Peluk Teduh

249 58 0
                                    

Satu semester berlalu dengan cepat. Memasuki libur semester, kesibukan bukannya berkurang namun justru bertambah.

Beberapa waktu lalu, Kenma sudah bercerita perihal kesibukannya mempersiapkan ajang kompetisi game yang akan diikutinya kepada Kuroo. Sehingga Kuroo sudah tidak galau lagi dan tidak jadi curhat ke Akaashi.

Sedangkan Kuroo juga sama sibuknya dengan klub voli yang sebentar lagi akan ada pelatihan rutin sebelum mengikuti turnamen antar universitas se-Jepang.

Maka dari itu, hari ini tepat tujuh bulan setelah meresmikan hubungan, mereka berdua menyempatkan bertemu. Ke mana lagi tujuannya kalau bukan kedai Mr. Ukai? Mereka tidak bisa pergi jauh karena hujan mendadak mengguyur bumi.

Sangat tidak spesial untuk hari yang cukup penting. Namun, tempat di mana pun itu tidak lagi penting selama kita duduk bersama seseorang yang kita sayangi, bukan?

"Aku benar-benar tidak menyangka kita berdua bisa bertahan sejauh ini."

"Apalagi aku. Bagaimana kau bisa tahan denganku, senpai?"

"Memangnya apa yang salah dari dirimu? Walau kadang jutek dan menyebalkan karena banyak mengeluh, kau juga sangat manis saat bersamaku. Kau menghargaiku. Yang jelas kau membuatku merasa sempurna dan lengkap. Karena dicintai sosok seperti dirimu. Karena kau selalu di sisiku. Aku juga merasa dibutuhkan dan diinginkan. Sulit untuk mendapat dua hal itu pada seseorang."

Kenma termangu mendengar jawaban panjang itu.

"Kau terharu, ya?"

"Aku tidak pernah berpikir sejauh itu saat bersamamu. Sejujurnya saat aku menerimamu, aku hanya berpikir kalau kau akan mudah bosan dan berpindah ke lain hati. Jadi aku secara otomatis bersikap menyebalkan padamu. Tapi ... lama kelamaan karena kau yang melihatku dengan cara yang berbeda, aku menjadi cukup yakin untuk bertahan denganmu dan perlahan mengubah sikap. Maksudku, walaupun aku tidak pernah bilang, aku juga senang berada di sisimu, senpai. Aku mencintaimu," akunya. Untuk pertama kali mengungkapkan perasaannya secara gamblang.

Setelah pengakuan panjang itu, yang dilakukan oleh Kuroo adalah menarik Kenma dalam pelukan yang erat. Sangat erat.

"Kenma-chan, terima kasih untuk selalu berada di sisiku. Terima kasih untuk segalanya."

"Aku juga."

"Aku mencintaimu."

"Aku juga."

Kuroo tertawa keras hingga bahunya bergetar, diikuti kekehan kecil Kenma. "Aku sangat sangat mencintaimu. Selalu dan selamanya."

Kuroo mempererat pelukan. Yang dibalas Kenma dengan sama eratnya. Saling menyalurkan kehangatan. Di luar sana hujan semakin deras. Sepertinya langit tengah meneriakkan rasa iri karena melihat cinta yang tumpah ruah antara dua manusia ciptaan Tuhan itu.

"Aku juga sangat sangat sangat mencintaimu, Kuroo senpai. Selalu dan selamanya."

Pelukan itu tak terurai. Meneduhkan perasaan dan seperti membekukan waktu. Papan-papan kayu yang melingkupi kedai udon itu menjadi saksi bisu terjalinnya dua hati yang menyatu. Kuat dan kokoh.

to be continued.

Sepatu yang Kehilangan Tuannya || Kuroken AU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang