16. Wedding

242 16 0
                                    


Charles berhenti mengobrol dan sedikit merapikan jass yg ia kenakan saat pembawa acara memberitahu bahwa pemberkatan pernikahan akan segera dimulai, disebelahnya sang kekasih terlihat melakukan hal yg sama duduk tegak dan sedikit merapikan rambutnya yg terurai.

Hari ini charles dan kekasih beserta keluarga besar menghadiri acara pernikahan salah satu kerabat, ia cukup takjub melihat konsep pernikahan kali ini.

Pemberkatan bukan di gereja melainkan disebuah taman yg sudah didekor dengan tema rustik, memanjakan mata menurutnya. Tak terlalu mewah dan tak terlalu sederhana, kursi kursi berjejer penuh.

Tak lama sang mempelai lelaki berjalan menuju altar diujung taman, seorang pendeta sudah menunggu disana. Sang mempelai terlihat tegang meskipun tengah ia tutupi dengan senyum dibibirnya.

Kini tatapan semua orang tertuju pada pregola dibelakang mereka saat pembawa acara mengatakan sang pengantin dan bridesmaid akan memasuki altar, tatapan charles terpaku pada seorang gadis yg terlihat 100x lebih cantik dari biasanya.

Memakai gaun berbahan tulle berwarna dusty blue yg berbelahan dada rendah, rambutnya tertata rapi dengan flower crown bunga daisy diatasnya. Make up tipis yg membingkai wajah, dan tak lupa mengenakan anting berlian sebagai aksesoris tambahan. Terlihat sederhana namun mengagumkan

Berjalan perlahan sembari membawa sebuket bunga lily, senyumnya merekah seolah sudah terpatri dan tak bisa hilang.

"Aku tak tahu lily yg menjadi bridesmaid di pernikahan gisel"celetuk salah satu tamu yg masih kerabat charles

"Gadis itu benar benar cantik, lihat aku takut sang pengantin akan kalah saing dengannya"

"Waah andai aku punya kakak laki laki pasti akan kukenalkan pada lily, dia benar benar luar biasa"

"Apakah tidak ada salah satu anak Mrs.Leclerc yg ingin menikahinya, sungguh aku ingin lily menjadi bagian keluarga kita sesungguhnya"

Suara suara pujian dan pertanyaam kagum terus berdengung ditelinga charles, pemuda itu tersenyum saat pandangan keduanya bertemu. Namun segera terputus karna lily harus berjalan sampai menuju altar.

Memang ini pernikahan kerabat charles, tapi hampir seluruh kerabatnya mengenal lily karna Mrs.Leclerc selalu mengajak lily saat ada acara keluarga seperti pernikahan dan mengenalkannya pada mereka semua. Karna sifat lily yg supel dan menyenangkan, ia dapat dengan mudah dekat dan akrab dengan kerabat charles. Bahkan gisel sendiri lah yg meminta lily utk menjadi bridesmaid nya kali ini.

"Dan sekarang kau bisa mencium istrimu"kata sang pendeta.

Sorak sorai penonton dan tepuk tangan riuh terdengar saat sang lelaki membuka tudung sang wanita, perlahan mendekatkan wajah saling tersenyum dan berciuman.

.

"Jika 5 menit lagi aku tidak duduk, mungkin kakiku akan patah"gumam lily yg tengah menyandarkan punggung disalah satu kursi kosong disana, memijit lutut dan pergelangan kakinya.

Jika bukan karna gisel mungkin lily tak akan mau memakai high heels dengan tinggi 10cm, karna tinggi badan lily yg kelewat mungil maka gisel bersikeras meminta gadis itu memakai sepatu tinggi agar sejajar dengan tingginya. Dan berakibat kaki lily sakit bukan main, karna ia tak terbiasa memakai sepatu setinggi itu.

Lily menyambar segelas air guna membasahi tenggorokannya, sedari tadi ia banyak berteriak dan tertawa menikmati pesta dengan kerabat charles.

"Mengapa sedari tadi aku tak melihat charles"gumam lily pelan, gadis itu bahkan mengedarkan pandangan mencari sosok sahabatnya yg tak terlihat.

Lily tak bohong, ia hanya melihat charles saat upacara pemberkatan. Selebihnya tidak, ia lebih banyak ditarik sana sini oleh saudara saudara charles. Kebanyakan dari mereka memuji kecantikan lily hari itu membuatnya diam diam tersipu malu, dan mengajak lily berfoto hingga pipinya sakit akibat terlalu banyak tersenyum.

Sampai lily berkata dalam hati "sebenarnya siapa yg menikah, mengapa semua org malah ingin berfoto denganku"

"Pakai ini"

Lily yg semula menatap kerumunan orang orang yg tengah menari dengan sang pengantin, kemudian mendongak mencari si sumber suara.

"Charles"kata lily

Charles menaikan sebelah alisnya, menggerakan sedikit matanya utk meminta lily menatap apa yg baru saja ia serahkan.

Sepasang sandal hotel berbulu lembut berwarna abu abu tertata rapi di depan lily, gadis itu terpaku otaknya seolah membeku bertanya mengapa charles membawa sandal hotel di pesta pernikahan.

Charles menghela nafas besar menarik kursi dan duduk dihadapan lily, menarik sebelah kaki gadis itu dan meletakkan dipaha nya.

"Hei apa yg kau lakukan"lily berteriak hendak menarik kakinya, namun charles langsung menatap tajam membuat nyali lily menciut.

Perlahan charles melepas ikatan sepatu yg melingkar dipergelangan kaki lily, dan sedikit memijitnya disana.

"Bukankah kau sudah tau jika tidak bisa memakai sepatu seperti ini, mengapa terus memakainya. Harusnya kau bilang pada gisel jika tak bisa memkai yg setinggi ini, pasti dia mengerti"

"Toh orang orang tak akan perduli meskipun kau terlihat kecil dibandingkan yg lain, daripada harus menahan sakit. Untung saja kau tak jatuh, bisa bisa kakimu patah! Sekarang pakai sandal itu, aku sengaja membawanya berjaga jaga kau akan seperti ini. Dan dugaanku benar"

Sepanjang charles berceloteh lily hanya diam dan memperhatikan, bagaimana pemuda itu dengan telaten melepas ikatan sepatu di kedua kakinya, memijat dan menepuk nepuk pelan bahkan memakaikan sandal hotel yg terasa nyaman dikaki.

Oh rasanya lily ingin memberontak karna jika diteruskan pikirannya akan kacau, pikirannya akan dipenuhi oleh charles dan ia yakin betul tak boleh seperti itu. Namun apa boleh buat hatinya menolak, hatinya meminta utk ttp menikmati apa yg selagi bisa.

"Kau memang yg terbaik charles"kata lily dengan senyum merekah, menggoyang goyangkan kakinya yg terasa nyaman dan siap berdiri lalu menari lebih lama.

"Apa jadinya kau tanpaku lil"balas charles dengan gaya sok angkuh.

Lily terkekeh, dari kejauhan terdengar sang pembawa acara mengatakan waktunya utk melempar bunga dan para tamu diminta berkumpul.

Lily bangkit menepuk nepuk dress dan sedikit merapikan anak rambutnya yg berantakan

"Kau memang penolongku charles, love you" dengan gerakan cepat gadis itu mengecup pipi charles pelan, lalu berlari kearah kerumunan bersiap merebut lemparan bunga sang pengantin.

Sedangkan charles diam dian tersipu oleh tindakan lily, mungkin dulu sebuah kata "love you" dan ciuman di pipi dari lily tak memiliky arti lebih. Namun sekarang mendadak ada suatu api kecil yg tbtb muncul.

Charles menatap lily yg tengah berlari sembari mengangkat dress nya agar tak terinjak, tertawa riang dengan kerabatnya yg lain. Salah satu ucapan kerabat charles tbtb muncul di otaknya

"Apakah tidak ada salah satu anak Mrs.Leclerc yg ingin menikahinya, sungguh aku ingin lily menjadi bagian keluarga kita sesungguhnya"

Mendadak charles membayangkan bagaimana jika lily menikah dengan orang lain yg bukan bagian keluarganya, bagaimana jika lily terlalu sibuk dengan laki laki lain dan tak memiliki waktu dengan charles.

Katakanlah charles egois tak menginginkan lily menjadi milik orang sedangkan ia memiliki kekasih, tp ia tak siap sungguh tak siap hanya membayangkan saja charles tak ingin.

Tak tahu apa yg terjadi kedepannya, yg pasti untuk saat ini pemuda itu tak akan membiarkan lily menjadi milik orang lain. Karna bagi charles, lily adalah miliknya, dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu dan tak ingin membagi lily untuk laki laki manapun.

Potrait Of You || Charles LeclercTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang