••••••••••
Malam ini terasa berbeda untukku, menghabiskan sepanjang malam dengan menatap sinar bulan yang menerangi bagian alam semesta yang gelap. Duduk seorang diri di sebuah kursi panjang yang terbuat dari rotan di teras rumah. Di temani beberapa bintang yang tampak bercengkerama dengan bulan malam ini.
Menatap langit yang luasnya tidak terkira. Melepaskan penat seharian bekerja dari pagi hingga petang. KRIIIK ... KRIIIK ... KRIIIK .... Suara jangkring bersahut-sahutan menghiasi kesunyian malam dan menggema keseluruh alam buana.
"Hm ...." Aku mulai menghela nafas panjang dengan pandanganku tidak sedikit berpaling dari sinar bulan malam ini.
"Ternyata kamu ada di sini, Rat. Ibu kira kamu ada di kamar. Sedang apa kamu duduk sendirian di sini?" Ibu kembali mengulang pertanyaannya berjalan menghampiriku.
"Memanjakan mata Bu. Coba Ibu lihat deh, ke atas langit hari ini bulan dan bintangnya bersinar terang Bu, indah sekali," kataku takjub melihat ke langit malam.
"Iya, tapi nggak biasanya kamu duduk di sini."
"Hehehe ... Sesekali Bu, apa salahnya duduk di luar melihat keindahan langit malam. Supaya nggak jenuh juga di dalam kamar terus."
"Hm ...." Ibu duduk di sampingku.
"O ya Bu, Ratna mau tanya sesuatu boleh?" kataku pada Ibu yang berada di sampingku.
"Tentu saja boleh, kamu mau tanya apa?" balas Ibu menatapku datar.
"Bu di dunia nyata ada tidak ya, seorang gadis sederhana berjodoh dengan seorang Pangeran seperti di cerita dongeng?" tanyaku pada Ibu dengan mengharapkan jawaban dari Ibu.
"Kamu ini Rat, namanya juga cerita dongeng dibuat untuk menghibur anak kecil. Lagian, jika itu ada hanya seribu satu bahkan, mustahil di dunia nyata," ucap Ibu menjawab pertanyaanku.
"Iya Bu, sama seperti aku dan Galang yang mungkin tidak bisa bersatu."
"Kalau kamu dan Galang memang berjodoh maka, takdir pun tidak akan memisahkan kalian. Karena, jodoh itu tidak ke mana-mana."
"Hm ... Iya Bu," ucapku dengan rasa tidak rela menerima kenyataan yang akan terjadi di antara aku dan Galang nantinya, "Bu, ayo kita masuk hari mulai larut," ajakku pada Ibu yang masih duduk di sampingku.
"Iya." Aku dan Ibu melangkah masuk ke dalam rumah menghabiskan sisa malam dengan beristirahat.
******
Seperti biasanya seorang pria paruh baya selalu menghabiskan sebagian waktunya di ruang kerja pribadinya. TEK, TEK, TEK .... Setiap jari tangannya menari-nari di atas meja kerjanya. Mengisyaratkan jika, ia tengah bosan menunggu.
"Di mana berkas yang lainnya?" ucap Pria paruh baya itu bertanya dengan tegas kepada seorang pemuda.
"I-ini Pak," ucap pemuda itu terbata-bata, memberikan sebuah map berwarna biru muda kepada pria paruh baya yang tengah menunggu di ruang kerjanya, "Apa sekarang saya sudah boleh pergi dari sini, Pak?" tanya pemuda itu dengan pandangan tidak berani menatap pria paruh baya yang ada di hadapannya.
"Tunggu!!!" Cegah pria paruh baya itu, "Apa kau sedang sibuk?" tanyanya dengan suara tegas khas miliknya.
"Tidak Pak," jawabnya pelan namun, masih bisa terdengar oleh pria paruh baya yang berada di depannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/257280497-288-k326869.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Galang dan Ratna
RomanceWARNING!!! Lebih baik jika anda follow terlebih dahulu akun saya, baru baca ceritanya. Ini adalah cerita dua orang insan yang saling jatuh cinta, saling melengkapi setiap kekurangan masing-masing adalah sebuah bukti bahwa cinta bisa tumbuh dengan...