"janji? tinggalin angel.....baru gue mau gituan sama lo" tuntas Zia menyelesaikan perseteruan sesaatnya pikiran siswa kelas dua smk itu sedang pusing-pusingnya dikarenakan masalah sepele sejak kemarin malam.
Dreas mengangguk kencang, sangat antusias dan ga mempedulikan hubungan asamara dengan gadis cantik kelas sebelah yang saat ini berstatus sebagai pacarnya.
"jadi, mau dirumah gue...atau nyewa hotel?" tanya Dreas, dirinya begitu tertarik perihal tawaran dari sahabatnya ini.
"hotel....gue gamau ditusuk di kamar sumpek lo" jawab Zia ketus, kata-katanya terdengar merendahkan dan pedas bukan? Namun Dreas mengambil tak peduli karena ingin sekali mencoba berhubungan intim dengan pria didepannya sekarang.
Tanpa disadari remaja yang sedang berimajinasi bagaimana nanti rasanya nusuk cowok semanis dihadapannya saat ini, Zia diam-diam merekam semua ucapan Dreas, dari awal ketemu sampai detik akhir.
Malamnya, Zia menaruh rekaman pada handphone nya ke macbook agar tak hilang, jika-jika terjadi hal yang tak diinginkan. Jarinya mulai mencari-cari artikel tentang hubungan sejenis lewat safari, "berarti....yang harus gue beli, lube, kondom..." gumam remaja kelas dua itu sambil menulis di memo kecilnya supaya tak lupa, dahi Zia mengernyit usai melihat iklan 'poppers dan viagara: diskon 45%' karena merasa tertarik, segera ia klik advertisement itu.
Senyum licik Zia mengembang penuh, langsung dirinya membeli dua obat itu, "kali aja....bisa gue pake" gumamnya pelan.
-------===============-------
Hari minggu siang, rumah keluarga Widhiangsa kedatangan tamu penting, bahkan Edgar yang jarang pulang dan selalu nginep dirumah wanita simpanannya, pagi buta ia sudah tiba diantar pak Agus, supir kantornya.
Tamu itu adalah pemilik lahan di wilayah pancoran jakarta selatan, dan Edgar selaku direktur dari usaha restaurant dessert miliknya, ingin membeli tanah berluas Sembilan Hektar untuk membuka cabang ketiganya, "kenapa bukan sekertaris kamu aja sih yang nanganin?" tanya Hera disela-sela obrolan mereka bertiga seputar tanah tersebut.
Ibu rumah tangga itu kesal karena harus batalin jadwal yoganya, dan sekarang malah duduk anggun berpakaian formal untuk nemenin suami tersayangnya itu, "aku kasih dia waktu istirahat dulu, kesian lebaran kemarin......bukannya libur malah kerja" jelas Edgar setengah berbisik karena gaenak didengar tamu pentingnya itu.
Saat situasi di ruang tamu begitu hening, dan hanya terdengar percakapan seputar kerjaan, beda halnya didalam kamar milik anak bungsu keluarga Widhiangsa.
suara Sorn ClC terdengar jelas menyanyikan lagu grupnya."I go up! Helicopter...never give up! Like a pilot~~~" nyanyi Zia antusias, karena hanya dibagian ini ia hafal, grup jebolan Cube entertainment itu menjadi idol favorit Zia sejak single 'me' dirilis, dibandingkan GG besar lainnya entah mengapa Zia lebih tertarik vibe yang dihasilkan group tersebut.
Pasti kalian merasa sikap mahasiswa semester satu itu begitu berbeda dari bab sebelumnya? Yaps....itu benar, tingkah Zia bertolak belakang saat di tempat umum, kedai, mall, dan lainnya pasti tampak dingin dan jutek, namun jika di kamar bercat khaki dan tergantung poster-poster bergambarkan Sorn Clc, sikap Zia akan sangat ceriah dan bisa-bisa ia konser gila-gilaan di dalam ruangan privasinya itu.
Untuk informasi aja kalau tembok keluarga Widhiangsa dibuat kedap akan suara-suara, karena saat Karin masih tinggal dirumah itu, ia sangat kesal mendengar desahan-desahan yang dihasilkan dari kamar Hera dan Edgar, entah suara gigolo sewaan mamahnya ataupun pelacur milik papah mereka berdua.
Dan itu membuat rasa takut Hera sering muncul, wanita berkepala empat itu cemas akan sikap anak bungsunya yang begitu diam, jujur Hera ga mau kejadian dua tahun lalu terulang kembali, namun ia sadar kalau desahan sewaktu berhubungan intim dengan kucing-kucingnya akan menganggu aktivitas Zia dan orang rumah lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista Gagah!
Teen FictionCompleted! rate 18 ++ _____________________________ "hey! hey! hello! mas.....ish budeg banget sih" "eh...iyaiya, sorry...kenapa kak?" "niat jualan ga sih lo?" ujar Zia seketus mungkin, lalu segera mengasih note pesanan. berawal dari pertemuan sing...