Kakak Tingkat

514 78 0
                                    

Kenma berjalan lunglai memasuki area kampus. Dengan tas selempang berwarna hitam yang tersampir di bahu. Tangan kanan mungilnya memegang benda mati berbentuk persegi panjang berwarna silver. Ponsel kebanggaan miliknya yang menemani hidupnya yang terlampau sepi. Berisi game-game yang mengalihkannya pada dunia baru. Dunia yang tidak begitu diminati orang-orang di sekitarnya.

Siang yang terik. Membuat Kenma terlalu malas untuk sekadar menyeret kaki ke gedung tempatnya menempa ilmu sejak tiga bulan yang lalu. Gedung Sastra dan Bahasa.

Kaki-kaki kecilnya menaiki tangga, menuju lantai tiga yang terasa begitu jauh.

Saat memijak tangga terakhir seseorang menepuk pundaknya.

Tangan besar itu, Kenma tahu pemiliknya, bahkan tanpa perlu menolehkan kepala.

Kenma pun sudah hapal dengan aroma yang menguar dari tubuh si pemilik tangan besar itu. Kuroo Tetsurou, kakak kelas yang setingkat di atasnya.

“Kau belum makan? Lemas sekali jalanmu,” ucap Kuroo yang sudah berdiri di samping Kenma. Menjulang bak monster besar yang sanggup menenggelamkan Kenma yang bertubuh mungil itu hingga ke dasar bumi.

“Sudah makan,” jawab Kenma singkat. Lalu melanjutkan langkah menuju kelas yang sudah ramai.

“Nanti mau pergi denganku?”

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Tidak mau.”

“Alasannya?”

“Tidak ada.”

“Kau sudah punya kekasih?” tembak Kuroo dengan pertanyaan yang tak disukai Kenma.

Kenma sedikit mendongak. Dan melemparkan tatapan yang menyorot tajam bak laser yang bisa membolongi kepala. “Bukan urusanmu.”

“Aku hanya bertanya. Jangan sensi begitu.”

“Pergilah. Aku harus masuk kelas,” ucap Kenma. Mengusir Kuroo yang menghalangi jalannya untuk masuk kelas.

“Aku di kelas yang sama denganmu.”

Mata Kenma menyipit. “Apa?”

“Kenapa? Tidak salah kan kalau satu kelas dengan adik kelas manis ini?”

Kenma menghela napas berat. Kuroo Tetsurou yang ia kenal sejak masa OSPEK itu memang sifatnya begitu. Terlalu terang-terangan dan blak-blakan.

Dalam dua bulan terakhir ini, Kuroo bahkan semakin tidak tahu malu mendekati dirinya. Entah apa yang Kuroo lihat dari sosoknya yang tidak menonjol dan membosankan.

“Minggir, Kuroo senpai. Aku mau masuk.”

Kuroo tersenyum lebar. Dengan gaya yang sok cool, ia menyibak rambut yang jatuh di kening. “Aku juga mau masuk. Kita masuk sama-sama saja biar terlihat seperti pasangan yang kompak.”

Tanpa persetujuan, Kuroo merangkul leher Kenma dan menarik laki-laki berambut pirang sebahu itu hingga jalannya terseret-seret.

to be continued

Sepatu yang Kehilangan Tuannya || Kuroken AU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang