Saat-saat yang paling menyesakkan perihal kehilangan bukan saat mendengar kabar duka itu atau saat terakhir kalinya bisa memeluk raga yang kehilangan detak dan kehangatannya.
Namun, ketika orang-orang yang datang melayat dan ikut berduka itu kembali ke rumah masing-masing dan meninggalkanmu dalam jerat kesendirian yang sepi. Mereka melanjutkan hidup. Sedangkan orang yang ditinggalkan, hidupnya pun terhenti kala tanah mengubur jasad sang terkasih.
Hari ini, genap satu minggu Kuroo pergi. Kenma mengurung diri di kamar. Memeluk selimut yang biasa dipakai Kuroo saat menginap di sana.
"Aku merindukanmu, senpai. Dadaku sesak karena terlalu merindukanmu. Aku harus bagaimana, senpai?"
"Kau harus melepaskanku agar sesak itu hilang, Kenma-chan."
Ratapan Kenma itu berbalas oleh suara Kuroo yang tak sampai.
"Aku membutuhkanmu di sisiku, senpai. Aku tidak akan protes kalau kau mau menggangguku. Tidak apa-apa. Aku hanya ingin kau terus di sisiku. Apa permintaanku berlebihan?"
"Kenma-chan."
Kuroo memeluk Kenma dari belakang. Mengelus puncak kepalanya. Walau mungkin tak cukup berarti. Karena Kenma tidak mampu lagi merasakan kehadirannya.
"Aku sangat mencintaimu, Kuroo senpai. Kau bilang kau mencintaiku juga, kan? Kau bilang akan selalu mencintaiku."
"Aku mencintaimu, Kenma-chan. Selalu dan selamanya. Aku sudah menepati janjiku, bukan? Sampai detak jantung dan napasku terhenti, aku terus mencintaimu."
"Sekarang aku harus bagaimana tanpamu, Kuroo senpai? Rasanya sepi sekali tidak ada dirimu."
"Kau harus melanjutkan hidup, Kenma-chan. Hidupmu tidak lantas berakhir hanya karena kehilangan aku."
"Bagaimana caraku melanjutkan hidup saat kau menjadi satu-satunya alasanku untuk terus hidup, Kuroo senpai?"
"Aku datang di hidupmu bukan untuk menjadi seseorang yang kau anggap seperti itu, Kenma-chan. Kau harus tahu, meskipun ragaku tidak lagi ada di sampingmu, aku akan selalu ada bersamamu. Karena sekarang aku abadi di hatimu."
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepatu yang Kehilangan Tuannya || Kuroken AU [SELESAI]
RandomHidup Kenma mulai tak lagi sepi karena kehadiran Kuroo, kakak tingkatnya yang selalu mengganggu dirinya setiap saat. Laki-laki itu secara terang-terangan mengatakan kalau ia menyukai Kenma. Kenma tidak bisa terus mengelak karena diam-diam ia mulai t...