(14) who is this new girl?

563 85 1
                                    

Kepalanya terasa begitu pusing. Jaehyun mencoba untuk bangkit dari tidurnya, namun saat ia menyadari kalau seseorang sedang tidur berbantalkan lengan kanannya. Tatapan Jaehyun langsung tertuju kearahmu yang memeluk pinggangnya sedang tertidur pulas. Jaehyun melukis senyum tipisnya melihat wajah cantik gadis ini terlihat begitu natural berbeda dari kebanyakan siswa Sekang yang sering Jaehyun temui. Namun saat tatapan Jaehyun tertuju pada lehermu yang memperlihatkan tanda kemerahan disana. Pikiran Jaehyun langsung kacau, ia semalam datang dengan keadaan masih sedikit mabuk. Ia takut jika ia sudah memaksamu untuk melakukan hal yang tak kamu inginkan. Jaehyun tak bisa ingat apapun selain pertengkarannya dengan ayahnya semalam.

"Y/N," Bisik Jaehyun.

"Enghh- Hmm?"

Perlahan kamu membuka kedua matamu lalu berkedip-kedip untuk menyesuaikan dengan cahaya pagi. Kamu mendongak keatas menatap Jaehyun tengah menatapmu kearahmu, membuat kamu langsung bangkit dari tidurmu dan menutupi tubuhmu dengan selimut. Bukan karena kamu dalam keadaan telanjang, hanya saja kamu merasa terekspos dengan gaun tidur satin yang kamu kenakan ini. Merasakan ranjangmu bergerak tanda Jaehyun juga ikut bangkit dari tidurnya, membuat perasaanmu gugup. Lalu secara mengejutkan Jaehyun menyibak rambut panjangmu memperlihatkan leher jenjangmu dengan bekas kemerahan disana. Tatapan kalian bertemu seketika itu.

"Katakan." Jaehyun mengusap bekas kemerahan itu. "Apa aku yang melakukan ini?"

Kamu menundukkan kepala sembari meremas selimut yang membungkus setengah tubuhmu. Kamu takut jika Jaehyun akan menyalahkan dirinya karena sudah menciummu semalam. Kamu takut jika setelah menyalahkan dirinya sendiri, Jaehyun akan pergi menjaga jarak denganmu. Memang yang Jaehyun lakukan salah dan kamu juga sudah mencoba untuk menghentikannya saat itu. Tetapi kamu gagal dan hanya bisa pasrah. Selagi Jaehyun tak melebihi batasannya, kamu masih bisa memaafkannya.

"J-jae,"

"Jadi benar aku yang melakukannya?"

Air mata menetes begitu saja saat kamu menganggukkan kepala menanggapi pertanyaannya. Kali ini kamu juga akan pasrah dengan apa yang hendak dilakukan Jaehyun setelah mengetahuinya. Kamu memberanikan diri untuk menatapnya, ia terlihat begitu menyesali perbuatannya. Kamu bisa melihatnya dari tatapannya.

"Jae kamu tid-"

"Kenapa kamu tidak memukulku saat itu? Kenapa kamu tidak mendorongku atau apapun untuk menyadarkanku?"

"Aku sudah mencobanya, aku mencoba mendorongmu sampai tiba-tiba k-kamu pingsan dan a-aku masih dipelukanmu. M-maaf,"

Jaehyun memejamkan kedua matanya lalu mengusap wajahnya kasar. Ia kembali menatapmu yang masih menangis itu. Tak ada laki-laki yang tega melihat perempuan yang disukainya menangis karena kesalahannya sendiri. Jaehyun menggenggam tanganmu sambil meminta maaf berkali-kali. Ia bahkan sampai memintamu untuk memukulnya sebagai balasannya. Tetapi kamu tidak bisa melakukan itu padanya, tidak setelah ia mencurahkan segala isi hatinya kepadamu. Rasanya kamu ingin memeluknya lagi dan mengatakan kalau kamu juga menyayanginya. Tapi sepertinya Jaehyun tak ingat dengan apa yang dikatakannya fajar tadi.

"Kamu harus segera pulang, Jae-"

"Aku tidak ingin pulang ke rumah. Aku tidak ingin kembali bertemu de-"

Jaehyun menghentikan ucapannya saat itu juga. Ia tidak bisa mengatakan masalah semalam kepadamu. Ia tak ingin menyakiti perasaan perempuan yang disukainya. Tapi bukankah merahasiakan rencana pertunangan Jaehyun dengan Sooji semakin menyakiti perasaanmu?

"S-siapa Jae?"

"Aniyo,"

Kamu tahu Jaehyun menyembunyikan sesuatu darimu. Dari caranya berbicara terdengar jelas ia sedang gugup untuk menutupi permasalahannya itu. Kamu paham, jika memang Jaehyun tak ingin memberitahumu mengenai masalah pribadinya karena memang kamu hanyalah temannya bukan kekasihnya. Kamu bukanlah tempat Jaehyun bersandar dan mencurahkan isi hatinya. Tetapi pengecualian untuk pagi buta tadi karena keadaan Jaehyun sedang mabuk.

F BOY (JAEHYUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang