24. Kedatangan Lily

180 18 0
                                    

Charles tengah memainkan isntrument "mariage d'amour" dikamar hotelnya seorang diri, sedang alex sedang berjalan jalan keluar dengan salah satu teman.

Pemuda itu sengaja meminta layanan kamar untuk menyediakan piano untuknya, kesepuluh jari jari charles bergerak luwes. Ia sudah menghafal nott nott itu diluar kepala, sekali dua pemuda itu tersenyum. Ia sedang teringat lily, gadis itu menyukai instrument mariage d'amour selain passacaglia.

Saat berada dirumah dan tak memiliki jadwal lily sering sekali merecoki charles dan memintanya untuk bermain piano, sedang lily duduk disampingnya diam mendengarkan. Atau lily akan duduk disofa dan berakhir dengan tertidur.

Lily bilang permainan piano charles yg paling luar biasa, jika sudah begitu charles akan tersenyum pongah dan menepuk nepuk dadanya seolah menyombong.

Hampir satu bulan ini charles tak bertemu dengan lily karna jadwal triple header yg ada di benua amerika, sebetulnya pemuda itu sudah mengajak lily tapi gadis itu menolak. Berdalih akan ikut saat balapan penutup di abu dhabi nanti, jangan dikira charles tak memaksa.

Tapi lily keras kepala, terlebih jadwal siaran yg ia gunakan sebagai alasan. Jadi mau tak mau charles hanya bisa mengangguk pasrah.

Charles tersenyum kecil saat menyelesaikan permainan, pemuda itu mengambil ponselnya yg ia letakan tak jauh dari piano. Tak ada notifikasi disana, padahal sudah puluhan pesan yg ia kirimkan pada lily. Tapi gadis itu sama sekali tak membalas.

Charles mendengus kesal, dan akhirnya mencoba menelpon lily. Kedua alisnya bertaut mendengar suara dari opertor bahwa ponsel gadis itu sedang tidak aktif.

"tumben sekali, tak mungkin lily tidur. baru jam 10 malam di monaco" gumam charles seorang diri

Masih belum merasa yakin charles kembali menelpon, tapi lagi lagi hanya suara operator yg menjawab. Tak kekurangan akal charles mencoba mengirim pesan pada lorenzo untuk menanyakan keberadaan lily, tapi sama saja lorenzo belum juga membalas

Pemuda itu akhirnya bangkit dan berjalan mondar mandir tak jelas, charles benci saat lily tak bisa dihubungi. Pemuda itu trauma, dulu saat ia tengah berlibur ke meksiko untuk acara akhir tahun lily juga tak bisa dihubungi seperti ini. Dan ternyata gadis itu masuk rumah sakit, yg membuat kesal sama sekali tak ada yg memberitahunya. Bahkan sang ibu pun tidak

Dan charles benar benar tak mau hal itu terulang kembali, hampir hampir charles mengumpat kala mendengar pintu kamarnya diketuk secara brutal. Benar benar tanpa jeda

"Charless, charless buka pintunya cepat!!" Teriak seseorang dari luar

Pemuda itu membeo sebentar, suara itu sangat tak asing. Tp charles masih bergeming

Pintu kembali terketuk, dan teriakan kembali terdengar

"Charles, aku tau kau ada didalam. Buka pintunya"

Tanpa berlama charles langsung bergegas membuka kenop pintu, pemuda itu mengerjap mendapati lily berada disana dengan wajah sedikit kesal.

Gadis itu menyelonong masuk tanpa permisi, meletakan tas dan kopernya secara sembarangan kemudian langsung berbaring diatas sofa.

"Oh punggungku sakit sekali" keluh lily

Charles menutup pintu dan langsung mendekati sang sahabat sembari menatap bingung.

"Eh charles, tunggu jangan mengomel. Aku ingin beristirahat sebentar"

"Dimana alex, mengapa kau sendirian?"

"Aduh aku lelah, kau tau hampir seharian aku duduk tegak didalam pesawat. Kelas bisnis sudah habis, mau tak mau mengambil kelas ekonomi. Gila punggungku rasanya patah"

"Harusnya waktu itu aku menerima ajakanmu ya, bukan malah brngkt sendiri seperti ini"

"Apa kau sudah makan? Perutku lapar, makanan apa yg enak. Aduh tidak jadi, aku ingin tidur saja"

"Mengapa kau diam saja, tak senang melihatku datang?"

Lily mengoceh panjang lebar, charles hanya terdiam. Pemuda itu masih tak percaya lily tiba tiba menyusulnya ke brazil, sungguh.

Dengan susah payah lily bangkit kemudian menepuk tempat kosong disampingnya, meminta charles untuk bergabung.

Tanpa disangka charles langsung merengsek maju dan memeluk lily erat, sampai membuat gadis itu terhuyung. Aroma strawberry dari tubuh lily langsung memenuhi rongga hidung charles, ia merindukan aroma itu.

"Oh charles lepas, kau berat aku tak bisa bernafas" keluh lily lagi

Charles hanya tertawa dan melepaskan pelukanya, lamat lamat ia menatap lily yg terlihat berantakan. Gadis itu sepertinya kurang tidur, kantong matanya menghitam.

"Mengapa tak bilang jika kemari, kalau tahu begini aku bisa meminta orang untuk menjemputmu"

"Supriseeeeee!" Seru lily bersemangat

Charles hanya bisa menggeleng pelan

"Sebenarnya aku tak berniat datang, tp aku lelah jika harus membalas pesanmu yg begitu menumpuk. Jd aku kesini saja" balas lily sengaja mengejek

"Cih"

Charles mendengus sebal, meski begitu ia kembali menarik lily kedalam pelukanya. Membenamkan wajahnya diceruk leher gadis itu

"Aku merindukanmu lil" bisik charles

Lily terkekeh, gadis itu mengangguk dan menbalas pelukan charles tak kalah erat

"Aku juga merindukanmu charl, itu alasanku datang"

Ucapan lily sukses membuat perut charles melilit, dulu mungkin charles akan bertanya tanya mengapa ia merasa seperti itu. Tp sekarang charles menikmatinya, sekalipun ia masih denial dan menganggap itu semua hanya bentuk kasih sayang sebagai seorang sahabat.

#
Note :
Hanya butuh waktu 30 menit aku nulis cerita ini haha karna lg kangen bgt sm charles huhu.
Enjoy! 💙

Potrait Of You || Charles LeclercTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang