5. Gereja

246 17 0
                                    

Minggu pagi charles sudah bersiap di depan rumah lily, minggu ini bukan minggu balapan yg berarti sudah menjadi jadwal rutin charles untuk mengantarkan lily ke gereja. Tentu itu adalah ide lily yg harus di setujui charles, bahkan lily menulisnya diatas kertas dibubuhi tanda tangan keduanya dan menjadikan lorenzo sebagai saksi agar charles tak melupakan hal tersebut.

"hei apa kau menunggu lama, maafkan aku karna tadi harus mencari flatshoes hitamku yg entah bagaimana ceritanya berada di kamar brian"lily menjelaskan bagaimana bingungnya dia menemukan sepatu kesayangannya yg mendadak berada di kamar brian kakak laki-lakinya.

Charles membatu tak mencerna perkataan lily, matanya fokus menatap lily yg terlihat lebih cantik dengan dress berwarna merah maroon dan rambutnya yg diikat setengah.

"pantas saja daniel berusaha keras mendekati lily"pikir charles dalam hati.

"heh, mengapa kau malah melamun. ayo kita akan terlambat" charles sadar dari lamunan saat lily menepuk pundaknya pelan.

keduanya masuk kedalam mobil dan pergi menuju gereja yg terletak di pinggiran kota.

..

Lily menyanyikan lagu pujian dengan bersemangat, terlihat wajahnya berseri seri. Lily senang charles ikut bersamanya ke gereja, karna dalam satu tahun mungkin bisa dihitung dengan jari berapa kali charles bisa menemaninya.

Saat bukan minggu balapan pun terkadang charles terlalu sibuk dengan pekerjaan entertainmentnya, atapun harus keluar kota dengan charlotte. Yg meskipun lily selalu diajak namun ia juga selalu menolak, beralasan ingin berdoa di hari minggu.

Charles keluar dari gereja terlebih dahulu, meninggalkan lily yg masih sibuk mengobrol dengan beberapa kenalannya disana.

"hei charles" daniel tersenyum lebar menyapa charles

Sedikit terkejut charles membalas senyum lebar daniel dan memeluknya singkat, keduanya mengobrol ringan. Charles baru mengetahui bahwa daniel juga berdoa di gereja yg sama dengannya, terlihat lily berjalan keluar gereja hendak menghampiri charles.

"charles bisakah kita mampir ke resto biasanya untuk sarapan.. eh daniel" lily mengganti topik pembicaraanya saat mengetahui charles sedang bersama daniel.

Kedua laki laki itu menoleh ke arah lily, tentu saja daniel tersenyum lebar menunjukan semua gigi nya yg terlihat sangat rapi.

"bagaimana kau bisa berada disini?" lily bertanya pada daniel

masih dengan senyum yg tak lepas dari bibirnya daniel menjelaskan jika sesekali ia datang ke gereja untuk berdoa, lily hanya mengangguk paham. oh ya, meskipun daniel berasal dr ausie tp ia telah lama menetap di monaco sejak memulai karir balapnya. Yg otomatis mereka bisa bertemu di manapun

"charles bukan jemaat yg taat, aku harus memaksanya untuk mau datang"

"ha ha ha aku sangat tak kaget mendengar hal itu"

Mendadak charles merasa kesal mendengar percakapan dua orang di depannya,

"apa kau mau kembali denganku lil?"

Tatapan lily membola mendengar ajakan daniel untuk pulang bersama, menatap meminta pendapat. Namun charles malah sibuk mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"maafkan aku daniel, mungkin lain kali. Karna aku harus pergi ke suatu tempat dengan charles"

"baiklah, aku akan menagih hal itu lain kali."daniel tertawa singkat sebelum berpamitan pada keduanya.

Lily menatap charles dengan heran, karna saat ini laki laki itu tersenyum sendiri yg membuat lily bergidik ngeri.

"hei mengapa kau senyum - senyum seperti itu membuatku takut, apa ada iblis yg tbtb masuk kedalam tubuhmu"

Charles tak merespon, ia tetap tersenyum kemudian menggandeng tangan lily mengajaknya pergi. Dalam hati charles bersorak gembira, mengetahui lily lebih memilih pulang dengannya daripada daniel. Karna charles tahu ia akan selalu menang, jangan lupa charles memiliki tingkat ke narsisan sangat tinggi.

"sungguh aku tak mengerti"gumam lily perlahan.

Potrait Of You || Charles LeclercTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang