LAAR= ^07^

6K 451 77
                                    

Jam istirahat pun tiba, Rachel berjalan terlebih dahulu menuju keluar kelas, dengan wajah dingin nya. Membuat seisi kelas berbisik ².

"Kenapa mereka?"

"Apa mereka bertengkar?"

"Rachel nyeremin banget hari ini,. Gue takut"

"Nggak biasanya Rachel kek gitu bangt"

Bisik-bisik mereka hanya membuat ketiga sahabat Rachel menghela nafas bingung,. Bagaimana cara mengembalikan mood Rachel yg akhir-akhir ini semakin jelek saja.

"Sebenarnya ada apa dengan Rachel?"- tanya Nadia. Yg mendapat kan gelengan kepala dari Bimo, sebenarnya Bimo sendiri mengetahui kenapa Rachel seperti ini tapi dia tidak mau mengatakan nya walupun mereka bersahabat.

"Ayo susul"- ucap Nadia yg hendak menyusul Rachel, tapi dengan cepat Bimo menarik pergelangan tangannya.

"Nggak usah, biarkan dia sendiri dulu"- ujar Bimo, sambil melepaskan pergelangan tangan Nadia.

"Baiklah, kantin yuk, laper"- Lucas berdiri sambil mengusap perutnya.

"Ayo"- ucap Bimo dan Nadia serentak.

×××

Sementara itu Rachel memilih pergi ke atap, sambil membawa minuman soda di tangan nya, Rachel terus berjalan Samapi menuju pembatas atap, sesampainya di pembatas atap Rachel memegang pembatas tersebut dengan tangan kirinya sambil memejamkan mata.

"Huftttttt"

Rachel POV

Seperti nya aku terlalu berlebihan pada mereka, tidak biasanya aku merasa sangat emosi seperti ini. Harusnya aku tidak membawa urusan keluarga ku keluar dari rumah dan membuat orang-orang terdekatku merasa tidak nyamn.

Flashback on.

Dua hari yg lalu.

Aku hari ini pulang cukup larut, aku kadang kasihan pada mbok yg selalu menungguku pulang, padahal aku selalu menyuruh mbok untuk tidur terlebih dahulu, akan tetapi mbok tidak pernah mau mendengarkan kata-kata ku.

Sesampainya aku di depan gerbang rumahku, aku melihat ada dua mobil terparkir di depan garasi,

"Cih, jadi mereka masih ingat rumah"- ucapku cukup kesal, Kenapa mereka tidak sekalian pergi saja dan tidak usah kembali lagi.

Setelah memarkir kan mobil, aku langsung masuk ke rumah, akan tetapi baru saja 3 langkah aku menuju tangga, suara bas menggema memanggil nama ku dengan nada yg tidak bersahabat.

"RACHEL"- ucap orang itu yg tidak lain adalah Daddy. Aku pun membalikkan badan ke arah ruang keluarga.

"Hi, sudah pulang?"- tanya ku dengan senyuman yg di paksakan.

"Kenapa baru pulang jam segini?!! Kamu adalah wanita! Tidak sepantasnya kamu pulang larut seperti ini!"- aku tersenyum kembali.

"Hanya cari angin, seenggaknya aku masih ingat untuk pulang, tidak seperti kalian yg pulang dan pergi seenaknya saja."- senyuman itu tidak ingin pergi dari wajahku, rasa untuk menangis saja aku sudah mati rasa.

"Berhenti tersenyum seperti itu! Apa kamu sendang mengejek Daddy?!"- ucapnya dengan nada yg semakin meninggi.

"Hahahah"- tawa ku cukup kencang. Dan terlihat Daddy mengepalkan tangannya.

Love And All RestrictionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang