jangan lupa follow author!!
sorry klo tulisan masih amatir
================================
start!!
Tak ada angin, dan tak ada hujan....entah kenapa beberapa hari ini, Mood Nia begitu ceriah, terang, happy, joyfull, dan ingin sekali terus ada di tempat kerjanya, gamau pulang!
Itu semua karena sikap pria yang ia sukai, yaps Rafal...sering menyapanya tiap awal shift Nia mulai sampai kedai closing. Seperti, "pagi ni, gimana hari lu?" atau "hai ni, lu tambah cantik sumpah!" juga "lu pulang aja duluan, biar gue yang closing bareng gio" padahal sejak dirinya bekerja di kedai 'selaras padu' jarang banget yang namanya ga ikut closing ini kedai.
Bahkan udah dua kali, Nia kedapetan senyuman manis dari pria berambut gondrong itu setiap mencopot masker karena gerah, serius! Bisa-bisa dia diabetes dan pingsan ditempat. "jangan-jangan, rafal dah tau?" bisik dia pelan-pelan, takut Gio yang sedang ngeracik milkshake di sampingnya mendengar ucapan Nia.
"demen banget bisik-bisik lu kak" celetuk Gio, sejak tadi sore awal buka ini kedai, siswa Smk kelas tiga itu kedapetan suara-suara gaib disekitarnya, yap...ucapan Nia terdengar jelas di telinga Gio. "lu demen sama bang rafal?" tanya pria berkacamata minus dua itu, waitress wanita disampingnya secara tak sengaja, mencubit kencang pinggang Gio.
Alhasil Gio langsung mengadu kesakitan, bahkan milkshake yang ia buat sudah tumpah ke bawah lantai area bartender. "nia!! Ish....sakit bego! Tumpahkan susu gue!" omel Gio, untung keadaan di lantai satu belum ada satu pun pelanggan, para customer lebih suka duduk di lantai dua setiap malam minggu.
Rafal yang sedang bantuin Selly bikin empat porsi macaroni cheeze, mendengar teriakkan juniornya itu. "gio kenapa tuh bang?" celetuk Selly sambil mengaduk macaroni di panci besar, agar matangnya sama rata, "palingan juga berantem sama nia, biasa lah mereka hehehe" balas Rafal sembari meracik saus keju andalan kedainya.
Setelah semua macaroni sudah di tuang ke empat mangkuk kecil, giliran Selly lah yang menghias dengan saus dan beberapa garnish lainnya. "biar gue aja, lu istirahat sana" kata Rafal, mendorong pelan tubuh gadis smk kelas tiga itu ke samping, agar tak sempit, "eh, gue aja bang, ini kan emang tugas gue" tolak Selly karena bagian menggarnish adalah jobnya.
Rafal terkekeh pelan, "berarti ngehias bolu juga job lu dong? Yaudah deh besok-besok lu yang hias" usil cowok berambut gondrong itu, karena gaada yang bisa membuat ukiran dari coklat seindah dan sedetail yang Rafal buat, "eh...engga bang, itu mah" sahut Selly tergagap, Rafal kembali tersenyum, "sana, bantuin didepan" tuntasnya, alhasil siswi smk itu pun patuh dan berlalu ke area depan dapur.
Sejak pertemuannya dengan Zia di toko kue viral minggu lalu itu, Rasa suka dan kagum Rafal malah makin tambah, padahal ia di tuduh banci, namun entah mengapa Rafal malah menganggap kelakuan tak sopan pria berambut silver cerah itu menggemashkan.
Namun sikap Zia kepada Azel yang membuat Rafal bertanya-tanya, jujur ia begitu jengkel saat mengetahui alasan teman dekatnya itu nangis sewaktu berkunjung di toko kue minggu lalu, bisa-bisanya Zia ngancam di dalam toilet, kalau bukan karena ia suka terhadap cowok aneh itu, Rafal mampu menonjok cowok bertubuh kurus kering macamnya.
Yang membuat mood Rafal begitu cerah, ialah Zia mulai aktif kembali bermain aplikasi gay datingnya itu, dan mereka saling bertukar pesan lagi, Rafal terkekeh pelan saat asik menghias macaroni keju buatannya dan Selly, karena mengingat isi pesan Zia kemarin siang.
'gue suka cowok, tapi...males pacaran....' Balas Zia ditengah perbincangan mereka berdua, 'yaudah, sama gue aja kuy' canda Rafal, padahal mah sedikit berharap diterima meski dating online. 'fwb-an aja gimana? Gue dibawah sih....terus lu di atas....masalah tempat biar gue yang tentuin, tapi inget....tanpa perasaan' balasan dari Zia, sungguh-sungguh ngebuat pikiran barista handal itu travelling kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Gagah!
Teen FictionCompleted! rate 18 ++ _____________________________ "hey! hey! hello! mas.....ish budeg banget sih" "eh...iyaiya, sorry...kenapa kak?" "niat jualan ga sih lo?" ujar Zia seketus mungkin, lalu segera mengasih note pesanan. berawal dari pertemuan sing...