'what if..what if we run away, what if we left today'Alunan music dari vokalis Troye Sivan menggema ke seluruh ruang kamar pemuda berambut abu cerah itu.
"ish!! Fal.....yaampun lu gampang banget sangean sih!!"
Sergah Zia kesal, padahal lima belas menit lalu tangannya berhasil ngebuat batang cowok bertubuh jangkung disampingnya lemas tak berdaya usah perang ranjang.Rafal terkekeh pelan mendengar gerutuan kekasihnya, ia bangkit dari tidurnya lalu duduk tepat disamping pantat semok Zia yang terkespos tanpa sehelai benang.
"morning kiss"
Ia bungkukkan badan dan mengecup singkat kedua pipi Zia, sedangkan yang dicium malah mendengus sebal, kembali memejamkan mata.Rafal langsung berdiri dari kasur, meregangkan otot-otot dada serta bahu dan kakinya yang terasa kaku setelah bermain lima ronde bersama pacarnya tadi malam.
Lalu ia mulai mengambil boxer pendek dari lemari, dan memakainya.
"bangunnya siangan aja....bunda gue pulang dari rumah sakit paling nanti siang"Pria bertubuh jangkung itu segera keluar dari kamar, mutusin buat check ruang tamu yang pastinya terlihat berantakkan usai kemarin mencoba mempraktekkan posisi-posisi seks diberbagai sudut rumah berdua sama Zia.
Anak tunggal itu mulai membersihkan tiap lantai rumah, mengepel kamar milik bunda yang sedang dirawat, lalu beralih ke kamar mendiang ayahnya yang selalu dibersihkan, terakhir ia masuk ke kamarnya sendiri.
Rafal memungut baju-baju kotor, serta pakaian Zia semalam, lalu memasukkan nya ke mesin cuci.
"gue mandi duluan aja lah" gumamnya, dan langsung masuk kedalam kamar mandi, padahal kemarin malam Zia minta buat mandi bareng karena lumayan susah ngebersihan lubang anusnya kalo sendiri.
Tiga puluh menit berlalu, kamar berluasan tiga puluh meter persegi yang ditiap dinding didominasi poster band indie, Indonesia pastinya, dan beberapa band tahun 82'an seperti Abba yang Rafal begitu gemari.
Diatas kasur lantai bersarung despicable me, terdapat seorang pemuda berbadan kurus dengan rambut abu cerah mencoloknya sedang tidur berposisi tengkurap, pantat semok itu tertutup sarung tipis yang tadi pacarnya selimuti.
"aaaahhh" uap Zia besar-besar, mata hitamnya melihat ke sekeliling, tak ada tanda-tanda Rafal.
"fall.....rafalll" panggilnya sambil melangkah keluar kamar.
Harum terasi, lengkuas, dan beberapa rempah-rempah yang ia tak ketahui, menusuk hidungnya usai masuk ke area dapur. Zia tersenyum, memandang tubuh tegap sang kekasih yang sibuk didepan kompor.
"ishh ngagetin aja!....udah bangun? Gila, lu kebo juga ya zi" ujar Rafal terkesiap.
Zia terkekeh pelan karena berhasil bikin pacarnya ini terkejut, ia lingkarkan tangan dan merengkuh erat tubuh Rafal, seperti tak ingin kehilangan.
"udah lah, lu gausah kerja! Mending jadi pembantu gue aja dirumah? Gimana? Gue gaji diatas umr depok deh....terus seharian lo nemenin, kalo mau pulang bakal gue kasih servisan nikmat" jelas Zia sambil mencuci mukanya di wastafel dapur.
Rafal terkekeh pelan mendengar gurauan pacarnya itu, lalu ia letakkan dua piring nasi goreng terasi, serta lima potong ayam goreng yang tadi telah diungkep sejak dirinya keluar kamar mandi.
"ogah, nanti bukannya kerja...gue malah ngentotin lu terus" ucap Rafal kasar.
Tiga detik kemudian, dahinya sukses merah hasil dijitak kencang oleh Zia yang kesel denger kata-kata kasar pacarnya, padahal bahasa Zia jauh lebih kotor dibandingkan Rafal hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Gagah!
Teen FictionCompleted! rate 18 ++ _____________________________ "hey! hey! hello! mas.....ish budeg banget sih" "eh...iyaiya, sorry...kenapa kak?" "niat jualan ga sih lo?" ujar Zia seketus mungkin, lalu segera mengasih note pesanan. berawal dari pertemuan sing...