BAB 5

102 84 217
                                    


~INSIDEN~

"Jika kamu memiliki seorang saudara, maka bersyukurlah.
Karna meski terkadang berulang kali membuat dirimu kesal namun, Saudaramu mengetahui segalanya tentangmu. Saudaramu tahu saat kamu sedang sedih atau senang.
Karna begitulah bentuk kasih sayang seorang saudara. "
:
@Nurvi@
¦
<•Haura•>

^^Happy reading^^

Flash back on


Setelah turun dari bis, Haura tak kalah panik ketika mengetahui sekolah yang ia tuju ternyata berjarak begitu jauh dari bis yang dinaikinya ersebut.

Tak ingin membuang waktu, ia segera berlari berharap ia tidak masuk terlambat di hari pertama masuk sekolah.

"Ya ampun, Rara kok bisa teledor gini"sesal Haura menepuk jidat pelan.

Tak butuh waktu lama, Haura tersenyum sumringah saat sekolah barunya sudah bersebrang jalan dengan dirinya.Dengan hati hati dan waspada ia menoleh kanan kiri berniat menyebrang jalan raya yang memang sedang banyak lalu lalang kendaraan.

"Allhandhulillah, akhirnya Rara bisa sampai dengan selamat"ucap Haura bersyukur setelah menyebrang jalan tadi,ditambah gerbang sekolah barunya itu nampak masih terbuka, bertanda bahwa ia belum terlambat memasuki sekolah barunya sehingga membuat senyuman mengembang pada gadis itu.

Dengan langkah santainya ia berjalan sambil melihat arloji yang ditanganya, waktu hanya tersisa dua menit itu sudah lebih dari cukup untuk ia sampai dan memasuki kelas barunya.

Namun tiba tiba sesaat ia bertbrukan dengan seorang pria.

"Aduh.. Maaf mas, maaf saya tidak sengaja"ucap Haura dengan menangkupkan kedua tanganya.

"Heh lu jalan gimana sih, nggak liat liat kalo ada orang!!Makanya jalan itu pake mata!"sewot pria itu dengan nada tinggi.

Haura hanya menunduk mengakui kesalahanya, padahal memang bukan sepenuhnya salah Haura, toh pria itu juga yang jalanya terburu-buru.

"Iya saya kan sudah minta maaf mas"jawabnya mulai kesal,Haura memang paling anti dengan orang yang tidak tahu ungggah ungguh.

"Makan tuh jalan! "pungkas pria itu berlalu meninggalkan Haura.

"Kalo aja orang itu nggak lebih tua dari aku, udah aku remes remes dia"gumam Haura sebal.

Sudah dua kali ini ia bertemu dengan orang-orang yang tak tahu akan unggah-ungguh(sopan santun) parahnya lagi ia bisa bertemu dalam waktu sehari saja. Apa iya kebanyakan orang orang di Jakarta seperti itu?

Tak ingin kalut dalam rasa sesalnya ia beristighfar lalu mencoba membuang pikiran buruknya dan mulai optimis untuk belajar di sekolah barunya.
Namun senyum itu tak bertahan lama saat Haura menyadari gerbang sekolah nya baru saja tertutup rapat.

"Pak satpam! "teriak Haura berlari mendekati pak satpam yang berjaga di gerbang sekolah.

"Iya neng, ada apa? "

"Emm..pak saya ini murid pindahan dari SMAN 01 Semarang yang akan sekolah di SMA ini"jelas Haura pada pak satpam.

"Oalah, neng ini murid baru to?"

"Iya pak, pak saya boleh diizinkan untuk masuk tidak pak, ini hanya telat satu menit doang kok pak"kata Haura memohon.

"Maaf neng, saya hanya mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan di SMA ini"tolak pak satpam halus.

LIKA-LIKU CINTA HAURA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang