⑨ Rumah Jeno: It's Not Him

64 6 1
                                    

"Tante pergi dulu, Lia tolong jagain Jeno ya" ucap tante Jeno yang sudah siap untuk pergi. Seperti yang Jeno katakan sebelumnya, Tentenya ada keperluan kantor sore hari ini.

Namun di sisi lain,Lia berfikir apa dia disuruh berlama-lama di rumah ini? Lia hanya bisa terdiam dan Wanita paruh baya itu pergi setelah meletakan dua jus apel dimeja lipat.

"Hati-hatii ya" seru Jeno sebelum tantenya benar-benar meninggalkan rumah.

Kini kembali dengan Lia, cewek itu masih diam. Jeno akhirnya berucap "di minum Li" untuk memecah kembali suasana.

"Gimana? Abis minum jus mau langsung pulang? Takutnya gak enak berduan sama gue, di rumah cuman ada kita berdua"

Tentang ajakan Jeno menggunakan 'aku,kamu' dengan keras Lia tentu menolaknya, itu sedikit mengggelikan bagi Lia. Dia sudah cukup nyaman dengan penggunaan yang ada.

"Gue pulang sebelum gelap,untuk sekarang santai aja dulu" jawab Lia dan kemudian meminum jus yang telah di sediakan.

Mendengarnya Jeno tersenyum simpul. "Oke" balasnya.

Tidak lama, setelah menghabiskan jus apel dan berbincang-bincang ringan. Tiba-tiba ada suara perut berbunyi, tentu saja sumbernya dari perut Jeno. Lia yang mendengar itu jadi terkekeh dan Jeno hanya bisa tersenyum malu atas perutnya yang berbunyi begitu kencang.

"Makan yu?" Tawar Jeno

"Gue gak laper Jen"

Cowok itu memasang wajah cemberut, Jeno pikir masa dia makan sendiri sedangkan Lia tidak.

"Di kulkas lo ada apa? biar gue masakin" tanya Lia, tentunya membuat Jeno tidak habis pikir saking senangnya. Mencoba masakan Lia,kan? Tentu saja dengan senang hati Jeno mau.

"Kok jadi lo yang repot, gak papa. Kita order aja" walau akhirnya Jeno tetap tidak enak. Masa Lia disuruh masak padahal dia yang kelaparan.

"Gak repot, kalo gue masak. Gue ikut makan nanti deh, Mayan kan uang jajan lo gak ke kurang" Dan akhirnya mereka berdua sepakat untuk memasak.

*****

"Tapi Tante lo gak papa kita pake bahan masakannya?" Tanya Lia saat melihat-lihat isi kulkas.

"Gak papa, kata tente juga kalo di rumah bebas make bahan dapur. Tante gue mana pernah masak Li"

"Jadi yang masak?" Tanya Lia sambil refleks menoleh pada Jeno.

"gue"

Lia sedikit memerengkan kepalanya,sambil mengerutkan dahi. Agak membingungkan mendengar Jeno bisa memasak rupanya. Cewek itu kemudian mengeluarkan beberapa bumbu masak, rumput laut, daun bawang dan tahu dari kulkas.

"Kita bikin sup miso mau?"

"Boleh,boleh" balas Jeno.

"Oke, Jeno masak nasi aja dulu" perintah Lia. Yang langsung dilaksanakan oleh Jeno.

Lia kembali fokus. Cewek itu memotong-motong bahan makanan, mendidihkan air, dan meracik bumbu secara bertahap. Jika soal memasak, Lia bisa dibilang terampil. Sebab ia mewarisi tangan ibunya yang ahli dalam memasak. Alasan ibu Lia selalu di rumah, bukan sepenuhnya karena sebagai ibu rumah tangga, tapi ibu Lia juga membuka jasa catering makanan dan Lia cukup sering membantu. Itu jadi alasan kuat Lia terbiasa memegang alat-alat dapur dan meracik masakan.

Tidak lama, dua porsi miso sudah siap beserta di temani nasi hangat. Keduanya duduk di meja makan, dan siap menyantap hasil kerja mereka. Kebetulan sekali cuaca sore terasa dingin,sangat cocok dengan miso mereka yang masih hangat. Satu sendok masuk kedalam mulut Jeno. Cowok itu melebarkan mata dan Lia yang melihat itu jadi penasaran pendapat Jeno tentang masakannya.

"Ini enak" seru Jeno. Respon tersebut di balas senyum bahagia oleh Lia.

"Tapi pang- ngas" lanjut Jeno. Itu berhasil membuat Lia kesal, bukannya fokus makan dengan pelan tapi Jeno malah sibuk berusaha untuk bicara.

"Makanya makannya jangan banyak ngomong,pelan-pelan aja juga"

"Iya iya,galak ih" sahut Jeno sambil sedikit memanyunkan bibirnya. Tapi bukan jeno jika tidak kepala batu. Cowok itu malah kembali membuka mulut.

"Eh Li, lo tuh ada usaha jualan online gitu ya?" Tanya Jeno.

Niat hati Lia ingin mengabaikan omongan Jeno. Tapi mendengar pertanyaan tidak jelas itu, refleks membuat Lia menatap Jeno bingung. Usaha online? Membantu catering ibunya saja sudah membuat Lia kewalahan, apalagi harus mengurus usaha online segala.

"Enggak,kok kepikiran gitu?"

"Oh? enggak ya?,soalnya kemarin liat tumpukan kertas bingkisan warna baby blue gitu di atas meja belajar lo, kirain lagi bungkusin order-an"

Lia seketika tertegun mendengar ucapan Jeno barusan, "hah?"

"Oh enggak,enggak masuk kamar lo kok Li. Cuman kemarin waktu aku mau ke kamar kecil itu kan lewat kamar lo, nah kebetulan pintu kamarnya kebuka. Trus langsung nampilin meja belajar lo gitu"

Iya Lia tau,Jeno tidak mungkin se-lancang itu masuk ke kamar Lia. Tapi bukan itu,bukan itu yang membuat otak Lia berseteru dengan pikirannya, Ini soal bingkisan. Jeno tidak tau apa-apa? jadi bukan Jeno?

Lia ingin memastikan, ia menggambil handphone nya dan menunjukan pada Jeno beberapa foto bingkisan yang sering dia dapat belakangan ini.

"Lo gak tau tentang bingkisan ini?"

Jeno sedikit kebingungan. "eng..gak, tapi ini bingkisan yang ada di atas meja lo kan? Kenapa?"

Ternyata bukan Jeno,bukan dari Jeno semua bingkisan itu. Lia sedikit kecewa. Jadi ini dari siapa sebenarnya?

"Li?" Tanpa sadar ternyata Lia melamun, dua bola mata Jeno menatap Lia penuh tanda tanya.

"Ah enggak,enggak. Itu gue sama Mika suka tukeran kado, jadi ke kumpul gitu kertas bingkisan nya" Bohong Lia pada Jeno.























to be continue....



____________________________________

Makasih buat kalian yang masih setia kasih bintang 🌟💚 It means a lot💚

Tentang J&L [Jeno-Lia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang