Chapter 4: Titik awal

13.7K 1.4K 520
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aku selalu mencintaimu matamu yang sedang menatapku.

[Apink-Eyes]

🥀🥀🥀

Jaemin tersenyum. Ia tengah tersenyum sekarang. Menikmati hembusan angin malam, kedua matanya memandang bintang-bintang yang tengah bertaburan di atas sana bersama dengan bulan purnama yang bersinar sempurna.

Dengan lengan kekar yang memeluk pinggangnya erat. Kedua orang itu tengah memperhatikan bintang.

"Ooh, Jeno! Bintang jatuh! Ada bintang jatuh!" Jaemin terlalu banyak bergerak hingga Jeno melonggarkan pelukannya. Pria itu tersenyum melihat bagaimana pria cantiknya ini begitu antusias. Ia merasakan tepukan di lengan kekarnya yang masih memeluk tubuh ramping Jaemin.

"Cepat buat permohonan!"

Jeno memajukan wajahnya. Ia bisa melihat wajah cantik itu dari samping. Jaemin tengah memejamkan mata dengan kedua tangan yang saling terkait satu sama lain.

Jeno juga ikut memejamkan mata. Keduanya merapalkan keinginan di dalam hati masing-masing.

Aku ingin bersama Jeno, selamanya!

Aku ingin Jaemin tetap bahagia bersamaku, selamanya.

Jeno membuka mata secara perlahan. Obsidiannya bergerak untuk memandang wajah cantik Jaemin yang begitu tenang. Kedua matanya terpejam, membuat bulu mata lentik itu semakin terlihat jelas menambah kecantikan seorang Lee Jaemin di bawah cahaya rembulan.

Jaemin membuka matanya dan memandang Jeno yang masih betah memandangnya. Pria tampannya tengah tersenyum menyambut kembalinya Jaemin dari dunianya.

"Sudah?"

"Umm." Jaemin mengangguk dan kembali memandang langit malam. Jeno tersenyum simpul. Ada kesedihan yang tidak bisa dijabarkan di dalam hati keduanya. Beban besar yang membuat mata kedua orang itu berkaca-kaca.

Jeno tidak mengerti. Mengapa perasaannya sekarang begitu sakit, memeluk Jaemin seperti ini membuat ketakutan lebih besar merayap kedalam hatinya.

Jaemin menitihkan air matanya. Bulir air matanya berjatuhan hingga tanpa sengaja menyentuh lengan kekar milik sang suami yang melingkar di perutnya.

"Nana? Kau menangis?"

"Ti-tidak." Jaemin mengerjabkan matanya. Berusaha menetralisirkan perasaan aneh yang hinggap di dadanya. Tapi sial! Air matanya berjatuhan semakin banyak.

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang