12. Monaco 2 (Daniel)

205 14 0
                                    

Entah apa yg merasuki lily, bangun pagi pagi sekali dan langsung menuju dapur. Bukan menjadi kebiasannya di hari libur tentunya, sampai mom bingung sendiri dengan tingkah lily.

Kurang dari pukul 9 pagi 2 loyang brownies berukuran sedang sudah tersaji rapi dalam kotak bekal berwarna ungu milik mom yg lily pinjam. Setelah kejadian monaco 3 hari lalu lily teringat daniel yg mengalami nasib kurang beruntung seperti charles, namun ia tak sempat bertemu daniel karna langsung pulang hr itu. Bahkan ia tak sempat mengirim pesan karna sibuk menghibur charles

Dan sekarang ia sudah duduk manis disofa apartment milik daniel sembari membawa paper bag yg berisi brownies buatanya, lily duduk dengan gelisah merasa tindakannya kali ini kurang tepat.

Memang ia dekat dengan daniel, bahkan daniel sering menggodanya dengan gombalan gombalan yg ia lontarkan. Tp baru kali ini lily datang karna merasa ia harus menghibur daniel.

Daniel keluar dari kamar dengan keadaan lebih rapi dan wangi, dan rambut yg masih sedikit basah terlihat dari masih adanya tetesan air mengenai lehernya. Saat lily datang daniel tengah melakukan work out, bahkan pemuda itu sedikit terkejut mendapati lily sdh berada di depan pintu apartment nya.

"Sekarang jelaskan mengapa kau tbtb kemari ?"

Lily hanya terkekeh pelan mendengar pertanyaan daniel, ia bergegas mengambil kotak yg ia bawa

"Tadi pagi aku membuat ini, dan kukira aku harus memberikannya padamu. Tapi jika kau tak..."

Daniel langsung merebut kotak dari tangan lily dan membukanya, "sepertinya enak" gumamnya lalu mengambil sepotong brownies dan mencobanya.

Lily harap harap cemas, takut brownies yg ia buat tak sesuai dengan selera pemuda itu. Daniel mengangguk dan tersenyum menatap lily.

"agak terlalu manis untukku, tp aku menyukainya. terimakasih"

Akhirnya lily bernafas lega, setidaknya brownies buatanya tidak buruk hingga daniel masih bisa memakannya.

Sedetik suasana menjadi hening, daniel diam lily pun. Hanya terdengar suara detak jarum jam diruang tengah. daniel yg duduk disebelah lily tertunduk mengetuk asal ujung jari kakinya di lantai

"apa kau baik baik saja?" tanya lily akhirnya

Daniel menoleh dan menatap bingung,

"maksudku apakah kau baik baik saja setelah race di monaco kemarin?" gumam lily pelan pelan, ia takut pertanyaan nya menyinggung daniel dan membuat pemuda itu bersedih ataupun emosi.

Terdengar kekehan daniel, yg semula ia hanya menoleh kini memiringkan badannya dan menghadap lily. Menopang dagunya dengan tangan, menatap lily intens

"jadi kau kemari karna mengkhawatirkanku? memangnya kemarin kau datang ?"

"bukan begitu maksudku, ehehe"lily mencoba mengelak, ia menggaruk pelipisnya asal menghilangkan rasa gugup karna daniel menatapnya begitu dekat.

"aku datang bergabung dengan lorenzo dan arthur"

"mengapa kau tak menemuiku?"

Lily hanya membalas dengan senyuman pertanyaan dari daniel, ia tak mungkin menjelaskan bahwa ia tak menonton balapan hingga selesai.

"bukankah kau pernah bercerita jika race monako adalah favoritmu, dan kemarin kau start dr P12. dan aku mengira mungkin saja kau terlihat kesal dan kecewa atau merasa sedih dan apapun yg membuatmu tak baik baik saja."

"Jadi aku memutuskan menemuimu, yah meskipun sudah lewat bbrp hari. Tp mungkin saja kau masih kesal, tp aku berharap tak begitu. Dan aku tak mengkhawatirkanmu, aku hanya kepikiran kau sedih. Jadi mengapa aku terus berbicara, hashh menyebalkan sekali" jelas lily panjang lebar

Daniel tertawa mendengar penuturan lily, sedangkan gadis itu menepuk nepuk bibirnya merasa ia terlalu banyak berbicara yg tidak tidak dan membuatnya malu sendiri.

"stop lil" daniel menarik tangan lily, lily tercengang dan menatap daniel

"terimakasih sudah memikirkanku"ucap daniel tersenyum

"memang mengecewakan dan aku sempat kesal, tapi aku tak menyalahkan siapapun mengenai hal ini. mungkin memang keberuntungan belum memihakku"

Lily melepas tangan daniel yg menggenggam lengannya, gantian sekarang ia yg memutar tubuhnya dan menghadap daniel.

"kupikir aku bisa memberikan satu pelukan untukmu, tapi ingat bukan berarti kau bisa mengajakku berkencan" ucap lily tegas.

Sekali lagi tawa daniel keluar hanya karna ucapan lily yg sedikit nyeleneh baginya, tapi daniel mengangguk dan langsung merengkuh tubuh lily memeluknya.

Lily tersenyum, menyandarkan dagunya di pundak daniel. Memeluk dan menepuk punggung laki laki itu pelan.

"kau akan membaik, dan pasti ada waktu dimana kau bisa memenangkan balapan meskipun tak sekarang. dan aku percaya itu daniel, dan aku orang pertama yg akan memberimu selamat saat kau naik podium. kau mengerti" gumam lily

Daniel mengangguk, ia senang mengetahui lily mengkhawatirkannya. Meskipun ia tahu gadis itu sangat susah sekali untuk di luluhkan, dan daniel semakin mengeratkan pelukannya seolah tak ingin lily cepat cepat pergi.

Potrait Of You || Charles LeclercTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang