② I Hate Him

484 85 34
                                    


Senin dan Jum'at adalah hari yang paling di hindari saat pembagian jadwal piket. Namun sialnya Lia malah mendapat jatah piket di hari Jum'at,bayangkan saja setiap hari Jum'at dia harus piket setelah panas-panasan senam di tengah lapangan.

Bisa saja jika ingin melakukan piket sebelum senam dan tentunya harus datang lebih awal ke sekolah. Tapi itu bukanlah Lia,datang pagi-pagi melaksanakan piket seperti menyapu,mengambil buku paket,menyiram tanaman,dan sebagai macam. Sehabis melakukan sholat subuh saja Lia selalu lanjut molor.

Cewek itu mengibaskan tangan,berharap ada sedikit angin yang dapat menyejukkan lehernya. Sesaat sampai di kelas,Lia sedikit iri dengan teman-temannya yang tinggal duduk dan kipasan dengan mini fan,sedangkan dia harus pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku paket sebelum guru yang mengajar datang.

Parahnya lagi,teman satu jadwal Lia tidak ada yang mau membantu dia dengan berkedok sudah mengerjakan tugas piket lainnya. Lia benar-benar menahan emosi agar tidak berdebat,atau merengek-rengek meminta tolong pada mereka. Dia terlalu malas untuk melakukan hal semacam itu,Lia lagi cape sekarang.

Setelah menemukan buku paket matematika peminatan,Lia langsung menulis nama dan kelasnya pada buku peminjaman. Beruntung,buku paket yang dia bawa lebih tipis di banding buku paket biologi ataupun sejarah. Jadi Lia bisa membawanya dengan santai.

Selama derap kakinya menyusuri koridor,Cewek itu merasa ada yang aneh dengan sepatunya; terasa longgar saat berjalan,dan benar saja tali sepatu Lia terlepas,pada akhirnya membuat sang empu mendengus kesal dengan sepatu tua yang sudah ia pakai selama dua tahun.

Mau tidak mau,Lia menaruh tumpukan buku paket itu di lantai dan berjongkok untuk mengikat tali sepatunya.

Entah dosa apa yang Lia perbuat,seorang siswa dengan tidak tau diri menendang tumpukan buku paket yang Lia taruh di sebelahnya tadi. Sontak tanpa pikir panjang, tubuh cewek itu terangkat tanpa peduli dengan sepatunya yang belum terikat sempurna.

"WOY! PUNYA MATA KAN?!" Bentak Lia dengan emosi sudah di ubun-ubun. Jujur,Hari ini Lia sangat lelah,sangat mudah baginya sekarang terpancing emosi.

Sang pelaku yang mendengar bentakan Lia menoleh,sudut matanya bergerak memperhatikan buku paket yang berserakan di lantai koridor, tanpa ada niat membantu sedikit pun.

"Gak sengaja" dengan dua kata dari mulut cowok itu,berhasil membuat setan dalam diri Lia meraum-raum ingin mencabik orang di hadapannya ini. Bagaimana tidak? Cowok itu mengatakannya dengan wajah angkuh tanpa rasa bersalah.

"gak sengaja? Gila ya lo? Minta ma-" ucapan Lia terpotong,hatinya terasa sakit saat cowok itu malah menyelenong pergi tanpa ada niat mendengar omongan Lia. Yang terakhir Lia lihat hanya putaran bola mata jengah seakan tidak tertarik mendengar protes nya.

Kenapa sih ada orang jahat kaya gitu?

Bibir Lia terasa kelu,cewek itu kembali berjongkok memunguti buku paket yang berserakan di lantai. Saat itu juga Lia mati-matian menahan tangis. Sakit hati? Tentu saja,dan ini bukan soal baperan,tapi cowok itu saja yang sudah keterlaluan pada Lia. Beruntung dia berada di koridor belakang perpustakaan, yang notabenya memang sepi.

"Lia! Kok lama? Gurunya udah pengen masuk" seru mika tidak lama datang,namun melihat raut wajah Lia yang tidak memungkinkan, rasa ingin mengintrogasi mika urungkan dan memilih untuk membantu daripada mereka berdua kena marah guru nantinya.

...........

"Sumpah ya mik! Mulai sekarang gue bakalan jadi haters nomor satu Jericho Novaldo! Titik! Gak pake koma!" Curhat Lia pada Mika yang turut prihatin,cewek itu meluapkan segala kisah tentang peristiwa buku paket dengan penuh emosi dan sesekali berlinang air mata. Sedikit menggelitik perut Mika sebenarnya.

Tentang J&L [Jeno-Lia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang