18. SKI

198 13 0
                                    

"bukankah sudah kubilang aku benci bermain ski"

"kenapa kita tidak berlibur di new york saja"

"lalu jika kita ke new york kau bisa leluasa bertemu lewis? jangan harap!"

lily mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan charles,

"tapi kau kan tahu charl aku sangat payah bermain ski, tak bisakah aku berdiam diri dihotel saja"

"sudah diam kau sangat berisik lily!"

charles menatap tajam gadis dihadapanya, pemuda itu menaikan resleting jaket lily hingga batas leher. memakaikan bennie hat hingga menutupi kepala, dan tak lupa sarung tangan tebal untuk membungkus jari2 gadis itu.

"bagaimana jika kau begitu asik meluncur dan meninggalkanku, lalu aku terjatuh dan tak ada yg menolong. oh aku tak bisa membayangkan terkubur dengan tumpukan salju"

"Dan bagaimana jika ada beruang kutub yg tiba tiba menyerangku dan membawaku masuk kehutan, bukankah sangat menyeramkan"

"ayolah charl kau tahu ini sangat berbahaya, apa kau mau melihatku terjatuh dan kakiku terluka. aku tak akan bisa menikmati malam natal nantinya"

charles mendengus dan memutar bola matanya malas, baginya ucapan lily adalah omong kosong belaka. gadis itu hanya mencari alasan, pdhl charles tahu lily cukup bisa bermain ski. hanya saja gadis itu malas dan lebih senang bergelut didalam selimut sambil menikmati coklat panas.

"berhenti bicara tidak tidak, ucapan adalah doa kau tau!"

"sudah selesai sekarang kita harus menaiki gondola, dan bawa semua peralatanmu"

lily menaikan bennie yg hat sedikit menutupi matanya, dengen menggerutu akhirnya menuruti ucapan charles. jika sudah begini sekeras apapun mencari alasan lily tetap tak bisa menolak.

.

Lily begitu terkesima saat gondola mulai bergerak, hamparan putih saju terlihat seperti kapas. Rasa kesalnya menguap begitu saja, tak ada lagi ucapan protes dari bibirnya.

Gadis itu berteriak kencang saat meluncur bebas dan mendahului charles, mengejek charles yg tertinggal dibelakang

"oh mengapa dingin sekali, rasanya jari jariku membeku. sarung tangan ini sangat tidak membantu"

dengan kasar lily melepas sarung tangan dan menaruhnya asal, berulangkali menggosok gosok kedua telapak tangan dan meniupnya mencoba menyalurkan kehangatan. Namun nihil

Gadis itu menepi disalah satu pondok, sedang yg lain tengah memarkir mobil yg digunakan untuk keluar dari arena ski.

Ini yg tak disukai lily dengan ski, rasa dingin yg benar benar menusuk. Lily suka salju hanya saja gadis itu memiliki alergi dingin yg tak jarang membuatnya bisa terkena flu.

"mengapa tak masuk saja, kau bisa memesan coklat panas lebih dulu"

"tidak, aku menunggu yg lain. apa aunt masih lama"

charles menaikan kedua pundaknya,

"entahlah bukankah kita yg sampai sini lebih dulu, mungkin mereka masih berputar"

pemuda itu menahan senyumnya menatap lily yg terus sibuk menggosok telapak tangan, sekalipun sudah berpakaian lengkap nampaknya udara dingin ttp bisa menembus. terbukti pipi gadis itu terlihat memerah karna kedingingan.

dan entah dorongan darimana, charles melepas sarung tangan. lalu menggosok telapak tanganya sedikit lebih lama kemudian menempelkannya dipipi gadis itu.

tatapan keduanya bertemu, charles tersenyum lebar sedang lily membeku. kedua matanya mengerjap atas tindakan charles.

"apakah sangat dingin? wajahmu sangat memerah"

gadis itu hanya bisa mengangguk, perlahan charles menggosok pipi lily dengan ibu jarinya membuat esensi panas menguar bersamaan dengan denyut jantung lily yg bekerja tidak semestinya.

"kau benar benar kedinginan rupanya"

dan detik berikunya charles menghapus jarak dan menarik lily kedalam pelukanya, menggosok punggung gadis itu berupaya agar rasa dingin menghilang.

"better?"

"much better"

charles terkekeh dan kembali mengeratkan pelukan, sedang lily berusaha mati matian agar degup jantungnya bisa kembali normal. karna sekarang yg dirasakanya bukan lagi dingin menusuk melainkan hawa panas yg membuat kupu kupu diperutnya bergejolak.

Potrait Of You || Charles LeclercTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang