“Chel, gue penasaran suara nya udah ilang.” ujar Lisa membuat Rachel mendekatkan telinganya ke handphone karena bisingnya suara jalanan meredam suara Lisa di seberang telepon.
“Gue cek ya.”
“Sabar dulu tungguin gue kesana, abis ini sampe.” Rachel sedikit berteriak, Jeffrey yang denger langsung ambil jalan pintas.
Namun nasib berkata lain, jalanan pintas juga nggak kalah macet, padat merayap, motor Jeffrey nggak diberi celah untuk putar balik sedikitpun.
“Sialan, tau gitu ga ambil jalan ini,” umpat Jeffrey memukul body motornya sambil menegakkan badannya melihat situasi di depan sana yang menjadi penyebab kemacetan.
Rachel sebenernya juga frustrasi dan pengen misuh-misuh juga tapi liat Jeffrey yang lagi kesel dia langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
“Chel, lo dimana siih?” tanya Lisa nggak sabar.
“Ini di jalan, macet, Lis. Sabar ya please.” mohon Rachel.
Layar handphone Rachel mengkabur terkena tetesan air hujan, ia tak terlalu memperhatikan presensi Lisa yang ternyata telah memasuki rumahnya diam-diam. Mengecek.
“Aaaa!!!”
Rachel menoleh ke arah handphone dan terkejut mendengar teriakan Lisa yang cukup lantang. Satu detik setelah Lisa berteriak, sambungan video call terputus.
Rachel tentu saja panik bukan main, dia mengelap layar handphone nya menggunakan jaket milik Jeffrey.
Calling...
Lilis not answered.
Beruntungnya jeda tiga menit jalanan kembali lancar, Rachel menepuk pundak Jeffrey.
“Jeffrey Lisa Jeffrey!”
“Hah? Lisa kenapa?”
“Gatauuuu, udah ga bisa di telepon.” cemas Rachel.
Setelah mereka memasuki komplek dan berjarak sekitar tiga rumah depan rumah Lisa mereka melihat kerumunan orang-orang, semuanya tampak heboh bahkan ada dua orang polisi disana.
Jeffrey memelankan motornya untuk melihat situasi, begitupun juga Rachel namun selanjutnya cewek itu spontan menjerit memanggil nama Lisa kala mendapati temannya disana, terduduk lemas di depan rumahnya dipeluk oleh Baskara yang memegang botol minum.
Rachel turun dari motor dan berlari memeluk Lisa juga. “Lis, kejadiannya gimana? Kenapa bisa se rame ini?”
Baskara mendorong Rachel. “Jas ujan copot dulu bego, basah semua ini baju Lisa.”
Rachel mencopot jas hujan yang dikenakannya karena hujan sudah reda. Jeffrey ikut terjongkok di sebelahnya, dia bersikap agak tenang karena Baskara datang tepat waktu menemani Lisa.
“Lo liat deh atap deket kamar gue, jebol beneran,” ujar Lisa yang udah kehabisan tenaga.
“Siapa yang jebolin atap lo?” tanya Rachel.
Lisa menghela napas. “Pak Basir.”
Rachel terdiam lalu menggeleng. “Gak mungkin.”
“Siapa Pak Basir?” tanya Jeffrey dan Baskara bersamaan.
“Dia yang benerin atap rumah Lisa dua minggu yang lalu.” jawab Rachel.
“Dugaan gue, dia udah untit gue selama dua minggu ini.” ujar Lisa.
“Pantesan dia ngefoto daerah yang bukan garapannya, ternyata ini.” tambah Rachel.
“Jadi dia tukang yang setelahnya dia ambil kesempatan untit lo gitu?” sahut Jeffrey.
![](https://img.wattpad.com/cover/222811313-288-k276925.jpg)