Masih nggak nyangka bacain komentar-komentar kalian semua, ternyata beneran ada yang baca ceritaku, huhu. Makasih banget yang udah baca, vote dan komen. Aku usahain tepat waktu ya updatenya ♥️.
Happy Reading ...
。◕‿◕。
Sejak kejadian pagi itu, di mana suara aneh kembali terdengar hingga membuat nafasnya sesak dan kepalanya pusing, Irish belum lagi mendengarnya.
Irish merasa itu seperti suara Rean, terkadang Pamela atau bahkan keluarganya. Yang tidak ia mengerti, darimana asal suara itu? Sangat aneh. Sebenarnya ia ingin menghubungi Arina, tetapi Ponselnya masih belum ditemukan, lagipula selama tinggal di apartemen ini Irish merasa lebih baik, rasa sakit hatinya perlahan hilang. Lalu perasaannya pada Rean, mulai tergantikan dengan sosok baru.
Kim Junmyeon, lelaki itu mustahil untuk bisa dia gapai, tetapi perasaan Irish bebal. Sudah seminggu mereka bertemu, yang artinya waktu Junmyeon di sini hanya tinggal 5 hari. Dia mengatakan, sehari setelah konser, ia dan membernya akan pulang ke Korea.
"Untukmu" Junmyeon mengulurkan sesuatu, yang Irish yakini mirip sebuah tiket.
Ya, mereka kini tengah berada di rooftop gedung apartemen. Sore hari seperti ini, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Entah siapa yang memulai, hal itu seperti rutinitas yang selalu mereka kerjakan. Bahkan, seminggu ini Irish masih belum melihat satupun teman-teman Junmyeon.
"Kenapa kamu ngasih ini buat aku?" Tanya Irish sembari menerima tiket tersebut.
"Aku ingin kamu datang di konser kami. Kalau kamu berkenan"
"Aku mau sih, tapi rasanya bakalan aneh. Jujur aja, aku belum pernah datang ke konser" Irish berkata sembari memandangi tiket yang dipegang nya. Dia merasa senang, takut, sekaligus aneh dalam waktu bersamaan.
"Tidak apa-apa, itu tiket VIP. Jadi kamu tidak perlu berdesakan. Aku berterimakasih sekali, karena kamu mau menemaniku selama disini. Aku kira dua mingguku akan terasa membosankan, tapi ternyata tidak. Sangat luar biasa bersama kamu" Junmyeon menunduk, menatap mata Irish. Tinggi perempuan itu hanya sebatas dagunya.
"Aku juga. Kirain kamu tuh orangnya kaku, secara kita dua orang asing yang nggak sengaja ketemu, apalagi kamu artis terkenal. Kaya mustahil aja aku bisa berdiri di samping kamu sekarang. Emang bener kata Arina, kadang yang non fans bisa lebih beruntung dibandingkan fans itu sendiri" Irish terkekeh mengingat ucapan adiknya yang kini sangat disetujui nya.
"Kamu merasa beruntung bisa berdiri di sampingku?"
"Jelas lah, siapa yang nggak merasa beruntung?. Kamu Junmyeon, rasa-rasanya hampir semua orang yang mengikuti tren kenal sama kamu" Irish berkata sangat semangat.
"Kamu berlebihan. Kita sama-sama manusia, Irish" Junmyeon tersenyum, sangat indah membuat Irish terpaku beberapa saat.
"Iya sama, tapi keberuntungan kita beda, haha" Irish tetaplah Irish yang hanya canggung di awal. Seiring berjalannya waktu, ia sudah menunjukkan kecerewetannya. Bahkan ia tidak jaim lagi di depan penyanyi asal Korea itu.
"Andai kita nyata" Junmyeon berkata sembari memandang langit yang mulai gelap.
"Maksud kamu?" Irish mendongak, keningnya mengkerut. Ia tidak paham dengan ucapan laki-laki itu. Mereka tidak nyata?. Jelas Irish tau, Junmyeon sosok yang dikenal dunia, sedangkan ia?, Hanya perempuan malang yang ternyata adalah selingkuhan.
Mereka jelas tidak nyata untuk bisa bersama. Junmyeon tidak perlu mempertegasnya. Ah, Irish terlalu halu.
"Tidak apa-apa. Ini sudah gelap, sebaiknya kita kembali kedalam" lelaki dengan kaos hitam serta celana jeans itu melangkah lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
u n f a i r
RomanceIrish mencintai Rean, namun jika ternyata ia hanya 'Selingkuhan' jelas Irish harus meninggalkan lelaki itu sejauh-jauhnya, meski pada detik terakhir menjelang pernikahan. Dan karena itu pula, ia harus mengalami kecelakaan hingga membuatnya koma, yan...