Happy reading 🦊
Rachel masih saja berdiri sambil terbengong membuat Arumi tersenyum, Rachel yang menyadari hal itu langsung menggelengkan kepalanya nya.
"Ayo tidur sudah malam, atau mungkin hampir pagi"- Rachel mengangguk dia berjalan ke arah Arumi
"Jadi mau di tengah atau di samping.?"- sekali lagi Arumi bertanya
"Di samping saja, tadi kan aku sudah bilang aku tidak suka di tengah"- Arumi mengangguk
"Baiklah ayo tidur"- mereka berdua naik ke atas ranjang lalu berbaring, sementara itu Nadia tampak tidak terganggu dengan keributan antara Arumi dan Rachel
Setelah berbaring Rachel menaikkan selimut lalu membelakangi mereka berdua, dia perlahan memegangi dada, jantungnya berdetak tidak normal, dia mulai menarik dan membuang nafas dengan perlahan, tapi bukannya tenang dia malah semakin gelisah, dia tidak bisa menemukan posisi enak dari tidurnya,
Rachel pov
Karena tidak kunjung menemukan posisi yang nyaman, aku membalikkan tubuh ku ke arah Arumi, aku langsung terdiam saat wajah tenang nya tepat di depan wajah ku, sepertinya dia sudah terlelap nafas nya juga sangat tenang sepertinya dia sangat lelah hari ini
Tangan ku terulur menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantiknya, bibir tebalnya sedikit terbuka terlihat seksi, wajah cantiknya sangat tenang saat sedang tertidur lelap, tanpa sadar aku mendekatkan tubuhku agar lebih dekat pada nya, entah setan apa yang merasuki pandangan ku tidak bisa berpaling dari bibir seksi nya
Perlahan Tangan ku menyentuh bibir Arumi, dan tampaknya dia terganggu, dia mulai membuka mata dengan pelan, remang-remang lampu tidur membuat matanya terlihat bersinar dalam kegelapan, dan ternyata jemari ku masih berada di bibir tebal nya. Arumi terdiam dia tidak mengatakan apapun bahkan dia tidak menepis tangan ku, tiba-tiba aku teringat kata-kata nya saat di luar tadi,
"menyukai ataupun mengagumi seseorang itu bukan tentang gender tidak masalah soal dia perempuan ataupun laki-laki perasaan seseorang tidak bisa di paksaan kita juga tidak mau mempunyai perasaan seperti itu"
perlahan aku mendekatkan wajahku, dan lagi-lagi aku tidak tau setan apa yang merasuki, aku menempelkan bibir ku di bibir tebal Arumi, menggerakkan bibir ku dengan perlahan dan entah sejak kapan tangan ku berpindah ke leher jenjang nya
Aku langsung membuka mata ku saat Arumi menggerakkan bibirnya, dia memejamkan matanya sambil membalas ciuman ku dengan lembut, tangan nya perlahan bergerak di atas pinggang ku.
"Aaaaaa dinginnn"- kami berdua tersadar saling menjauhkan tubuh kami saat Nadia mengigau dan mengeluh dingin akan tetapi badan nya masih menghadap ke arah jendela, tangan Arumi bergerak untuk menaikkan selimut milik Nadia agar dia bisa kembali tidur dengan tenang, setelahnya Arumi membelakangi ku dia menghadap ke arah punggung Nadia yang sedang membelakangi nya.
Aku pun kembali membalikkan badan ku untuk membelakangi punggung nya, tangan ku perlahan naik untuk menyentuh bibir ku, apa yang baru saja aku lakukan.
"Bodoh"- gumam ku sambil menggaruk kepala ku dengan kesal
Karena tidak kunjung bisa tidur akhirnya aku keluar kamar, dan memutuskan untuk tidur di atas sofa, aku juga membawa selimut dan bantal guling untuk aku peluk karena di sofa terdapat bantal untuk aku gunakan sebagai bantalan kepala.
***
Samar-samar sinar mata hari memasuki ruang santai yang tentu saja terdapat aku yang sedang terbaring di atas sofa, untung saja sofa ini sangat empuk dan nyaman jadi badan ku tidak terasa sakit, aku membuka mata ku dengan perlahan menyesuaikan pandangan ku dengan cahaya sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And All Restrictions
Teen FictionCinta beda agama, bukankah kata-kata itu sering kita dengar? Tapi bagaimana jika cinta ini memiliki masalah lebih dari itu? beda agama, Sama-sama memiliki jenis kelamin yg sama dan yg lainya. Jadi,. apa ini bisa di sebut cinta, jika memiliki perbeda...