Bab 07

79 18 3
                                    

"Irish, nanti sore temenin bunda cek lokasi ya" Bunda datang dari dapur sembari membawa sereal untuk sarapan Irish dan Arina pagi ini

"Boleh deh, bun. Hari ini aku cuma ada satu kelas doang" Bunda Irish baru saja berencana membuka toko kue. Katanya, ia selalu kesepian di rumah karena dua anak gadisnya sudah besar dan sering menghabiskan waktu di luar.

Keluarga Irish memang pandai dalam hal bisnis. Ayahnya memiliki sebuah perusahaan di bidang otomotif, benar-benar dirintis dari nol. Sedangkan bundanya, dulu sempat menjadi asisten koki di sela aktivitasnya sebagai Mahasiswa. Lalu setelah hamil Irish, ia lebih memilih untuk full menjadi ibu rumah tangga karena tidak ingin kehilangan momen tumbuh kembang anaknya.

"Arina mau ikut juga, ih" gadis berseragam batik sebuah sekolah swasta itu menggerutu sebal karena tidak di ajak

"Kamu kan ada les nanti sore. Nggak boleh bolos ya, Rin!"

"Bunda, Arina udah pinter kok. Nggak perlu les lagi" gadis itu merengek sembari memakan sereal dengan tidak selera

"Pinter kamu tuh soal belanja online. Awas aja, kalau sampai guru les nya ngabarin bunda kalau kamu bolos, nggak akan ada lagi nonton konser, beli album dan haluin Oppa Korea"

"Jahat ih, masa ngancemnya itu terus. Bunda tau nggak, mereka itu yang bikin aku nggak depresi karena kejamnya hidup" Arina berkata dengan mimik wajah sungguh-sungguh, membuat Irish jengah

"Omongan kamu kaya orang gede. Kerjaannya aja cuma bangun, makan, sekolah, rebahan, buang-buang duit. Sok-sok an depresi" bunda terkekeh saat melihat anak bungsunya itu memanyunkan bibir

"Udah ah, aku mau berangkat sekolah aja" beranjak dari kursi sembari menenteng ranselnya, Arina menyalami bunda dan kakaknya

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Tidak lama, Irish ikut beranjak dari tempat duduknya untuk kembali ke kamar.

Mata Irish menangkap sebuah hoodie yang terlipat rapi di atas sofa kamarnya. Kejadian tiga hari yang lalu masih mempunyai efek menakjubkan untuk Irish.

Saat itu Sekala benar-benar mengantar Irish sampai didepan rumah. Membuat malam harinya didatangi mimpi indah.

"Hari ini ketemu Pak Sekala nggak, ya?" Ia bergumam sambil merebahkan diri di tempat tidur.

Lalu ia membuka ponsel, grup chat kelas ternyata sudah ramai pagi ini. Dan topik pembicaraan teman-temannya membuat ia mendelikkan mata.

Buru-buru ia mengirim pesan pada Ayana,

Ayana

Ay, itu yg di grup seriusan?

Apaan?. Viola bilang suka sama pak sekala?

He'em. Bnran di tolak ya?

Iya. Katanya pak sekala udh ada calon

Siapa calonnya?

Mana gue tau. Tanya aja sama orgnya langsung

"Nyebelin banget sih" Irish melempar ponselnya kesamping.

"Masa udah punya calon?. Nggak mungkin lah" ia terus bergumam. Tiba-tiba ia terduduk, wajahnya berubah cerah,

Buru-buru mengambil ponsel yang menyusup di bawah bantal

Nessal

u n f a i rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang