Setelah yakin dengan segala persiapannya, Irish di bantu sang adik keluar melalui pintu belakang. Karena acara akad dilaksanakan di rumahnya, jadi semua orang tengah berkumpul di ruang tamu, tidak ada satupun dari mereka yang berada di area belakang, Arina sudah memastikan itu.
Dengan cepat, Irish berlari melewati celah rumah para tetangganya. Beruntunglah ia tinggal di kawasan yang memiliki jalan setapak pada setiap belakang rumah hingga sampai pada jalan raya. Cukup lelah karena berlari, di tambah rasa gugup yang mendera. Sesekali melihat kebelakang, takut jika keluarga ataupun orang yang ia kenal mengejarnya.
Kepala Irish tiba-tiba pening, hingga ia harus menahan dengan sekuat tenaga agar tidak limbung, setidaknya hingga halte depan. Namun sayang, pandangan Irish kabur, membuat ia yang awalnya berlari menjadi hilang arah, bertepatan dengan sebuah mobil dari arah berlawanan menghempas tubuhnya. Irish kehilangan kesadarannya.
。◕‿◕。
Bau obat-obatan khas rumah sakit masuk ke indera penciuman Irish. Ah, waktu ia kabur sepertinya ada mobil menabraknya, mungkin itu alasan kenapa ia disini. Sumpah demi apapun, Irish merasa dirinya tidak mengalami sakit atau ada luka pada tubuhnya. Ia merasa segar seperti bangun dari tidur, jadi lebih baik sekarang ia pergi dari sini, sebelum keluarganya tau keberadaannya.
"Di mana ponselku?" Tanya Irish pada dirinya sendiri. Ia mencari di sekitarnya namun tidak menemukan benda pipih itu.
"Ah, bodo amat. Yang penting aku harus cepet-cepet pergi" Irish bergegas meninggalkan ruang inap itu setelah memastikan bahwa yang tidak ia temui hanya ponsel, sedangkan uang masih ada pada saku hoodie.
Setelah keluar dari rumah sakit, Irish mencari taksi untuk mengantarnya ke Apartemen. Ya, dirinya memiliki apartemen rahasia tepatnya. Karena tidak satupun dari keluarganya tau perihal tempat tinggalnya itu. Sewaktu di sekolah menengah, Irish sering menyisihkan uang saku yang lumayan banyak diberikan orang tuanya, hingga tepat empat bulan yang lalu ia dapat membeli apartemen itu.
Setelah mendapatkan taksi hingga sampai di apartemen, Irish segera masuk.
"Gila banget nih cewek. Udah untung gue mau sama dia, pake acara kabur segala. Malu-maluin!" Saat hendak menutup pintu Irish mendengar suara seseorang yang cukup familiar di telinganya, ia kembali memundurkan langkahnya, menengok ke kanan dan kiri, namun tidak mendapati seorangpun di sekitar situ. Kepala Irish mendadak pusing, suara tadi jelas sekali terdengar cukup keras, seperti sebuah makian.
Daripada memikirkan suara aneh itu, lebih baik Irish pergi ke kamarnya. Mungkin suara tadi hanya halusinasi dirinya saja. Efek tertabrak mobil, sepertinya otaknya sedikit bermasalah. Entahlah, tidur sepertinya solusi yang baik.
。◕‿◕。
Suara petir yang menyambar membangunkan Irish dari tidurnya. 20.30 WIB, ah rupanya sudah malam. Di luar sedang hujan, tapi gadis itu merasa sangat lapar. Salahkan ia yang tidak terpikir untuk membeli makanan ringan ataupun bahan-bahan untuk memasak saat menuju kemari. Sekarang Irish harus bagaimana? Disini jelas tidak ada satupun jenis makanan yang bisa di konsumsi.
"Kayaknya aku punya payung dan mantel hujan di depan" Irish bermonolog, kemudian secepat kilat menyambar hoodie dan berlari keruang tamu.
Di sana, ia hanya mendapat sebuah payung. Oke, tidak apa, jarak minimarket hanya di depan gedung.
Bertepatan ia keluar dari unit apartemennya, seseorang dari unit didepannya juga keluar. Membuat pandangannya terkunci sesaat. Irish seperti mengenal orang itu.
"Kim Junmyeon?" Tanpa sadar, sebuah nama lolos dari mulutnya. Membuat laki-laki di depannya menengok.
"Ya? Kamu mengenaliku?" Tanya pria itu dengan bahasa Indonesia yang sedikit terbata
![](https://img.wattpad.com/cover/219069920-288-k58619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
u n f a i r
Storie d'amoreIrish mencintai Rean, namun jika ternyata ia hanya 'Selingkuhan' jelas Irish harus meninggalkan lelaki itu sejauh-jauhnya, meski pada detik terakhir menjelang pernikahan. Dan karena itu pula, ia harus mengalami kecelakaan hingga membuatnya koma, yan...