Chapter 2: Tentang Kita [2]

16K 1.9K 268
                                    

       Pasti masih banyak masa-masa dimana hidup itu sulit dan kamu akan menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pasti masih banyak masa-masa dimana hidup itu sulit dan kamu akan menangis. Tapi sampai hari-hari ini terlewati, biarkan kita menjadi tempat peristirahatan satu sama lain.

[The Heirs]

🥀🥀🥀


Seorang pria tampan berkulit pucat tengah berkutat dengan dokumen-dokumen perusahaannya. Pria dengan nama Lee Jeno itu terlihat berantakan sekali, entah dari wajah kusut nya atapun penampilannya yang tidak kalah kusut.

Untuk sejenak tubuh kekar itu bersandar guna melepas lelah, setelah beberapa jam terduduk tegap di kursi kerja. Kelopak matanya menutup iris tajam yang menjadi daya pikat kaum hawa juga para pria bottom.

Seulas senyum terbentuk saat dalam angannya terbesit wajah seseroang yang selalu membuat pikirannya tenang. Sosok manis yang saat tertawa begitu menenangkan juga menyenangkan di perhatikan ataupun di dengar.

Jeno jadi merasa rindu pada sosok pria yang entah sedang melakukan apa saat ini. Berpikir untuk menelpon sekedar mendengar suara lembut itu sesaat. Untuk menghilangkan kelelahan juga rasa sakit di kepala yang bukan main menyerang dirinya.

Kelopak mata itu sedikit terbuka untuk mencari letak ponselnya. Pria berahang tegas itu meraih ponsel dan segera menelpon sang pujaan hati.

Hingga sosok yang di telpon pun langsung mengangkat panggilan sang suami. Jeno tersenyum walau matanya kembali terpejam. Mendengar suara halus Jaeminnya yang berkata- "sayang?"

"Hello, baby."

"Hi, daddy haha."

Jeno menghelakan nafas lega dan tubuhnya menjadi begitu rilexs saat mendengar tawa Jaemin.

"Apa yang lucu baby?"

"Kau sayang, hentikan panggilan mu itu."

Jaemin kembali terkekeh kecil dan Jeno kembali membuka mata dan memperbaiki posisi duduknya seraya tersenyum menikmati pembicaraan sederhana yang menarik ini.

"Why? kau memang my baby."

"Dan kau memang my daddy."

Jeno tertawa setelahnya. Menyadari suatu hal yang membuat Jaemin terkekeh geli saat dia memanggil Baby.

"Kita tidak sedang di ranjang sayang. Berhenti memanggilku Daddy." Jeno menyahut dengan senyum lebar yang mengembang.

"Hahaha."

"Kau mesum juga ternyata."

"aku? tidak!"

"Mengaku saja sayang, kau rindu bermain denganku bukan?" Jeno menahan tawa membayangkan wajah cemberut Jaemin saat ini.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang