Sungguh Lia memaki diri sendiri atas kecerobohan yang ia perbuat. Gantungan kunci itu lepas dari tasnya, menjadi bukti kuat bahwa kotornya baju Jeno di sebabkan oleh anak kelas 11 B. Gantungan kunci itu di buat khusus oleh anak-anak kelas 11 B sebagai tanda kekompakan mereka. Dari lambangnya saja sudah bertulis 'B56' yang menjelaskan bahwa itu identitas kelas Lia dan mereka merupakan angkatan ke-56."Ini persis banget jatoh di bawah meja gue,kalian masih gak ada yang mau ngaku?" Jeno menatap tajam sambil mengangakat gantungan kunci yang masih menjuntai di tangannya.
Anak-anak lain hanya saling lempar tatap bingung,berbisik-bisik,dan menebak-nebak siapa yang berani menumpahi seragam Jeno dengan susu coklat.
"Ayo guys,ngaku aja siapa ngelakuin? Jeno cuman mau bicarain baik-baik kok,jangan sampe masalah ini ke BK" Himbau Umin, sebenarnya dia juga gugup,apalagi posisinya sebagai ketua kelas membuatnya harus bertanggung jawab atas segala yang terjadi di kelasnya
Bicara baik-baik? Lia ragu dengan pernyataan itu,karena dia ingat betul saat Jeno berselisih dengan seorang anak yang terkenal bermasalah, hingga menimbulkan banyak buah bibir kala itu. Tentu saja menimbulkan buah bibir,sebab saat tertangkap basah oleh guru keduanya di temukan dalam keadaan babak belur. Usut punya usut Jeno hanya melakukan pembelaan,entah itu pembelaan terhadap apa, sampai sekarang tidak ada yang tahu pasti mengapa mereka berkelahi.
Singkat cerita,anak itu di skors selama seminggu tapi Jeno masih selamat,walau pada akhirnya cowok itu tetap di beri beberapa tugas sebagai hukuman.
"Jen,punya gue masih ada nih. Nah saran aja,kalo pelakunya gak ngaku-ngaku bisa aja di cek siapa yang gak punya" titah salah satu anak cowok,ia mengangkat gantungan kunci miliknya menyatakan bahwa bukan dia pelakunya.
Lantas jantung Lia semakin berdegup kencang mendengarnya,pasokan oksigen di paru-parunya semakin menipis,di tambah lagi Jeno yang mengangguk setuju dengan saran cowok itu.
"Dari pada di cek satu-satu,mending kalian tunjukin aja gantungan kunci punya kalian" saran Umin,semuanya menurut dan sesekali ada yang mendengus kesal karena jam istirahat mereka jadi terpotong.
Semua merogoh tas dan kotak pensil mereka,begitu pun Lia yang berpura-pura merogoh tas,Namun semua itu sia-sia dan tidak bisa mengubah fakta jika gantungan kunci nya sekarang ada di tangan Jeno. Lia tidak bisa meminta tolong pada siapa pun,apalagi Mika yang hari ini tidak masuk sekolah.
Gantungan kunci mereka tunjukkan di depan Jeno,dan tentu saja ada anak yang tidak memiliki gantungan kunci sekarang.
"Jadi ni punya lo?" Tanya Jeno mensejajarkan diri,hawa dingin benar-benar menyelimuti cowok itu.
"Punya gue di tinggal di rumah.gue gak pernah make" bela Rendi,anak paling soft di kelas Lia.
Cewek itu membatu seketika saat melihat Rendi yang menjadi sasaran. Rendi yang duduk paling depan menjadi sorotan pertama saat mata Jeno mencari pelakunya. Lia bingung harus bagaimana,Rendi tidak tahu menahu soal seragam Jeno yang tiba-tiba kotor. Sangat kejam jika Lia membiarkan Rendi tertuduh seperti ini,tapi di sisi lain ia juga takut untuk bicara.
"Jangan bikin rumit keadaan,ngaku aja lo" tutur Jeno dingin di hadapan Rendi,namun selembut apa pun seorang Rendi Herlambang,jika merasa itu bukan salahnya maka ia tidak akan mau mengaku salah.
"Lo gak denger ya?gue bilang punya gue ada di rumah,sampe kapan pun lo minta gue ngaku tapi kalo itu bukan gue ya mau gimana!"
Mendengar balasan itu,membuat Jeno terdiam penuh intimidasi menatap Rendi. Di lihat Felix wajah Jeno yang sudah di selubung rasa amarah membuat tangannya mendarat di bahu Jeno,meminta cowok itu tetap tenang dan menyelesaikan nya dengan kepala dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang J&L [Jeno-Lia]
RomanceCinta itu rumit. Lia benar-benar tidak tertarik. Ia hanya ingin hidup dengan sederhana di masa SMA nya, sederhana seperti karakter sampingan yang seringkali di gambarkan tanpa wajah dan buram. Walau terlihat tidak penting, setidaknya mereka hidup le...