥀🥀
"Jeno? Dimana Jaemin?"
Jeno menghentikan langkah ketika ia memandang bingung sosok kakak sepupunya ada disini dan baru saja meletakan majalah yang ia baca.
"Bukankah dia bersamamu hyung?"
Taeyong mengepalkan tangan dan menggigit bibir bawahnya sendiri untuk menahan emosi. Pria manis itu mendesis kesal dan melangkah dengan cepat meraih kunci mobil dan berjalan menuju pintu.
Namun langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok yang ia cari tengah mengumbar senyum seraya membawa bingkisan yang berisikan makanan. Taeyong mengetahui bahwa itu adalah makanan karena aroma yang menyenangkan dari bingkisan itu menyapa indera penciuman.
"Kau dari mana saja?" Jeno buka suara ketika melihat Jaemin datang. Pria manis dengan surai coklat itu hanya tersenyum kecil dan kembali berbicara dengan Taeyong.
Jeno menghelakan nafas. Ia memberitahu Renjun untuk pergi ke kamar agar beristirahat. Jeno sendiri juga masuk ke dalam kamar dan bersiap untuk membersihkan diri dan segera menghadiri pertemuan mendadak yang diadakan ayahnya.
"Ya! Apa yang kau lakukan hingga ia nampak terkejut ketika ku tanya dimana kau dan dia mengatakan kau bersamaku?" Taeyong mengguncangkan pelan lengan Jaemin. Sedang pria manis itu memandang lurus ke arah punggung lebar suaminya hingga menghilang dari balik pintu sebelum akhirnya kini fokusnya tertuju pada Taeyong.
"Hanya-" Jaemin menipiskan bibirnya dan menarik sudut bibir untuk tersenyum kecil dan beralih menghindari Taeyong. Berusaha agar pria itu tidak melihat raut mukanya yang menahan sakit. "- hanya ingin sedikit berbohong."
Taeyong terkekeh dan merangkul Jaemin yang kini sibuk meletakan apa yang ia beli di atas meja.
"Kau sudah banyak berbohong Jaemin Lee, kau berbohong pada dirimu sendiri." Jaemin menghentikan pergerakannya. Sepasang netranya bergetar dan ia langsung meremat baju nya sendiri tepat di bagian dada. Taeyong menyadari ada sesuatu yang aneh dari Jaemin.
"Na, kenapa? Apa ada sesuatu yang sakit?"
"Ti-tidak." Jaemin tersenyum dan langsung beralih lagi dari Taeyong. Menghindari pria yang sudah ia anggap layaknya kakak kandung. Karena Taeyong sungguh memahami Jaemin melebihi diri Jaemin sendiri. Jaemin hanya takut Taeyong akan mememukan keputus-asaan dari sepasang netranya.
Jaemin mulai merasa lelah. Tapi pria manis itu harus tetap memperjuangkan pernikahannya. Cintanya. Kehidupannya.
"Hyung, aku ingin membersihkan diri dahulu. Tolong kau urus sisanya." Jaemin berlari menaiki tangga tanpa menoleh pada Taeyong sama sekali. Taeyong menatap punggung itu sendu. "Na, tolong berhenti membohongi dirimu sendiri. Aku sungguh tidak sanggup melihatmu seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love
Fanfiction"Terkadang dari suatu cerita yang rumit. Hal yang selalu ku pertanyakan adalah akhir dari pemeran utamanya. Jika ia memiliki akhir yang bahagia, maka akhir bahagia seperti apa yang akan ia dapatkan setelah kisah rumit yang menghancurkan hatinya menj...