Kenma membiarkan badannya setengah rebah di dada Kuroo. Membiarkan air matanya tumpah ruah membasahi dada yang terasa kosong dan lapang itu.
Jantung Kenma teremas hingga entah bagaimana bentuknya saat tidak lagi menemukan detak di dada Kuroo yang biasanya selalu menghantarkan kehangatan.
Detak jantung itu tidak ada. Ia telah mnghilang bersama terenggutnya sisa kehidupan Kuroo di muka bumi.
"Kuroo senpai, aku harus menunggu sampai kapan? Hari ini aku ulang tahun, seharusnya kita merayakannya bersama-sama, bukan?" ratapnya dengan hati yang poran poranda. Laju air matanya tidak juga terhenti.
Bokuto yang mendengar nada penuh keputusasaan itu memalingkan wajah. Membiarkan air matanya jatuh lebih deras lagi. Rasa sakit akan kehilangan sosok sahabat. Juga karena tidak kuasa melihat Kenma yang hancur.
"Aku mencintaimu, Kuroo senpai. Selalu dan selamanya."
Adalah kata-kata terakhir yang terucap dari bibir Kenma sebelum ia kehilangan kesadaran.
******
Yang pertama Kenma lihat saat membuka mata adalah Akaashi. Laki-laki itu duduk di samping brangkar yang Kenma tiduri dengan cemas.
"Akhirnya kau bangun juga, Kenma-chan," ujarnya penuh kelegaan.
Samar-samar, Kenma melihat sisa-sisa air mata di wajah Akaashi yang masih menampilkan gurat-gurat kesedihan karena kehilangan.
Kenma sedang berusaha untuk duduk saat seorang perawat wanita tiba-tiba masuk. Menenteng sebuah paper bag dan mengangsurkannya pada Akaashi. "Saudara Kuroo sempat sadar beberapa saat sebelum menghembuskan napas terakhirnya dan dia menitipkan sepatu ini untuk disatukan dengan yang sebelahnya lagi."
Sungguh ironis.
Seperti tengah tersambar petir, Akaashi dan Kenma sama-sama tercenung. Mereka berdua teringat kata-kata yang sama. Yang diucapkan oleh Bokuto saat mereka membeli sepatu itu.
"Aku pernah dengar mitos kalau memberikan sepatu kepada pasangan itu seperti ajakan untuk berpisah."
Begitulah yang pernah dikatakan Bokuto saat itu.
Dan kini, ucapan itu selayaknya doa yang terlambat terkabul. Belati yang berbalik menikam. Kuroo pergi. Memisahkan dengan paksa, raga dan jiwanya dari Kenma. Dan juga dari orang-orang yang menyayanginya.
"Kuroo senpai."
Lagi-lagi Kenma hanya mampu memggumamkan nama itu dengan hati yang remuk redam.
Hari ini, tepat di ulang tahunnya yang ke-19. Satu orang yang begitu ia cintai melangkah menjauh darinya. Dan dalam langkah-langkah terakhirnya menjejak bumi, ia melangkah ditemani sepasang sepatu pemberian Kenma yang kini terkoyak di sana sini dan meninggalkan bercak darah yang mengering.
Hari ini, sepasang itu telah kembali bersatu. Namun, tak lagi utuh. Tak akan pernah kembali utuh karena telah ditinggalkan oleh tuannya.
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepatu yang Kehilangan Tuannya || Kuroken AU [SELESAI]
RandomHidup Kenma mulai tak lagi sepi karena kehadiran Kuroo, kakak tingkatnya yang selalu mengganggu dirinya setiap saat. Laki-laki itu secara terang-terangan mengatakan kalau ia menyukai Kenma. Kenma tidak bisa terus mengelak karena diam-diam ia mulai t...