LAAR =^8^

3K 226 36
                                    

Happy reading 🦊

"Celll......"

"Cel Lo kenapa? Jangan lama-lama marahnya, tongkrongan ga asik tau kalau Lo nya kek gini"- ucap Nadia sambil memeluk tangan Rachel. Saat ini mereka sedang berada di salah satu cafe yang sering mereka ber-4 kunjungi.

"Gue ga apa-apa, cuma mood nya emng lagi jelek aja"

"Tapi Lo ga marah sama kita kan? Kalau gue ada salah gue minta maaf yh"- Nadia semakin erat memeluk lengan Rachel, Rachel hanya mengangguk-angguk kepalanya dengan pelan.

"Btw guys, liburan yuk, ketempat yang udaranya sejuk"- ucap Nadia dengan berbinar.

"Setuju, Jumat besok tanggal merah, sewa villa yuk di puncak"- ujar Lucas dengan mata berbinar, kadang-kadang saran Nadia memang berguna, pikir Lucas sambil tertawa.

"Kalau Rachel ikut, gue juga ikut"- ucap Bimo sambil menikmati kopi.

"Gue terserah kalian aja"- ujar Rachel.

"Biar gue aja yg sewa villa nya, Gue ada kenalan yang punya villa"- ujar Bimo.

"Ok, gue mau kolam renang nya pribadi yah, ga mau barengan sama orang"- ujar Nadia

"Iya tuan putri"- ujar Bimo sambil memutar kedua bola matanya.

Mereka mulai mengobrol dengan santai, mood Rachel juga sudah kembali, mereka membicarakan hal konyol sampai hal-hal random yg tidak jelas.

×××

Keesokan paginya Rachel dengan terpaksa harus menjemput Nadia, karena Bimo tidak bisa menjemput nya begitulah dengan Lucas, mereka berdua ada urusan pribadi, sementara supir Nadia juga tidak bisa mengantar nya karena sudah pergi sedari tadi bersama ibunya ke restauran.

Saat sudah sampai di area perumahan, Rachel melajukan motornya dengan pelan, dia takut jika terlalu melaju dengan kencang penghuni perumahan akan terganggu dengan suara bising kenalpot motornya.

Rachel pun sampai di depan rumah Nadia yg terlihat sepi menandakan orang rumah sudah pergi untuk beraktivitas.

Tin....

Dia membunyikan klakson untuk kode agar Nadia segera keluar dari dalam rumah, akan tetapi Nadia tidak kunjung keluar, dia akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Nadia.

"Halo baby..."

"Gue udah di depan nih, buruan keluar atau gue tinggal!"

"Sabar doang ini lagi pake sepatu"

"Cepat!!"

Rachel mematikan telpon sepihak dengan kesal, karena keleletan Nadia, Rachel memutuskan untuk membuka Instagram untuk mengusir rasa bosannya menunggu Nadia yg katanya tinggal memakai sepatu, tapi sampai sekarang belum keluar.

"Hi...."- Rachel langsung mengalihkan pandangannya pada orang itu.

"Lo, Ngapain di sini?"- tanya Rachel pada Rumi yg sedang berdiri di sampingnya.

"Rumah ku di ujung belokan sebelah sana, aku mau naik angkot jadi aku harus berjalan kedepan"

"Oh, dari sini lumayan jauh untuk sampai ke gerbang komplek"-

"Iya aku tau, tapi tidak apa, kamu sedang apa di sini?"

"Menunggu Nadia"

"Oh, ini rumah Nadia? Aku baru tau"- Tiba-tiba saja Rachel menyala kan motornya,

"Ayo naik, gue anterin sampai depan"

"Ga usah, aku bisa jalan sendiri"

"Tinggal naik aja susah banget"- ucap Rachel dengan nada sedikit meninggi, membuat Rumi terkejut, dia langsung menaiki motor, Rachel sempat terkejut karena Rumi duduk menyamping sehingga dia hampir hilang keseimbangan, Rachel pun langsung melakukan motornya untuk mengantarkan Rumi ke depan gerbang.

Love And All RestrictionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang