14

2.5K 297 26
                                    

Jeffrey memarkirkan mobilnya di sebuah rumah sakit ibu dan anak, menunggu sosok wanita yang ia kagumi kini. Rambutnya hitam kecoklatan, mempunyai figur wajah tegas namun berhati lembut.

“Halo? Dimana?”

“Bentar mau selesai, nunggu resep.”

Selang beberapa menit menunggu di dalam mobil diiringi musik radio, sambil cowok itu scroll sosmed, munculah sosok wanita yang Jeffrey maksud, berjalan tergopoh-gopoh keluar dari rumah sakit, Jeffrey langsung keluar mobil, bantuin nuntun orang itu dengan lancar.

“Makasih ya sayang.” perempuan itu mengelus surai Jeffrey sekilas, lalu ia membalas dengan senyuman, “Hmm, gimana tadi baby nya?”

“Sehat kok, pasti ganteng kayak papanya,” katanya menatap bangga cowok itu perempuan itu menggandeng tangan Jeffrey yang tersenyum menuju mobil lalu ia segera melajukan mobilnya.

Nggak perlu apa-apa lagi?” tanya Jeffrey saat akan membelokkan setirnya menuju apartemen miliknya yang diinap sementara oleh perempuan di sebelahnya ini.

Perempuan itu menggeleng karena emang untuk sekarang dia lagi nggak pengen beli apa-apa.

“Kalo butuh apa-apa kan tinggal klik tombol di telefon Jefri.” katanya sambil menaik turunkan alis.

Jeffrey mendengus lalu tertawa kemudian. “Terserah.”

Mereka keluar dari apartemen, tangan perempuan itu tertaut manja di lengan kiri Jeffrey, sedangkan tangan kanannya membawa tas milik perempuan itu.

Namun setelah Jeffrey baru saja menekan password apartemen nya matanya langsung membelalak terkejut.



































“MBAK JESS APART KU KOK JADI KAPAL PECAH?!”

Jadi kejadian beberapa jam yang lalu itu saat Jeffrey pamit Rachel mau keluar sebentar itu lagi jemput tantenya yang baru selesai check up kehamilan, namanya Jesslyn dia ini adeknya mamanya.

Kenapa manggilnya ‘mbak’ kok bukan ‘tante’? Awalnya cuma Kak Kristin doang yang manggil dengan sebutan mbak, mereka dulu deket banget karena dulu Kak Kristin diurusin dari balita ya sama Mbak Jesslyn.

Jeffrey akhirnya ikutan manggil pake mbak juga, katanya kalo pake ‘tante’ itu kesannya terpaut umur jauh, dan sedikit awkward, pokoknya lebih sreg manggilnya itu, mbak.

“JEFRIIIIII INI FLAT SHOES SIAPA???” tanya Jesslyn ketika membuka kardus yang berada di atas lemari baju.

Yang lagi rebahan di ruang tengah langsung lari cepet dan menghampiri tantenya itu. “Yaampun mbak, kok bisa dapet?” tanya nya ga habis pikir, bayangin aja Jesslyn ini hamil 7 bulan loh, kok bisa-bisanya manjat naik buat menuruti rasa penasarannya.

“Jawab dulu bocah! Flatshoes siapa?!” ucapnya seraya menunjuk-nunjuk sepatu tersebut, lalu ia menemukan lipstick merah yang berukuran kecil terselip di antara sepatu tersebut.

“Punya pacar aku mbak, abis kerkom...terus—ujan akhirnya aku pinjemin sandal, tapi dia lupa bawa balik sepatunya,” jawab Jeffrey ragu-ragu karena ditatap intimidasi oleh Jesslyn. “Biasa aja kali mbak, orang aku udah gede, masa nggak boleh bawa cewek?”

“Jadi kamu punya pacar?” tanya Jesslyn balik.

“Iya” jawab Jeffrey singkat.

“Oh berani ya bawa pacar ke apart, mbak aduin bunda loh ya.”

“Lah jangan dong, biar aku sendiri yang kasih liat ke bunda,” jawab Jeffrey seraya merampas kardus yang dipegang. Jesslyn berkata, “Nggak ada niat balikin kamu?”

ArachellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang