Divorce

127 15 2
                                    

Saling cinta, saling sayang, saling peduli dan saling, saling, tetapi saling terhapus karna keegoisan masing - masing, yang membuat satu sama lain merasa tidak ada kecocokan lagi..

*
*
Angin berhembus disekitar taman, membuat rumput serta pohon - pohon bergoyang, mengikuti irama yang membuat siapa saja, merasa damai.

Namun suara isak tangis mengiringi iramanya, terdapat seorang wanita yang masih sangat cantik, duduk menutup wajah dengan berlinangan air mata, isakannya sangat memilukan dan menyayat hati.

" Hikss, hikss, hiksss... " Wanita itu trus saja terisak, sampai akhirnya berhenti.
Ia mengusap wajahnya, lalu mendongkak, menatap langit sore " Aku udah gak kuat tuhan, sampai kapan akan terus begini.. " Lirihnya begitu pilu.

" Dulu kami saling mencintai, menyayangi, tapi, sekarang malah jadi begini " Tuturnya dengan setetes air mata yang jatuh ke pipi.

" Apakah ini akhir dari kisah cinta kami tuhan? "
Wanita itu beranjak, meninggalkan taman yang selalu menjadi tempatnya mengadu, menumpahkan kesedihan.

**
" Kemana saja, kenapa baru pulang?, apa kau sedang bersenang - senang dengan lelaki diluar sana " Kata - kata pedas menyambut kedatangan wanita itu.
Ini memang sering kali terjadi, jika ia baru pulang dari butik.

Wanita itu bernama Prilly Wulandri Mahesa, Ia seorang desainer ternama di Jakarta.

Sebenarnya ia bisa saja pulang sore hari, karena tak ada yang bisa melarangnya.
Tapi inilah yang ingin ia hindari. Jika ia pulang cepat, pasti hanya ada pertengkaran tak ada habisnya dirumah ini.

" Butik ramai, jadi gak bisa pulang cepat " Sahutnya dingin, tanpa menatap suaminya.

" Alah!, alesan, bilang aja baru jalan sama Celan " Tebak Pria yang tak lain adalah suaminya itu. Namanya Ali Sandrian Alka, seorang CEO diperusahaan Alka'Group, yang sedang pesat - pesatnya.

Sedangkan Celan Aldian Pamela, pelanggan abadi dibutik Prilly, seorang CEO juga, di perusahaan Pamela'Group.

" Ini tidak ada hubungannya dengan Celan, jangan bawa - bawa dia " Prilly merasa sangat kesal, jika Celan dibawa - bawa dalam pertengkaran mereka, padahal Celan tak tau apa - apa.

" Trus aja bela dia!, sebenarnya suami kamu itu, aku atau dia?! " Bentak Ali dengan rahang mengeras.
Prilly tidak menghiraukannya, berlalu begitu saja, menaiki tangga.

" Ali!, lepas!! " Pekiknya meringis. Ketika Ali menyusul, dan mencengkram lengannya.

" Aku sedang berbicara denganmu!!, kau tuli hah!!! " Bentaknya lagi, mendorong Prilly ke tembok samping pintu kamar mereka.

Prilly meringis, saat punggungnya menghantam tembok " Aku sedang tidak ingin berdebat " Ucapnya.
" Dan kau, jangan selalu memojokkan ku, kau sendiri tadi jalan bersama Vira " Lanjutnya lagi, mengalihkan tatapan. Tak ingin bertatap muka dengan orang yang membuatnya sakit hati.

Virana Alexsa, sekertaris Ali. Sebenarnya ia sudah mempunyai suami, dan suaminya itu, adalah sahabat Ali. Tapi Prilly tak itu, yang ia tau, Ali sering makan diluar bersamanya.

Ali mengurung Prilly dengan kedua tangannya, memajukan wajah hingga hidung mereka bertemu, namun tak saling menatap, karena Prilly menutup matanya " Aku hanya makan bersama! " Jelasnya di depan wajah Prilly.

Prilly diam, begitu juga Ali. Sebenarnya dihati masing - masing, masih ada cinta, masih ada sayang, masih ada rasa peduli. Tetapi Mereka tak menyadari rasa itu, ketika sadarpun, mereka selalu menepis, dan mengedepankan ego.

" Kita sudah satu tahun menikah, tapi kau belum memberikanku anak. Apakah kau sengaja gak mau hamil?, agar kecantikanmu terjaga "
Prilly membuka mata, mendengar suara suaminya lagi. Setelah beberapa menit dalam keheningan. Ali pun sudah menjauhkan tubuhnya.

Not My Mom And DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang