***
Hembusan angin menerpa ranting pepohonan, melambaikannya sesuka hati. Langit bergemuruh, pertanda akan turun hujan.Anak laki - laki itu tak peduli dengan suasana sekitarnya, tak peduli angin malam yang dingin dan sangat menusuk tulang.
Hatinya kini terluka. Kekecewaan yang dulu harusnya ia rasakan, sekarang malah terasa. Ketika ia sudah mulai mengerti semua.
" Maaf!, maafkan Maliq.. " Lirihnya menunduk sendu. Ia menyesal telah melukai hati orang - orang yang begitu berharga dihidupnya, namun ia harus melakukan itu. Ia tak mau merusak segalanya lagi.
" Maliq tidak ingin kejadian dulu terulang lagi, Maliq hanya ingin kalian bahagia, walau harus tanpa Maliq "
Ia menengadahkan kepala, menatap langit yang perlahan menurunkan rintik - rintik hujan " Tuhan!, ini kali pertamanya Maliq mengeluh. Maliq sudah lelah menahan semuanya. Jika Maliq tidak di inginkan, kenapa Maliq harus dilahirkan!, Maliq tak akan bisa tegar menghadapi ini sendiri. Sekarang hanya kak Sita yang Maliq miliki, itupun dia bukanlah keluarga Maliq "
Maliq berjalan ditengah derasnya hujan, tanpa peduli ia akan sakit. Kini hatinya jauh lebih sakit.
**
Prilly menangis di depan jendela yang ditutup, menempel jidatnya ke kaca, menatap derasnya hujan." Sekarang Maliq benar - benar membenciku. Semua ini memang salahku, aku begitu bodoh karena menuduhnya sekeji itu. Hikss.. "
Ali mendekapnya dari belakang " Ay!, istirahat yuk " Ajaknya. Ia tau, kini istrinya pasti sedang bersedih dengan penolakan Maliq. Iapun merasakan hal yang sama, tapi ia mencoba tegar, agar istrinya tak semakin rapuh.
Prilly membalikan badan, menatap suaminya nanar " Ay!, aku memang pantas dibenci, aku bukanlah ibu yang baik " Lirihnya. Perlahan kepala ia sandarkan dipundak suaminya.
" Aku menyesal ay!, kehilangan Mirza dulu membuatku gak bisa berpikir panjang. Sekarang tuhan benar - benar menghukumku " Lanjutnya ditengah isak tangis.
Ali hanya diam, memeluknya erat, menyalurkan kehangatan dan ketenangan.
Hukuman ini terlalu berat untuk Prilly. Bayangkan saja, delapan tahun diliputi penyesalan, sekarang malah menerima penolakan yang menyakitkan dari Maliq.
Tapi percayalah. Tuhan sedang membuat rencana indah dibalik semua ini..
**
Sita bergegas keluar rumah, ketika melihat Maliq pulang basah kuyup " Ya ampun Maliq.., kenapa pulang hujan - hujanan gini?, kalau kamu sakit bagaimana?, kamu nanti tidak akan bisa ikut ujian "Ia mengambil handuk di dalam, lalu kembali keluar, membantu Maliq membersihkan tubuh basahnya " Ganti pakaianmu di dalam, biar kakak buat teh hangat untukmu "
Sita menaruh segelas teh diatas meja. Ia menatap Maliq heran. Tak biasanya Maliq diam dan melamun, pasti ada yang dipikirkannya.
" Maliq!, kamu kenapa?, oya!, bagaimana acara ulang tahunnya?, pasti sangat meriah kan!, apa si kembar menyukai pemberianmu? " Sita bertanya - tanya dengan antusias.
Maliq menghela, lalu menunduk, memainkan jarinya diatas paha " Kedua orang tua si kembar, mereka adalah orang tua angkat Maliq kak.. " Lirihnya.
Sita melongo tak percaya " Apaaa!!, berarti.., berarti.., si kembar adik angkatmu!! " Serunya mengedip - ngedipkan mata.
Maliq hanya diam " Tapi bagus dong Maliq, sebaiknya kamu kembali saja pada mereka " Tutur Sita lagi, melanjutkan.
" Kakak ingin mengusirku! " Maliq akhirnya bersuara. Sita tersadar " Eh!, bukan begitu maksud kakak, jika kamu kembali, hidupmu tak akan susah lagi, kakak tak tega melihatmu ngamen " Jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Mom And Dad
FanfictionMaliq, malaikat kecil yang datang ke kehidupan rumah tangga Ali dan Prilly Mengubah segalanya, menimbulkan kembali cinta yang tadi perlahan akan memudar, menghilangkan pertengkaran yang selalu ada, menghapus keegoisan mereka, Dan menggagalkan perpi...