Sudah seminggu lebih Nia memperhatikan partner kerjanya itu tampak tak seperti biasa, meski situasi covid perlahan mulai meredah, dan masa Psbb sudah dihapuskan, wajah pria yang ia sukai terlihat begitu suram, keseringan melamun disela-sela membuat beberapa pesanan Coffe ataupun dessert kecil.
Hampir empat kali dalam seminggu ini Nia bertanya alasan pria bertubuh jangkung dan berambut gondrong sebahu itu menjalankan hari dengan mood buruknya.
Namun jawaban Rafal selalu sama, "gatau, males ah ceritanya" lama-lama Nia dibikin gondok setengah mati, alhasil dia masa bodoh dengan tingkah aneh pria itu dan fokus bekerja sebagai waitress di kedai 'selaras padu'.
------------------------
Pernah ga sih kalian ngerasain gundah, gelisah, kesel plus kecewa karena udah lama ga ketemu orang yang kamu sukain atau kagumin? Pasti pengen ketemu dia terus kan? Nah kalau kalian bisa hubungin doi kalian sih fine-fine aja, tapi beda dengan Rafal yang hanya bisa mengirimkan pesan lewat aplikasi gay datingnya.
Yaps, Rafal suka cowok tapi dia juga suka cewek, serakah banget kan? Gatau deh jalan pikiran cowok bertampang estektik pinterest itu, sebenarnya dia udah punya cewek namanya Chika dan bulan depan adalah anniversary mereka ke empat tahun. Rafal senang sih dan sedikit takjub plus bangga ke dirinya yang udah pacaran dalam jangka lama, namun usai dikerjain sahabat seperkomplekkannya, dunia Rafal berubah.
Malam itu, desember 2019 bulan dimana covid belum ada dan membludak seperti sekarang, hari minggu tanggal dua puluh lima, yaps natal suci yang berubah menjadi malam penuh dosanya.
Orang sekomplek kenal sih cowok ngondek itu, dia dancer terkenal, sering muncul kok di instagram, youtube, maupun program-program Tv yang suka tampilin penyanyi kalau butuh backdancer. Azel namanya, cowok bermuka ganteng namun tingkahnya lembut banget dan sedikit feminim. Dia anak jurusan perkantoran dan mulai menekuni dunia K-pop serta tariannya, udah deh Azel berubah haluan, dan warga komplek manggil dirinya 'sista' awal-awal ortu Azel dan dia sendiri keberatan, namun lama-lama jadi biasa aja.
Azel sama Rafal beda enam tahunan, meski perbedaan umur mereka cukup jauh tapi Rafal sayang banget sama tuh cowok, mereka udah temenan sejak delapan tahun lalu sih Azel pindah ke komplek tempat tinggal Rafal.
Awal ketemunya itu gara-gara bunda Rafal nyuruh anak perjakanya buat kasih bolu caramel sebagai ucapan selamat ke penyewa baru yang nempatin rumah samping beliau.
Rafal sedikit kesal karena harus keluar dari rumah di waktu cahaya matahari sedang terik-teriknya, dan usai dia mengetuk rumah besar bercat putih disampingnya, seorang anak cowok bertubuh pendek ngebukain pintu dengan tampilan luarbiasa berantakkannya, bubuk putih menyelimuti wajah anak cowok itu, serta celana pendeknya basah tertumpah air.
'geli' itu yang Rafal pertama kali pikirkan, terus Rafal nanyain ke tuh anak kok bisa sampai kayak gitu, ternyata Azel kehausan dan mau bikin susu, biasanya ayah yang buatin tapi barang-barang di rumah belum komplit jadi ayah dan kakak sulung Azel lagi sibuk nge pack barang di rumah dulunya.
Dan Rafal merasa kasihan, yaudah dia yang udah kelas satu Smk, lebih tua enam tahun dibanding Azel yang masih Sd kelas lima, segera narik anak cowok itu ke dalam rumahnya, bunda Rafal shock banget ngelihat tampilan bocah kecil yang dibawah anaknya, detik itu juga Azel dimandiin di rumah tetangga barunya.
"terus sejak hari itu, lu selalu nempel sama gue!" gerutu Rafal kesal sambil meminum coklat panas buatannya, Azel langsung memanyunkan bibirnya dan malah bangkit dari sofa depan, lalu menjatuhkan tubuhnya disebelah sahabat pria nya itu.
"ya...kan aku ga punya temen banyak kayak ka afal" ujar Azel cemberut, tangannya perlahan mendekati tangan pria yang ia anggap sebagai kakak lelakinya itu dan mulai memeluk erat, dia menyandarkan kepala ke bahu Rafal, mencari kehangatan di tengah-tengah hujan deras saat malam natalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Gagah!
Teen FictionCompleted! rate 18 ++ _____________________________ "hey! hey! hello! mas.....ish budeg banget sih" "eh...iyaiya, sorry...kenapa kak?" "niat jualan ga sih lo?" ujar Zia seketus mungkin, lalu segera mengasih note pesanan. berawal dari pertemuan sing...