BAB 4

107 58 17
                                    

~LELAH~

Satu kata untuk hari ini
'Lelah'
:
{Haura Kamilatunnisa}

^^Happy reading^^

"Assalamu'alaikum"salam seorang gadis membuka pintu dan masuk kedalam rumah yang mendapat jawaban dari perempuan separuh baya yang berada di dapur.

"Wa'alaikum salam"sahut wanita paruh baya yang bearada di dapur.

Haura kemudian berjalan menuju dapur lalu mencium punggung tangan wanita paruh baya yang kerap disapa umi.

"Umi, lagi masak apa? Sini biar Rara bantuin"ketika melihat sang Umi sedang melanjutkan aktifitasnya.

"Nggak usah, Rara kan baru pulang sekolah pasti capek, eh gimana di sekolah baru Rara?"

Tuh kan, Umi nanyain soal itu. Aku harus jawab apa ya, bohong,nggak, bohong,nggak,boho...

"Dek?Ditanya kok malah melamun si? "tanya umi Nabila yang membuyarkan lamunan Haura.

"Eh!Mmm...lancar dan baik kok umi,"bohong Haura lantaran dirinya sangat bingung padahal realitanya tidak seperti apa yang diungkapkanya pada umi Nabila,tapi tak apalah ia akan mengungkapkan insiden yang sebenarnya pada sang kakak.

"Allhamdhulillah kalo gitu,"ujar umi Nabila.

"Emm..Umi kak Azzam dimana? "

"Lagi diatas, nggak tau lagi ngapain. coba cek aja"

"Ya udah deh Rara ke atas dulu "pamit Haura.

"Dek"panggil umi Nabila mengehentikan langkah kaki Haura sebelum ia menaiki undakan tangga,"iya umi? "tanya Haura menoleh pada sumber suara.

"Jangan lupa bersih bersih ya"pinta umi Nabila pada Haura memberikan senyum lembut seperti biasanya.

"Oke umi"jawab Haura menyatukan jari telunjuk dan jempolnya.Kemudian berjalan menaiki undakan tangga menuju kamarnya.

Saat Haura memasuki kamarnya ia melihat sosok pria sedang mencari sesuatu diantara buku buku yang berjejer di lemari belajarnya.
Mungkin ia sedang mencari buku miliknya yang tertukar dengan buku milik Haura.

Haura melepas sepatunya kemudian ditaruhnya pada rak sepatu miliknya, ia lantas berbaring diatas kasur empuk miliknya guna mengistirahatkan tubuh nya yang sangat lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haura melepas sepatunya kemudian ditaruhnya pada rak sepatu miliknya, ia lantas berbaring diatas kasur empuk miliknya guna mengistirahatkan tubuh nya yang sangat lelah.

"Salam dulu dong dek kalo masuk kamar"ujar pria itu menyadari sang adik yang berada di kamar.

Haura menghembuskan nafas gusar.

"Wa'alaikum salam"

"Assalamu'alai--eh dek nggak kebalik?"tanya Azzam menyadari ada sesuatu yang salah.

"Kak--"dijeda "pamali loh kalo nggak dilanjutin"ujar Haura sambil meringis membuat sang kakak hanya menghembuskan nafas pasrah.

"Assalamu'alaikum"salam Azzam singkat.

"Wa'alaikum salam"jawab Haura sambil terkekeh, menurut Haura meledek sang kakak adalah tradisi yang menghibur.

"Huft.. Untung adik sendiri kalo nggak udah gue buang ke sungai amazon"lirih Azzam masih tetap fokus pada aktifitasnya.

"Apa kak? Rara denger loh apa yang kak Azzam bilang tadi"tanya Haura melirik pada sang empu.

"Allhamdhulillah kalo denger, berarti pendengaran Rara masih normal"celetuk Azzam.

Buukk

Sebuah lemparan bantal yang tepat mengenai punggung Azzam, membuat ia mengaduh kesakitan. Siapa lagi pelakunya kalo bukan Haura

"Aduh sakit dong dek,"rengek Azzam.

"Ish.. Lagian kak Azzam nyebelin banget,nggak tau orang lagi kesel apa huh"cibir Haura.

"Emang adek kesel kenapa si? "tanya Azzam lalu menghampiri sang adik setelah menyelesaikan aktifitasnya dan meninggalkan setumpuk buku diatas meja belajar milik Haura.

Haura melepas khimar serta inner rajut miliknya yang menampakkan rambut ikal hitam pekat dengan gaya ikat rambut belakang.

Berulang kali ia menghembuskan nafas gusar, ia terlihat lelah bahkan sngat lelah.

Siapa juga yang tak lelah jika berada di posisi Haura,berdebat di bis, bertubrukan dengan orang menyebalkan ditambah lagi disekolah baru nya ia akan menghadapi seorang yang bisa di sebut 'es balok' atau 'es kutub' .

Hal itu benar benar mampu membuat beban difikiranya.

"Cerita dong sama kakak kalo ada masalah"bujuk Azzam mengamati gelagat sang adik yang nampak sangat lesu.

Haura bangun kemudian memposisikan duduk bersejajar dengan Azzam.

Lalu mulai menatap sepasang manik milik sang kakak dan mulai meceritakan apa yang terjadi padanya. Mulai dari perdebatan di bus hingga dengan bertubrukan dengan orang menyebalkan.

Azzam hanya mencerna kata perkata yang diungkapkan sang adik,inilah yang Haura suka dari Azzam, ia tak kan pernah memotong pembicaraan sebelum ceritanya berakhir.

"Belum lagi di sekolah Rara ketemu sama orang kek es kutub"ujar Haura dengan nada kesal.

Azzam mengernyitkan dahi bingung mendengar perkataan Haura seakan memberi kode agar Haura menjelaskan maksud dari perkataanya.

"Iya kak, jadi gini---"

:
:
:

BERSAMBUNG....
Penasarang nggak?

Simak ceritanya Rara yuk..

Jangan lupa votenya. 😉

Terima kasih untuk para readers udah memenuhi targetku😘

LIKA-LIKU CINTA HAURA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang