22. Jules Birthday

170 16 2
                                    

"Charl..."

"Hari ini jules ulang tahun....."

"Apa yg kita lakukan biasanya ya charl, aku lupa"

Terdengar kekehan kecil diujung sana, charles meremas ponsel yg ia pegang

"Ah aku ingat, biasanya kita datang ke apartment jules tepat saat tengah malam"

"Lalu kita akan memberi suprise, aku membawa kue. Dan kau meniup terompet kencang kencang. Jika sudah begitu jules pasti akan terbangun dengan wajah bodohnya"

"Pasti dia akan terdiam sebentar, menggosok wajahnya yg masih amat mengantuk. lalu menatap kita lamat lamat"

Lily kembali terkekeh, bedanya suaranya kali ini sedikit bergetar. Charles tak berani merespon

Hening sebentar.

"Lalu jules pasti akan marah dan mengomel panjang lebar. Mengatakan bahwa tak seharusnya kita keluar saat tengah malam, ya meskipun akhirnya dia akan berterimakasih"

"Dan jules pasti memeluk kita bergantian, aku yg selalu paling lama. Lalu kau akan kesal dan menarikku paksa"

"Apa kau ingat?"

Charles menghembuskan nafas panjang sebelum menjawab

"Ya, aku ingat lil"

Kembali hening, charles mendengar isakan. Ia tau lily sedang menangis, gadis itu pasti berusaha sekuat tenaga utk tak terdengar.

Charles berulang kali mengumpat dalam hati, andai saja ia berada dirumah, andai saja ia tak pergi mungkin ia bisa merengkuh lily kedalam pelukanya. Menenangkan gadis itu disaat seperti ini.

"Kira kira apa yg dikerjakan jules sekarang ya charl, apa dia melihat kita dari atas sana?"

"Mungkin dia akan marah karna sekarang aku sering sekali begadang, padahal ia sangat membenci hal itu"

"Mungkin juga ia sedang tersenyum bangga dengan segala pencapaianmu charl"

Tidak! Charles tidak bisa hanya diam dan tak berbuat apapun, sedang ia tau lily sedang menangis diujung sana.

Tapi apa yg bisa pemuda itu perbuat, keduanya terpisah jarak ratusan kilometer. Tak mungkin charles mendadak pulang hanya demi menghibur lily, alasan bijak apa yg jarus ia katakan pada kekasih dan para sahabatnya.

Lagi lagi charles hanya bisa meremas ponselnya hingga buku2 jarinya memutih, dan mengumpat berulang kali dalam hati.

"Lily, dengar"

"Aku rindu jules" potong lily cepat, seolah gadis itu tak ingin mendengar balasan apapun dari charles.

"Aku juga merindukanya lil" gumam charles

"Charl, baik baik disana. Aku menunggumu pulang" Lily berujar pelan, membuat charles mengusap wajahnya kasar.

"Bersenang senanglah, kalau begitu kututup dulu"

"Lil, tunggu" sela charles cepat

Namun terlambat, lily sudah mematikan panggilan. Pemuda itu melempar ponselnya asal diatas tempat tidur, ia marah. Ia menyesal tak membawa lily ikut serta, jika seperti ini yg bisa charles lakukan hanya menunggu sampai pulang.

Disisi lain lily tengah duduk meringkuk dilantai sembari memeluk tubuhnya sendiri, bahunya bergetar. Gadis itu menangis sesenggukan.

Sudah 8 tahun berlalu, tapi rasanya masih kemarin ia bisa merayakan ulang tahun jules bersama sama. Tapi sekarang keadaan jauh berbeda, lily mengusap wajahnya kasar. Gadis itu bangkit dan berjalan menuju lemari disudut ruangan.

Mencari digantungan baju sebuah sweater berwarna abu dengan corak absurd yg sampai sekarang lily tak tahu apa, gadis itu langsung memakainya.

Sweater itu milik jules, pemuda itu sendiri yg meminta lily untuk menyimpanya dulu.

Ponselnya kembali berdering tapi lily mengabaikan, ia tahu itu charles. Setitik rasa bersalah muncul karna sudah menelpon charles tadi, pemuda itu pasti khawatir. Biarlah, lily berjanji akan menelpon charles besok dan meminta maaf.

Kini gadis itu berbaring, membiarkan air mata masih membasahi pipinya. Sebelum terlelap ia berdoa, meminta jules datang sekalipun hanya dalam mimpi. Paling tidak itu bisa mengobati rasa rindunya pada jules.



*Jules Bianchi will always be remembered as an exceptional driver and an extraordinary human being*

We miss you Jules

1989-2015

Potrait Of You || Charles LeclercTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang