Happy reading 🦊
Rachel pov
"Lo dari mana sih? Kenapa susah di hubungin?"- ujar Bimo yang tiba-tiba saja sudah berada di kamar ku
"Ga dari mana-mana, handphone gue mati, tuh masih geletak"- ucapku sambil memonyongkan bibir ku ke arah tergeletaknya handphone ku yang berada di atas nakas, dia berjalan ke arah nakas lalu mengambil handphone ku.
"Mana charger nya?"- ucapnya dengan kesal, aku mengarahkan telunjuk ku ke arah laci dengan cepat dia mengambilnya, Setelah selesai dia mendekati ku dan duduk di sopa, merebahkan kepala nya sambil di pijat pelan.
"Lo bisa ga sih ga bikin gue khawatir terus!!"- ckck dia berani sekli menaikkan nada bicara nya pada ku
"Aduhh bawal deh, kepala gue pusing tau ga!!"
"Mata lo bengkak chel"- ujarnya sambil menaikkan satu lututnya di atas ranjang lalu meraih wajah ku untuk di lihatnya
"Apaan sih?!"- kesal ku dengan cepat menepis tangan nya, dia hanya menghela nafas dan kembali ke tempat nya, dan beberapa saat kemudian tiba-tiba saja pintu kamar ku di buka pakasa oleh makhluk paling berisik siapa lagi kalu bukan Nadia dan Lucas
"Chel chell lo ga apa kan? Lo baik-baik aja kan? Ada yang luka ga? Ada yang sakit?"- tanya nadia bertubai-tubi
"Bimo bilang lo lagi ga baik-baik, muka lo pucat bangat astaga gimana ini?"- kan apa aku bilang, dia sangat bersisik
"Gue ga apa"- kesal ku pada Nadia karena dia dengan heboh nya menaiki ranjang sambil memeriksa seluruh tubuhku.
"Please deh ga usah lebay, kayak baru pertama aja gue kek gini!"- Nadia hanya cengengesan sambil membenarkan posisi duduk nya.
Aku tidak mengatakan kejadian pagi ini pada mereka tentang aku yang pingsan ataupun tentang Arumi yang membantu ku, sementara itu mereka mengobrol merencanakan sesuatu untuk melepaskan penat kita sehabis ujian nanti
***
Deburan ombak menerpa kaki ku dengan halus nya, pasir putih terasa selaras dengan warna kulit kaki ku yang sudah mulai pucat karena terlalu lama terkena air, entah sejak kapan aku berada di sini bersama teman-teman ku dan Arumi di samping ku tersenyum bahagia saat air laut menerpa kaki nya juga.
"Hahahah"- tawanya di iringin senyuman manis di bibirnya
Flashback on
"Akhirnya woooooo"- Teriak Nadia saat ujian hari terakhir telah selesai
"Pantai pantai pantaiiiiiii wooooo"- teriaknya lagi
"Berisik bodoh"- kesal lucas sambil menepuk kepala Nadia dengan buku
"Awww sakit bodoh"- Nadia membalas memukul lucas dengan buku yang lebih tebal bertubai-tubi sampai lucas memohon ampun agar Nadia berhenti.
"Jadi berangkat jam berapa kita lusa?"- tanya Nadia sambil melirik Bimo dan Rachel bergantian
"Sore aja biar ga terlalu panas, perjalanan kita paling hanya 5 jam saja, kita jalan jam 4 sore"- ujar Bimo sambil memainkan handphone nya, mereka mengangguk menandakan setuju
Sementara itu Rachel melirik ke belakang, dia melihat Arumi yang sedang membereskan alat tulisannya, dan tiba-tiba saja suasana menjadi hening saat Rachel mengeluarkan suara nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And All Restrictions
Teen FictionCinta beda agama, bukankah kata-kata itu sering kita dengar? Tapi bagaimana jika cinta ini memiliki masalah lebih dari itu? beda agama, Sama-sama memiliki jenis kelamin yg sama dan yg lainya. Jadi,. apa ini bisa di sebut cinta, jika memiliki perbeda...