Kuroo masuk ruang operasi. Begitu yang mereka tangkap dari penjelasan perawat di rumah sakit. Proses itu berlangsung berjam-jam. Hingga Kuroo dinyatakan kritis oleh dokter yang menanganinya dan harus dipantau selama beberapa jam ke depan di dalam ruang ICU.
"Kuroo-kun akan baik-baik saja." Lagi-lagi kalimat yang berisi doa itu dilantunkan oleh Bokuto yang terduduk lemas di bangku koridor rumah sakit.
Ini sudah lewat lima belas jam sejak Kuroo dinyatakan koma. Hari sudah sore. Dan langit sedang semangat menumpahkan air dalam volume yang besar.
Di samping Bokuto, ada Kenma yang sejak sampai di rumah sakit tidak bersuara sepatah kata apapun.
Mereka berdua di kelilingi teman satu tim Kuroo. Di antaranya ada Akaashi, Oikawa, Tendou, Sakusa, Suna, Suga, Kageyama, Tsuki dan juga sang manajer. Satu-satunya perempuan di sana.
"Dia pasti bangun. Dia masih berhutang mentraktirku boba," ujar Oikawa. Dalam canda itu terselip doa yang begitu tulus.
"Ya, dia juga berjanji padaku dan Sakusa akan nonton bareng siaran pertandingan kita besok," kata Suna.
"Katanya dia mau mengajariku teknik blocking yang baru untuk menghadapi pertandingan selanjutnya," ungkap Tsuki, si junior yang begitu disukai oleh Kuroo.
"Kuroo-san, dia orang yang kuat. Hanya hal seperti ini tidak akan membuatnya menyerah." Kageyama ikut angkat bicara.
"Aku juga belum sempat menagih janjinya yang mau menemaniku main time zone," sahut Tendou.
"Kuroo-san terlalu banyak mengumbar janji. Sudah sejak bulan lalu dia katanya mau latihan masak di rumahku," sambung Suga tidak mau kalah.
Akaashi dan sang manajer hanya bungkam. Terlalu banyak kata yang ingin disampaikan. Namun tertahan di ujung lidah. Tidak sanggup terucap karena mungkin akan berakhir dalam tangis.
Kenma yang mendengar mereka semua memgungkapkan janji-janji Kuroo yang belum tertepati itu pun tidak habis-habisnya melantunkan doa. Berharap Kuroo akan bisa kembali berkumpul dengan mereka secepatnya.
Kalau katanya di sisi kita selalu ada malaikat yang memantau, Kenma berharap dia mendengar teriakan dan desah doa itu lalu menyampaikannya pada Kuroo yang terbujur lemah di dalam ruang ICU sana, bersama alat-alat penunjang kehidupannya.
"Kuroo senpai, aku masih menunggumu datang," ucap Kenma kepada udara kosong yang dingin dan mencekat.
Bersamaan dengan datangnyavkabar bahwa Kuroo tidak bisa bertahan. Detik itu, kehidupan Kuroo dihentikan paksa oleh Yang Maha Kuasa. Tuhan memutuskan untuk membawa pulang satu ciptaan-Nya.
Dan langit pun seakan ikut marah dan kehilangan. Air hujan itu jatuh dalam tempo yang kuat dan deras. Menambah kesakitan tak terperi di hati dan sekujur tubuh Kenma dan juga teman-teman Kuroo yang lainnya.
"Katanya dia akan mengabulkan semua permintaanku," ucap Kenma bergetar. "Dia memintaku untuk menunggu. Tapi kenapa dia malah pergi?" ratapnya lirih. Kalah dengan raungan air hujan yang jatuh terhempas ke bumi
Aku mencintaimu. Selalu dan selamanya.
Tampaknya mantra itu telah kehilangan kekuatannya sore itu.
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepatu yang Kehilangan Tuannya || Kuroken AU [SELESAI]
RandomHidup Kenma mulai tak lagi sepi karena kehadiran Kuroo, kakak tingkatnya yang selalu mengganggu dirinya setiap saat. Laki-laki itu secara terang-terangan mengatakan kalau ia menyukai Kenma. Kenma tidak bisa terus mengelak karena diam-diam ia mulai t...