Sepatu yang Kehilangan Tuannya - 1

310 57 6
                                    

Turnamen voli yang diikuti tim Kuroo dan juga kompetisi game yang diikuti Kenma digelar di hari yang sama. Kenma dan Kuroo hanya bisa saling mendukung di pagi harinya sebelum masing-masing fokus pada kegiatan masing-masing.

"Aku dalam perjalanan ke tempat Mr. Ukai," kata Kenma kepada Kuroo melalui sambungan telepon.

"Aku akan ke sana sebentar lagi. Tunggu aku, ya. Jangan ke mana-mana."

"Kalau kau lama aku tinggal pulang," ucap Kenma. Bukan sebuah candaan tentu saja.

"Jangan merajuk dulu. Kita harus merayakan kemenanganmu dan timku bersama-sama."

Kembali berdecak. "Badanku rasanya mau rontok, senpai. Aku lelah sekali. Padahal aku hanya bermain game seperti biasa."

"Itu karena kau tegang, Kenma-chan. Kau baru saja mengikuti kompetisi nasional. Bukan hal aneh kalau badanmu akhirnya protes karena sudah bekerja keras."

"Kau harus memijat badanku nanti."

Terdengar suara Kuroo tertawa nyaring. "Untuk yang tersayang, akan kukabulkan apapun permintaanmu dengan senang hati."

Setidaknya itulah yang mereka obrolkan beberapa puluh menit yang lalu. Sebelum akhirnya Kenma harus melihat kekasihnya itu mengalami kejadian yang mengerikan.

Di depan sana, hanya dalam berjarak sekian meter. Kuroo terpental beberapa meter dalam waktu sepersekian detik, setelah ujung roda motornya tertabrak truk yang kehilangan keseimbangan.

Motor ninjanya tersaruk oleh ban truk hingga ringsek. Sementara Kuroo terkapar dengan tubuh yang carut-marut penuh luka dan darah.

"Kuroo senpai," lirik Kenma tak sampai.

Ia membeku. Melihat Kuroo terkapar lemah di atas aspal. Darah mengucur melalui sela-sela helm yang retak dan cairn merah itu meluber di jalanan.

Di posisi Kenma saat ini, ia bisa merasakan kesakitan yang menghujam tubuh Kuroo. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya tidak bisa digerakkan.

Bahkan hingga ambulans datang. Dan saat paramedis yang bertugas mengangkat tubuh Kursor yang tergolek lemah itu dan meletakkannya di atas brangkar, lalu membawanya pergi dengan disertai raungan sirine ambulans yang memekakkan telinga, Kenma masih tidak bergerak dari posisinya.

Kuroo telah dibawa pergi. Meninggalkan sisa-sisa kecelakaan yang tadinya dikerubungi banyak orang, kini menyisakan dirinya, juga ada beberapa orang yang menjadi saksi kecelakaan itu terjadi dan beberapa polisi yang sedang meninjau TKP.

"Aku mencintaimu. Selalu dan selamanya."

"Aku mencintaimu. Selalu dan selamanya."

"Aku mencintaimu. Selalu dan selamanya."

Hanya kata-kata itulah yang menjadi mantra dan terus terngiang di kepalanya.

Saat kesadaran mulai mengikis dan merubuhkan pertahanannya, ia samar mendengar suara Bokuto yang meneriakkan namanya. Lalu ada tangan-tangan yang menariknya menjauh dari lokasi kejadian tabrakan mengenaskan itu.

Sebelum ia benar-benar menjauh dan rubuh. Matanya menangkap sesuatu hal yang begitu familier untuknya, sebuah benda yang dipungut oleh petugas polisi dan dimasukkan ke dalam plastik.

Kenma jelas tahu benda apa itu. Itu adalah sepatu yang ia hadiahkan untuk Kuroo saat ulang tahun. Hanya sebelah. Karena yang sebelahnya lagi masih terpasang di kaki Kuroo.

Kenma tidak pingsan. Ia hanya limbung karena kepalanya sakit dan perutnya mual. Masih syok dengan apa yang ia saksikan di depan matanya.

"Ayo kita menyusul ke rumah sakit," ajak Akaashi setelah cukup lama membiarkan Kenma terduduk lemas di bangku yang berada di dekat jalan.

"Kuroo senpai," lirih Kenma. Tidak tahu harus berkata apa selain memanggil namanya.

"Dia akan baik-baik saja," ujar Bokuto dengan nada suara bergetar. Ia sendiri bahkan tidak yakin setelah melihat kekacauan dan banyaknya darah yang tumpah di tengah jalan sana.

Sebelum mereka benar-benar beranjak pergi. Kenma mendekati petugas yang mengurusi sisa-sisa kecelakaan tadi.

"Maaf, boleh aku bawa sepatu itu?" pinta Kenma dengan suara tercekat. "Aku mohon, sepatu itu milik temanku," lanjutnya lirih.

Dan begitu saja petugas laki-laki itu menyerahkan plastik yang berisi sepatu sebelah kiri milik Kuroo. Sepatu itu ditinggalkan tuannya dengan bercak-bercak darah yang masih basah.

to be continued.

Sepatu yang Kehilangan Tuannya || Kuroken AU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang